3 Gagasan Revitalisasi yang Diusung Musyda XVII PM Kota Yogya
YOGYA - Gelaran Musyawarah Daerah (Musyda) XVII Pemuda Muhammadiyah Kota Yogyakarta resmi dimulai pada Sabtu (20 Rabiul Akhir 1445 H bertepatan 4 November 2023) di Grha As Sakinah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Musyda berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Ahad esok hari dengan diikuti sekitar 79 peserta.
Acara pembukaan turut dihadiri sejumlah tamu undangan, seperti Asisten Pemerintahan dan Kesra Walikota Yogyakarta Drs. Yunianto Dwi Sasono, Ketua PWPM DIY M. Arif Darmawan, Ketua PDM Kota Yogyakarta Aris Madani, S.Pd.I., Calon Anggota DPD RI Ir. H. Ahmad Syauqi Soeratno, M.M., para senior PDPM Kota Yogyakarta, Ketua PDPM se-DIY, Ortom tingkat daerah hingga para kader Pemuda Muhammadiyah se- Kota Yogyakarta.
Mengawali pidato iftitahnya, Ketua PDPM Kota Yogyakarta Sholahuddin Zuhri menyampaikan terima kasih luar biasa atas perjuangan para pimpinan dan anggota PDPM Kota Yogyakarta selama satu periode ini dari awal hingga Musyda XVII ini.
Diakui juga jika selama masa jabatan 2018-2023 ini, periodisasi PDPM Kota Yogyakarta cukup berat karena banyak tantangan ujian yang menerpa, salah satunya pandemi covid-19. Namun, semuanya terasa mudah karena pertolongan Allah dan kesungguhan kader.
Tema besar yang diusung, yakni "Revitalisasi Gerakan Sebagai Suluh Peradaban" merupakan pengejawantahan dari hasil Muktamar ke-48 Muhammadiyah. Dimana salah satu dari karakteristik Islam berkemajuan adalah tauhid yang murni, sehingga dari situ, revitalisasi gerakan yang memuat 3 gagasan besar, yaitu: perkuat tauhid gerakan, spiritualitas ilmu, moral etika.
"Semua gagasan ini atas dasar dari kecermatan kader yang luar biasa terhadap teks Al Quran dan kondisi masyarakat dan bangsa. Kita hari ini tahu bahwa di era peperangan informasi ini, semua hampir dibolak-balikan atas kesepakatan media dan informasi. Bukannya berbasis kebenaran, melainkan validitas dari kesepakatan mayoritas," papar Sholahuddin.
Sambungnya, ketiga gagasan besar harus diperkuat untuk periodesasi bersama ke depannya. Mulai dari tauhid yang tidak hanya sebatas dimensi, ubudiyah aqidah, tetapi juga menembus dimensi kehidupan sebagaimana K.H. Ahmad Dahlan dengan pemikiran Islam yang diyakininya mampu mengubah kehidupan berislam melalui Muhammadiyah.
Lalu, spiritualitas ilmu tak berhenti pada dimensi diskusi. Ini harus dilakukan, sebab banyak sekali orang punya ilmu, namun tak memiliki jiwa dan ruh dalam keilmuannya. Sehingga, ketika tidak diisi ruang keilmuannya, maka akan ada penyesatan dan terpedaya pada dunia
Terkait moral etika, Sholahuddin mengutip perkataan ulama besar Imam Syauqi Bey dalam syairnya, bahwa sebuah negara ini diukur karena akhlaknya. Ketika akhlak negara hilang, maka runtuhlah negara itu.
"Maka, kepada Kader Pemuda Muhammadiyah yang juga sebagai khalifah, ketika tidak mampu menyampaikan moral dan etika dalam kehidupan, maka yang ada adalah kehancuran suatu peradaban," tegas pria yang akrab disapa Gus Sholah itu.
Oleh karena itu, 3 gagasan besar ini menjadi harapan pada Musyda ini. Dengan tauhid sebagai identitas Muhammadiyah dalam membentuk intelektual yang agamis. Agar anak-anak bangsa menjadi suluh peradaban di tengah kegelapan akhir zaman.
Senada dengan Gus Sholah, M. Arif Darmawan menekankan revitalisasi penting untuk mengejawantahkan apa yang diamanahkan PWM DIY kepada dirinya dan kolega.
"Tema besar revitalisasi ini adalah jawaban dari apa yang disampaikan ketua PWM DIY. Sehingga, di periode ini kita harus memaksimalkan PDPM dan PCPM 100 persen, serta PRPM 60 persen," ucapnya.
Menurut Arda -sapaan akrabnya, revitalisasi berperan penting untuk memegang erat tauhid dan aqidah serta ruh gerakan Muhammadiyah. Selain tauhid, ilmu juga penting karena peradaban yang dibangun harus dilandasi ilmu pengetahuan. Ilmu yang dimiliki juga menjadi bekal untuk mencetak peradaban yang akan datang.
Dari kedua poin tersebut nantinya akan menghasilkan amal-amal gerakan yang diusung nantinya.
"PDPM ini adalah orang untuk mewujudkan peradaban islam di kemudian hari. Maka, semoga PDPM Kota Yogyakarta akan terus berkembang baik kalau mau berjuang dan menggerakkan dakwah di cabang dan ranting masing-masing," harap Direktur Pondok Pesantren Daarul Khoir Muhammadiyah Nglipar itu.
Musyda XVII Pemuda Muhammadiyah resmi dibuka oleh Aris Madani dan pada kesempatan ini juga, beliau mengucapkan terima kasih atas pilihan yang diambil para kader muda. Dimana mereka memilih Pemuda Muhammadiyah sebagai tempat untuk mengabdi dan berkhidmat ini sebagai pilihan yang tepat dan tidak salah.
"Orang yang tepat berada di tempat yang tepat dan organisasi yang tepat pula. Berada di Pemuda Muhammadiyah adalah bagian dari orang-orang menolong agama Allah dalam rangka meninggikan kalimat Allah, mengagungkan dan memuliakan Islam serta kaum muslimin," tutur Aris.
Menurutnya, pemuda adalah harapan bangsa dan Pemuda Muhammadiyah menjadi harapan muhammadiyah di masa depan.Hal ini menjadi kepastian bagi Pemuda Muhammadiyah karena sebagai kader utama sudah seharusnya menempatkan diri menjadi pelopor, pelangsung, penyempurna gerak langkah persyarikatan
Maka, Aris menilai sudah jelas bahwa masa depan pimpinan dan persyarikatan berada di Pemuda Muhammadiyah dan Angkatan Muda Muhammadiyah lainnya.
"Apabila sudah mempersiapkan diri, belajar, tekun berlatih, dan bekerja keras, saya optimis di masa depan persyarikatan bisa semakin maju untuk terus memberikan kontribusi besar bagi umat dan bangsa," ujarnya.
Di akhir sambutannya, Aris berharap Musyda XVII Pemuda Muhammadiyah semakin mengokohkan ideologi Muhammadiyah, menguatkan jiwa petarung nan pejuang untuk umat dan bangsa.
"Semoga Allah membimbing adik-adik Pemuda dan langkah semuanya agar dapat mewujudkan cita-cita persyarikatan. Saya titipkan Muhammadiyah kepadamu, Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Yogyakarta," tutup Aris. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow