Songsong Muktamar ke-48, PDM Bantul Adakan Ngaji Ekonomi
BANTUL – Pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah ke-48 insya Allah pada November 2022 mulai “dipanasi” Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantul. Dalam pengajian Ahad (13/12) mereka mengusung tema “Menyongsong Muktamar Muhammadiyah ke-48 dengan Memperkokoh Pilar Ekonomi”.
Kegiatan daring tersebut menghadirkan narasumber Ir. H. Ahmad Syauqi Soeratno, M.M., Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah.
“Pada Muktamar ke-47, bidang ekonomi menjadi salah satu pilar Muhammadiyah setelah pendidikan dan sosial,” kata Ketua PDM Bantul, Drs. H. Sahari. Ini menegaskan keseriusan Muhammadiyah menggarap bidang tersebut.
Ia mengungkapkan, PDM Bantul baru saja membuka amal usaha TokoMU. Karena itu Sahari mengajak warga Muhammadiyah di Kabupaten Bantul turut serta menghidupkan amal usaha ini.
Narasumber Ahmad Syauqi Soeratno antara lain menekankan alasan utama pentingnya bidang ekonomi menjadi garapan Muhammadiyah. Semangat amar ma’ruf nahi munkar yang dibawa persyarikatan akan sangat sulit bila tidak dibarengi dengan usaha mengukuhkan ekonomi.
“Kalau masyarakat makmur, akan mudah mensyi’arkan kebaikan. Kalau ekonominya belum matang, syiar-syiar kebaikan akan sulit masuknya. Ideologi lain malah akan masuk,” jelasnya.
Firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran ayat 104 menjadi salah satu spirit perjuangan Muhammadiyah. Artinya, “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Ia juga mengutarakan kondisi ekonomi saat ini yang sudah banyak berubah karena perkembangan teknologi dan majunya zaman.
Diperkenalkannya model aktivitas ekonomi baru seperti crowdfunding (pengumpulan dana yang melibatkan banyak orang) dan financial technology (teknologi keuangan). Hal-hal itu adalah alternatif yang saat ini sedang berusaha dikembangkan. Menurutnya, jika tidak mulai belajar, maka Muhammadiyah akan ketinggalan.
Syauqi memberikan saran bagi pengembangan ekonomi di PDM Bantul. Pertama, penguatan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) bervisi sosio ekonomi. “Majelis Ekonomi bersama PKO dan Dikdasmen,” tutur Syauqi.
Dahulu AUM orientasinya murni lebih banyak sosial, kini perlu juga aspek ekonomi. Ia menjelaskan bahwa yang dimaksud bukan berarti cari untung sebanyak-banyakanya. Namun, bagaimana pengelolaannya bisa efisien dan efektif. Alias tidak boros dan cukup, serta memberikan dampak signifikan.
Kedua, pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) melalui konsepsi saudagar Muhammadiyah. Para saudagar Muhammadiyah jangan sampai terjebak pada paham-paham ekonomi kapitalisme dan liberalisme yang menjadikannya lalai terhadap kewajiban zakat dan kepedulian terhadap sesama.
Syauqi mengajak PDM Bantul mengadakan Baitul Arqam (BA) khusus saudagar-saudagar Muhammadiyah.
Ketiga, mendorong infrastruktur keuangan umat. Yakni, terdapat sebuah wadah bagi warga Muhammadiyah yang membutuhkan bantuan atau pinjaman dana. Dana tersebut dapat dikembalikan suatu waktu untuk dapat difungsikan lagi oleh warga Muhammadiyah lainnya.
Hal keempat yang menjadi saran Syauqi adalah pengadaan Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM) milik PDM Bantul. (*)
Wartawan: Ahimsa W. Swadeshi
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow