Tentang Hasil Pemilu, Abdul Mu'ti: Whatever Will Be, Will Be

Tentang Hasil Pemilu, Abdul Mu'ti: Whatever Will Be, Will Be

Smallest Font
Largest Font

SIDOARJO - Pengumuman hasil pemilihan Presiden (Pilpres) dan pemilihan anggota legislatif (Pileg) tahun 2024 dijadwalkan pada tanggal 20 Maret 2024. Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Profesor KH Abdul Mu’ti, mengajak warga Persyarikatan untuk segera melanjutkan kehidupan pasca-pemilihan umum (Pemilu) 2024 dengan segala perubahan yang terjadi.

"Dengan apapun hasil yang diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI pada tanggal 20 Maret 2024 nanti, whatever will be, will be (apapun yang terjadi, terjadilah)," ujarnya dalam Kajian Ramadhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.

Advertisement
ads
Scroll To Continue with Content

Kegiatan rutin menyambut bulan suci Ramadhan kali ini diadakan di Auditorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) pada Sabtu (16/3 ) yang lalu. Agenda tersebut bertema 'Menunaikan Amanat Kepemimpinan'.

Sebelumnya, Profesor Mu’ti mengajak warga Persyarikatan untuk melaksanakan tiga fungsi kontrol, yaitu kontrol politik, kontrol sosial, dan kontrol spiritual. Oleh karena itu, Muhammadiyah perlu menjalin hubungan dan komunikasi dengan para politisi dan penyelenggara negara agar mereka dapat menjalankan amanah kepemimpinannya dengan baik.

"Muhammadiyah perlu terlibat dengan memberikan masukan kepada mereka tentang bagaimana menjalankan amanah tersebut dengan baik," jelasnya.

Guru Besar Bidang Pendidikan Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu menilai bahwa kepentingan untuk memajukan peradaban Indonesia lebih penting daripada kepentingan individu, kelompok, atau partai politik tertentu.

"Jadi, Muhammadiyah tidak boleh hanya menunggu dan tidak berbuat apa-apa jika mereka yang terpilih bukan dari calon yang didukung. Kita harus tetap berperan aktif dalam membangun bangsa," tegasnya.

Mu’ti juga menyoroti tiga peran yang bisa diambil oleh Muhammadiyah dalam membangun kebangsaan, yaitu peran sebagai agen, peran sebagai mitra, atau peran sebagai partisipan.

"Jika tidak bisa menjadi agen, kita masih bisa berperan sebagai mitra atau partisipan. Tidak harus menyerah jika calon yang terpilih bukan dari yang kita dukung. Kita tetap harus berperan dalam membantu mereka memenuhi amanah dan janji-janji politiknya," tandasnya.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow