KLATEN — Berita ambulan milik Lazismu PC Muhammadiyah Cawas, Klaten, dilempar batu orang tak dikenal (OTK) saat menjemput pasien viral di media sosial.
Kepada mediamu.com Muhammad Kholid Immawan Nuha, driver ambulan milik Lazismu Klaten, mengisahkan peristiwa yang terjadi.
“Jadi itu posisi pada kasus Covid-19 ada pasien usia 80 tahun dari Klaten minta dibawa ke Rumah Sakit Sardjito Yogya. Sampai sana kita nunggu sekitar 3 jam lebih, setelah itu ternyata kamarnya penuh, nggak ada kepastian.
Keluarga saya tawari gimana kalau pindah di PKU Prambanan Rumah Sakit yang baru buka. Mereka setuju. Sampai di Prambanan ternyata kehabisan obat dan oksigen, jadi belum bisa menerima pasien baru. Nah dari situ saya tanya lagi gimana ini jadinya. Karena sudah berjam-jam, saya dari pagi sudah nahan makan, minum, pipis, karena pakai APD jadi wes ndak kuatlah. Akhirnya “Ya sudah diantar pulang saja, Mas”, kata keluarga pasien. Akhirnya saya antar pulang.
Nah, waktu saya di perjalanan Prambanan menuju pulang, di daerah Kecamatan Bayat Klaten itu mengalami kekerasan apa ya intinya diganggu di jalan. Yang pertama di ruas Jalan Yogya Solo sebelum Bangjo Galmas kalau di Klaten itu namanya.
Ia melanjutkan memberikan penjelasan tentang fakta yang sebenarnya.
Waktu saya mau belok posisi ambulan mengurangi kecepatan. Nah kemungkinan waktu saya mengurangi kecepatan, mobil yang ngejar dari belakang bisa nyalip sayalah. Dia nggak cuma nyala tapi sampai mepet-mepet saya. Mobilnya itu kecil warna putih langsung mepet ambulans. Dipepet sampai di pinggir. Habis itu dia ngegas pergi jauh. Saya belok kanan, saya dipepet lagi sama pengendara mobil. Mobilnya nggak tahu soalnya dari lawan arah.
Itulah kejadian kronologi singkat dari peristiwa yang dialami driver Ambulan milik Lazismu Klaten, Rabu (7/7). Kejadian ini ditangani pihak kepolisian, yaitu kasus perusakan Ambulan Lazismu akibat dilempar batu.
Motivasi dari kejadian tersebut dikarenakan sekitar dua pekan lalu, ketika lonjakan covid luar biasa, menyebabkan banyak Ambulan lalu-lalang membuat masyarakat terganggu.
“Tidak ada kerugian materi dan fisik. Ambulan kami tidak rusak, saya juga tidak dipukul atau diapakan cuman memang perilaku mereka yang merugikan kami, terutama dari segi mental. Saya sebagai driver sampai sekarang kalau malam bertugas itu jadi mikir gitu, jangan-jangan nanti ada perbuatan seperti ini lagi,” kata Nuha.
Nuha berpesan agar masyarakat lebih banyak membaca berita.
“Jangan termakan postingan-postingan hoax yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Tolong dicari berita-berita dari laman-laman yang terpercaya, karena pasti tidak memberitakan berita yang belum jelas kepastiannya,” tegasnya.
Masyarakat juga perlu lebih memahami kondisi, karena banyak di medsos sekarang itu orang-orang malah menyuruh ambulan untuk tidak menyalakan sirine, tidak usah lalu-lalang. Padahal realitasnya banyak orang harus ditolong.
“Ini sudah ada aturan dalam undang-undang. Masyarakat perlu memahami kondisi darurat,” ujar Nuha. (*)
Wartawan: Afifatur Rasyidah I.N.A
Editor: Sucipto
Comment