Tanwir XXXII Digelar, DPD IMM DIY Keluarkan Poin Rekomendasi untuk DPP IMM

Tanwir XXXII Digelar, DPD IMM DIY Keluarkan Poin Rekomendasi untuk DPP IMM

Smallest Font
Largest Font

YOGYA - Tanwir XXXII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) resmi dilaksanakan pada tanggal 1-3 Desember di DKI Jakarta. Forum permusyawaratan tertinggi kedua IMM itu digelar dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan Muktamar XX yang akan berlangsung pada Maret 2024 mendatang di Palembang.

Melalui forum ini pula, segenap Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM se-Indonesia menyampaikan gagasan dan pandangannya untuk menyongsong Muktamar, tak terkecuali DPD IMM DIY yang juga turut hadir dalam Tanwir XXXII.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Tak cuma hadir untuk menyemarakkan saja, sebagai kiblat gerakan IMM, DPD IMM DIY juga menyampaikan pandangannya melalui Risalah Jakarta yang memuat beberapa poin penting untuk pembahasan Tanwir kali ini.

Melalui Risalah Jakarta ini, DPD IMM DIY berkeyakinan bahwa tanwir ini merupakan forum permusyawaratan sakral IMM yang sarat dengan percakapan substansial demi kepentingan masa depan yang lebih baik.

"Maka dalam rangka mendukung terciptanya percakapan substansial tersebut, risalah ini kami sodorkan untuk memantik sekaligus juga untuk dipertimbangkan sebagai bulir-bulir keputusan hasil Tanwir ke-32 IMM di Jakarta,"ucap Sekretaris Umum DPD IMM DIY, Farhan Aji Dharma kepada Mediamu, Jumat (1/12).

Terdapat tiga masalah yang disorot DPD IMM DIY dalam Risalah Jakarta. Pertama, masalah kebangsaan, dimana bangsa Indonesia menghadapi rumpun masalah yang tidak mudah. Utamanya menyangkut perubahan politik yang semakin tidak menentu, kondisi ekonomi yang kian memprihatinkan, masalah krisis kebudayaan yang memilukan, serta masalah-masalah kritis lainnya. 

Contohnya dari masalah ini seperti Pemilu 2024 yang serba permisif, materialis, dan pragmatis, Begitu juga dengan penegakan hukum yang lemah akibat korupsi dan intervensi pihak-pihak lain, diskriminasi dan kekerasan kepada perempuan, hingga kesenjangan ekonomi pasca pandemi covid-19.

Masalah kedua adalah keumatan, ini sesuatu yang krusial dan mesti diperhatikan IMM. Khususnya dalam rangka membangun gerakan dakwah IMM yang efektif, baik di level akar rumput maupun di level elite.

Masalah - masalah keumatan yang terjadi, seperti fenomena intoleransi dan kekerasan atas nama agama, krisis spiritual yang melahirkan depresi bagi gen Z dan milenial, praktik bermedia sosial yang semakin kehilangan fondasi moral-spiritual, serta masalah keumatan lainnya, perlu menjadi perhatian khusus bagi IMM saat ini.

Lalu, yang ketiga adalah masalah ikatan dan persyarikatan. Ini dimaksudkan agar kader membaca ancaman sekaligus potensi IMM untuk tampil sebagai problem solver dari dua permasalahan di atas.

    Apalagi, di IMM terjadi degradasi nilai-nilai ideologis di tubuh organisasi, dimana terjadi perubahan signifikan dalam proses penghayatan dan pengamalan nilai-nilai
    ideologis ikatan yang membuat meluruhnya etos intelektual kader IMM.

    Atas beberapa pertimbangan di atas, maka melalui Risalah Jakarta, DPD IMM DIY mengeluarkan sejumlah poin rekomendasi untuk DPP IMM, sebagai berikut:

    1. Menjaga netralitas dan indepedensi dalam Pemilu 2024.
    2. Terlibat dalam menjaga Muktamar IMM yang kondusif dan produktif.
    3. Mendorong terciptanya penegakan hukum yang berpijak pada nilai-nilai keadilan.
    4. Mengoptimasi diaspora kader-kader IMM di multisektor.
    5. Mendorong kehadiran Sekretariat DPP IMM di Yogyakarta.
    6. Merumuskan format perkaderan yang kompatibel dengan karakter generasi Z dan generasi milenial.
    7. Merumuskan strategi gerakan ekonomi kader guna membangun kemandirian IMM.
    8. Pembentukan pusat studi unggulan guna melahirkan ekosistem IMM sebagai center of excellence (CoE).

    Selain rekomendasi, DPD IMM DIY juga menyampaikan Profil Kepemimpinan DPP IMM, untuk mengupayakan perwujudan idealitas kepemimpinan DPP IMM, di antaranya:

    1. Memiliki penghayatan pemikiran dan praktik beragama yang luhur dengan wawasan keislaman yang mumpuni.
    2. Memiliki karakter perajut solidaritas (solidarity maker), mengedepankan semangat kolektifkolegial, dan enggan tampil sendiri (one man show).
    3. Mampu tampil sebagai teladan gerakan, pengilmuan, dan perkaderan IMM.
    4. Kemampuan membangun jejaring dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip moral.

    Dengan adanya Risalah Jakarta ini, DPD IMM DIY poin - poin di dalamnya menjadi bahan pembahasan dalam forum Tanwir. "Sebagaimana diketahui juga, hasil keputusan Tanwir akan mempengaruhi dinamika Muktamar. Maka sekali lagi, risalah ini penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan," jelas Farhan.

    Selain itu, agenda Tanwir XXXII IMM di DKI Jakarta mesti disesaki dengan percakapan yang sarat akan gagasan yang konstruktif. Apalagi, ini merupakan forum sakral bagi organisasi demi meluruskan kiblat gerakan. (*)

    Wartawan: Dzikril Firmansyah

    Editors Team
    Daisy Floren

    What's Your Reaction?

    • Like
      1
      Like
    • Dislike
      0
      Dislike
    • Funny
      0
      Funny
    • Angry
      0
      Angry
    • Sad
      0
      Sad
    • Wow
      0
      Wow