AMM DIY Merayakan Kegagalan Negara
YOGYAKARTA — Angkatan Muda Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (AMM DIY) menggelar aksi demonstrasi turun ke jalan, Sabtu (10/9), di Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta. Aksi ini merupakan buntut dari kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM pada Sabtu (3/9) lalu.
Dengan tajuk “Merayakan Kegagalan Negara”, para demonstran yang terdiri dari Pemuda Muhammadiyah, IMM, dan IPM menyuarakan keprihatinan terkait berbagai kebijakan pemerintah yang dirasa sangat kontroversial. Selain kenaikan harga BBM, juga terdapat RUU Sisdiknas, RKUHP, UU ITE, UU Cipta Kerja, pemindahan Ibu Kota Negara, dan lain – lain, yang tentunya hal – hal tersebut sangat mengancam kehidupan demokrasi bangsa dan negara.
Ketua Umum DPD IMM DIY, Akmal Ahsan menilai kebijakan yang diambil pemerintah saat ini merupakan sebuah ketidakadilan dan penindasan. Maka, dihadapan seluruh pemuda, pelajar dan mahasiswa ia menyerukan perlawanan terhadap kedua hal tersebut.
“Hari ini kita turun ke jalan adalah bukti bahwa martabat kemanusiaan masih kita tegakkan, kita tidak ingin ditindas dan dijarah atas dalih kesejahteraan ekonomi,” ujar Akmal dalam orasinya.
Akmal juga berujar jika warga dan masyarakat di akar rumput menjadi yang paling terdampak dari keserakahan pemerintah dan oligarki melalui kebijakan yang diambil. “Ini membuktikan bahwa pemerintah sudah gagal dalam mengelola negara,” imbuhnya.
Selanjutnya, Ketua Umum PW IPM DIY, Racha Julian Chairurrizal melalui orasinya menyebut kehadiran pelajar dalam aksi turun ke jalan ini merupakan bukti keseriusan pelajar untuk melawan ketidakadilan. Menurutnya, pelajar tidak bisa dibatasi ruangnya hanya dalam kelas atau sekolah, dan pendidikan yang asli adalah ketika pelajar bisa peka dengan kondisi masyarakat.
“Di sini IPM menyatakan sikap bahwa kami akan melawan bersama dengan teman – teman Angkatan Muda Muhammadiyah DIY. Tentu akan menjadi sebuah pengkhianatan besar, ketika kita yang mengaku sebagai cucu – cucu Kyai Dahlan tidak mau turun untuk melawan ketidakadilan” ucap Racha.
Sementara itu, Ketua Umum PWPM DIY, Anton Nugroho mewakili Pemuda Muhammadiyah menyatakan dukungannya terhadap aksi ini dan selalu konsisten berpihak kepada rakyat. Terkait kebijakan pemerintah, seperti kenaikan harga BBM, RUU Sisdiknas, dan sebagainya, Pemuda Muhammadiyah dengan tegas menolak hal tersebut.
“Apa yang di pikiran rakyat saat ini, kita dari Pemuda Muhammadiyah DIY selalu berpihak kepada rakyat. Kami bersama dengan IPM, IMM, NA dalam AMM DIY tetap satu suara dan kami juga mendukung apa yang disampaikan oleh teman – teman pada hari ini,” tandas Anton saat ditemui Mediamu.id.
Meskipun massa aksi sempat diguyur hujan deras, tak menyurutkan semangat mereka untuk menyuarakan aspirasinya. Di bawah langit yang mendung, Akmal bersama dengan demonstran menyatakan sikap sebagai berikut:
- Menolak kenaikan harga BBM
- Tolak RUU KUHP
- Tolak pemindahan IKN
- Usut tuntas kasus pelanggaran HAM berat
- Tolak RUU Sisdiknas dan komersialisasi pendidikan
- Batalkan UU Cipta Kerja.
Adapun, tuntutan turunan yang disampaikan, diantaranya:
- Turunkan harga BBM seperti semula
- Realokasi anggaran APBN untuk subsidi BBM
- Buka ruang partisipasi dalam pembahasan semua RUU
- Usut dan adili seluruh pelaku pelanggaran HAM berat
- Tetapkan kasus Munir sebagai kasus pelanggaran HAM berat
- Bubarkan kementerian/lembaga negara yang tidak berguna
- Hapuskan pasal-pasal bermasalah dalam RKUHP
- Revisi UU ITE
- Tolak kembalinya dwifungsi Abri. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow