Anies Baswedan: Muhammadiyah Tumbuh Besar dengan Semangat Perubahan

Anies Baswedan: Muhammadiyah Tumbuh Besar dengan Semangat Perubahan

Smallest Font
Largest Font

YOGYA - Rakyat Indonesia saat ini sedang dalam persimpangan dan berusaha menentukan arahnya mau ke mana. Pernyataan singkat ini disampaikan oleh Calon Presiden nomor urut 01, Anies Rasyid Baswedan berkesempatan memberikan Kultum usai Shalat Maghrib di Masjid Haiban Hadjid, Selasa (23/1). Kultum ini masih dalam rangkaian agenda silaturahim Anies Baswedan ke PWM DIY

Dalam paparannya, mengutip surat Ali Imran ayat 26, intinya memberikan pesan bahwa kekuasaan ini akan diberikan dan ditarik, Allah yang menentukan. Melihat situasi saat ini dimana rakyat sedang dalam proses sebagai bangsa untuk nantinya menentukan arah Indonesia ke mana. 

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Dari sini, Anies ingin menyampaikan bahwa apapun politik, hasil pemilu, serta siapapun yang nanti ditugaskan, persyarikatan Muhammadiyah harus terus menjadi pembawa semangat perubahan. 

“Karena persyarikatan Muhammadiyah tumbuh besar dengan semangat perubahan dengan berfastabiqul khairat atau berlomba-lomba dalam kebaikan dan ini yang harus didorong,” ungkapnya. 

Bila memperhatikan perjalanan selama 100 tahun lebih, tidak banyak organisasi yang bisa menjalani usia sampai lebih dari 100 tahun dengan perkembangan yang luar biasa, seperti Muhammadiyah. Dimana dalam jangka waktu tersebut, mempunyai puluhan ribuan sekolah, 100 lebih perguruan tinggi dan rumah sakit, serta lain-lain. 

Anies menilai Ini adalah satu amal usaha yang mencerminkan manajemen yang rapi dengan daya tahan yang unggulan. Sehingga, ia berharap hal ini bisa menginspirasi bagi gerakan-gerakan yang lain. 

Pada kesempatan ini, Anies berpesan agar Muhammadiyah yang sudah lebih dari 1 abad ini, harus terus bicara ke depan. Menurutnya, keberhasilan dan kegagalan umat seringkali bukan karena mampu atau tidak mampu, tapi karena membaca perubahan zaman atau tidak. 

“(Membaca perubahan zaman) Itu kata kuncinya. Bagi yang melihat ke depan, pasti membaca pandangan dan perubahan zaman. Kalau menengoknya hanya ke belakang, berarti hanya menengok apa yang sudah dicapai, tapi kalau melihat ke depan artinya apa yang akan dicapai dan harus dihadapi,” ujar Gubernur DKI Jakarta 2017-2021 itu. 

Terlebih, saat ini kita menghadapi perubahan zaman yang luar biasa. Terutama di pendidikan dimana metode pengajaran, alat mengajar, dan semua informasi mengalami perubahan. Bahkan, tidak hanya di pendidikan, bidang-bidang lainnya juga mengalami perubahan.

Mantan Rektor Universitas Paramadina itu memandang Muhammadiyah dengan banyak bidang garap, salah satunya pendidikan telah memulai perubahan ketika KH. Ahmad Dahlan mendirikan sekolah yang saat itu dianggap sebagai terobosan yang maju. Tak hanya itu, berdirinya TK ABA oleh ‘Aisyiyah saat itu juga merupakan terobosan yang jarang sekali digunakan.

Untuk itu, berkaitan dengan pendidikan dan ikhtiar gerakan perubahan, menurut Anies harus ada keberanian yang dilakukan terus menerus. Di Yogyakarta hal ini harus didorong, apalagi banyak pakar dan kampus di Yogyakarta, seperti dari Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ada Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta hingga Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. 

Dari kampus inilah, Anies menilai perlu ada tugas khusus meriset transformasi pendidikan abad 21 yang pondasinya Islam tapi metodenya modern. Karena pesannya jelas, bahwa umat Islam sering kalah bukan karena tidak mampu, tapi karena tidak bisa mengantisipasi perubahan. 

“Kita semua sama-sama siap mengantisipasi perubahan, dan umat kita tidak akan berubah jika membiarkannya. Di Yogyakarta sebagai tempat cikal bakal berdirinya Muhammadiyah dan juga tempat dunia pendidikan, mudah-mudahan akan dilakukan terobosan-terobosan perubahan di sini,” tandas Anies. (*) 

Wartawan: Dzikril Firmansyah 

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    1
    Wow