Ahmad Affandi: Terjadi Pergeseran Orientasi Bermuhammadiyah

Ahmad Affandi: Terjadi Pergeseran Orientasi Bermuhammadiyah

Smallest Font
Largest Font

SLEMAN – Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PWM DIY, H. Muh. Ikhwan Ahada, menekankan 5 (lima) pendekatan untuk memahami Muhammadiyah.

Pertama, sejarah dari latar belakang, proses, para tokoh, jejak perjalanan dalam berbangsa, dan prestasi seabad Muhammadiyah.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Kedua, Amal Usaha Muhammadiyah – ‘Aisyiyah mencakup fungsinya, jenis, dan perkembangannya.

Ketiga, manajemen struktur organisasi baik secara vertikal maupun horizontal.

Keempat, ideologi pada sisi konseptual (Muqaddimah Anggaran Dasar, 7 Falsafah & 14 Kelompok Ayat, MKCH, Kepribadian, dan Risalah Islam Berkemajuan), sisi strategi (12 Langkah, Masalah Lima, dan Khittah), dan sisi implementasi (PHIWM, HPT, dan Keputusan Organisasi.

Kelima, manhaj yang meliputi wawasan, pendekatan, sumber hukum dengan menggunakan metode ijtihad-nya.

Hal itu disampaikan dalam Dialog Ideopolitor yang diadakan Majelis Pendidikan Kader (MPK) PDM Sleman di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman, Sabtu (7/1). Dialog diikuti 150 orang dari semua kalangan Muhammadiyah Sleman, seperti PDM, PDA, Ortom, Majelis – Lembaga, pimpinan Amal Usaha, dan PCM.

Ikhwan mengatakan bahwa Islam harus menjadi spirit bagi Cabang dan Ranting. Dalam HPT Jilid I hal. 29, merujuk pada Agama (yakni agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW) adalah yang diturunkan Allah di dalam Al Qur’an dan yang tersebut dalam Sunnah yang shahih. Berupa perintah dan larangan serta petunjuk untuk manusia di dunia dan akhirat.

“Artinya, meyakini bahwa Islam merupakan agama yang benar dan tepat bagi umat manusia,” jelas Ikhwan.

Terkait politik ia menilai kalau warga Muhammadiyah boleh saja berkecimpung di partai politik manapun. Syaratnya, tetap berpegang kepada Kepribadian Muhammadiyah.

Sedangkan Ahmad Affandi, Sekretaris PDM Sleman, mengatakan telah terjadi pergeseren orientasi bermuhammadiyah. Sebelum tahun 1950-an, persyarikatan adalah ladang dakwah. Setelah tahun 1950-an, orientasinya menjadi bekerja di amal usaha Muhammadiyah.

“Karena AUM dijadikan batu pijakan pada posisi tertentu,” ungkap Affandi.

Affandi memberikan saran dan masukan terkait kehidupan bermuhammadiyah yang seharusnya. “Warga Muhammadiyah harus istiqomah dengan tuntunan beribadah. Senantiasa akhlakul karimah dan hidup ihsan, serta dalam hal organisasi tunduk pada aturan Muhammadiyah,” tegas Affandi. (*)

Wartawan: Dzikril Firmansyah

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow