PK IMM USHULUDDIN RAIH JUARA ARTIKEL DAN DEBAT
YOGYAKARTA — Kondisi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, oleh banyak pihak dinilai berada dalam situasi yang memprihatinkan. Sebagai perwujudan dari akademisi Islam, yang unggul dalam intelektual dan anggun dalam moral, seharusnya kader IMM turut berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang berdimensi intelektual, seperti membaca, berdiskusi dan menulis. Sayangnya, idealitas tersebut terbentur oleh realitas yang ada. Ada kesenjangan yang cukup jauh ketika berbicara mengenai apa yang seharusnya dan apa yang senyatanya dalam lingkup Ikatan.
Berangkat dari kegelisahan terhadap kesenjangan antara yang seharusnya dan yang senyatanya itulah, Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Sleman, Yogyakarta (PC IMM Sleman) dalam rangka memperingati Milad IMM yang ke-54, mengadakan berbagai lomba yang berorientasi pada terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia. Di antara cabang lomba tersebut adalah Artikel Ilmiah dan Debat Intelektual.
Tema yang diusung dalam lomba Artikel Ilmiah adalah, “Gerakan Keilmuan dalam Rangka Mewujudkan IMM Sleman yang Berdaulat,” yang diambil dari tema Milad IMM PC IMM Sleman. “Keilmuan yang termaktub dalam tema itu tidak hanya berada dalam ranah intelektualitas, akan tetapi menyeluruh, mencakup seluruh kecakapan kader, yang harapannya, seluruh kecakapan kader itu mampu tercover atau mampu dikembangkan di IMM Sleman, sehingga wujud IMM Sleman itu akan menjadi berdaulat dan saling menguatkan satu sama lain,” jelas Muhammad Mukhlis selaku Ketua Panitia Milad IMM ke-54 PC IMM Sleman.
Di antara peserta yang menuliskan gagasan dan kegelisahannya terhadap kondisi keilmuan di lingkup PC IMM Sleman adalah Khoirum Majid, kader Pimpinan Komisariat Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (PK IMM UY). Mengusung judul, Reorientasi Gerakan Keilmuan: Sebuah Refleksi, Majid menaruh rasa prihatin terhadap realitas yang ada. Menurutnya, kader persyarikatan kini terancam mengidap penyakit khas generasi millenial. “Generasi sekarang itu mudah bosan, namun harapannya sangat tinggi. Mereka cenderung mengikuti kegiatan secara seremonial tanpa menyelami esensinya,” jelas Majid.
Selain mengungkapkan kegelisahannya, Majid juga menawarkan formula yang bisa menunjang nalar kritis kader. Majid membagi dua tingkatan pengetahuan yang harus dimiliki kader. Pertama adalah pengetahuan basic, yang berisikan materi-materi dasar yang harus dimiliki kader. Kedua adalah pengetahuan advance, di mana kader diajak untuk mengarungi samudera ilmu setelah sebelumnya sudah lulus di tingkat pertama. Gagasan dan formula yang disampaikan itu mengantarkannya untuk meraih juara kedua dalam perlombaan menulis Artikel Ilmiah.
Fikry Fachrurrizal, yang bertindak sebagai juri lomba Artikel Ilmiah mengatakan bahwa secara general ada kegelisahan yang sama di antara kader-kader yang mengirim tulisan. Sayangnya, hanya beberapa tulisan yang menawarkan solusi yang bisa diaplikasikan selanjutnya. “Tulisan itu harus bisa merumuskan format gerakan, bukan sekedar tulisan (gagasan, red),” jelas Fikry. Selanjutnya, Fikry menginstruksikan supaya dibuatkan forum-forum atau wadah diskusi bagi kader-kader yang gelisah itu, supaya tidak berhenti pada kegelisahan semata. Selain untuk menambah wawasan/gagasan, forum tersebut juga berfungsi untuk memperkaya muatan dan memperbaiki sistematika tulisan.
Cabang lomba lain yang diselenggarakan adalah Debat Intelektual. Isu-isu lokal maupun nasional yang menjadi mosi debat menuntut kader untuk bersikap kritis dengan tidak lupa untuk melakukan kajian secara komprehensif. Selain itu, lomba debat ini melatih kader untuk berani tampil di depan mengungkapkan gagasan-gagasannya. Team PK IMM UY yang terdiri dari Alfandi Ilham, Hidayah Hariani dan Rahmat Illahi sendiri berhasil menyabet gelar juara setelah mengalahkan PK IMM Syariah di babak final.
Berdasarkan penuturan yang disampaikan team PK IMM UY yang berhasil menyabet juara pertama, ini merupakan kali pertama mereka mengikuti lomba debat. “Awalnya gugup, tetapi seiring berjalannya waktu saya merasa ini waktunya untuk berlatih,” ucap Hidayah Hariani. Begitupun kesan yang disampaikan Rahmat Illahi. Rahmat merasa bahwa lomba debat ini merupakan salah satu sarana untuk menambah wawasan dan pengalaman.
Ketika diminta menyampaikan pesan dan kesannya setelah menjuarai lomba Debat Intelektual ini, Alfandi Ilham mengatakan, “Pesan saya bagi seluruh kader IMM, tetaplah menjadi kader-kader bangsa, agama dan persyarikatan. Jadilah kader yang religius dan intelek. Selalu merasa diri kita ini masih miskin ilmu, sehingga akan terus mencari dan mencari ilmu, dan tidak lupa mengamalkannya.”
Lahirnya generasi baru Ikatan ini sudah selayaknya diberi apresiasi dengan menyediakan iklim yang kondusif bagi perkembangan gerakan keilmuan di lingkup Sleman pada khususnya. Gagasan dan gebrakan-gebrakan baru harus dimunculkan, sehingga Ikatan tidak berada dalam situasi yang statis dan/atau kering dari tradisi keilmuan yang berporos pada daya intelektualitas. Selamat Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ke-54. Salam Fastabiqul Khairat! (Siraj)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow