Serius dan Santai Bersama Arif Jamali Muis: Menata Organisasi hingga Keistimewaan DIY
YOGYA – “Lamanya rapat formatur karena mencari kopi. Rapatnya justru santai dan tidak memakan waktu lama.” Kalimat pembuka Arif Jamali Muis ketika menyampaikan hasil musyawarah formatur PWM DIY hasil Musywil XIII di Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta hari Ahad (19/2) disambut tertawa para musyawirin dan tamu undangan lain.
Itulah sekilas sosok Arif Jamali Muis yang kemudian diamanahi sebagai Sekretaris PWM DIY 2022-2027. Dalam pemilihan, Arif Jamali memperoleh suara tertinggi 196 suara bersama Ikhwan Ahada. Ikhwan Ahada diamanahi sebagai Ketua PWM periode tersebut.
Berpenampilan serius tetapi tetap santai dan tidak jarang melontarkan joke humor, Arif Jamali lahir di Palembang, 21 Desember 1976. Nahar Miladi, istrinya, adalah aktivis ‘Aisyiyah. Mereka dan keluarga berdomisili di Tamantirto, Kasihan, Bantul.
AJM adalah panggilan akrabnya yang merupakan singkatan namanya. Laki-laki bernomor baku Muhammadiyah 874.902 ini juga kerap dipanggil Pak Arif atau Pak Ayip.
Pendidikannya berawal dari SDN 125 Palembang, lalu SMPN 17 Palembang, kemudian hijrah ke Yogyakarta studi di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta. S1 di Pendidikan Matematika Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan S2 Manajemen Pendidikan juga di UNY.
Sebagai guru mengawali tahun 2001 di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta hingga tahun 2018. Kemudian mengajar di SMAN 5 Yogyakarta sampai sekarang.
Pada periode 2015-2022 Pak Ayip adalah Wakil Ketua PWM DIY. Juga Wakil Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana/Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah untuk periode yang sama.
Kamis (23/2), mediamu.com mewawancarai Arif Jamali Muis seputar PWM DIY periode lima tahun ke depan.
Apa prioritas utama sebagai Sekretaris PWM DIY?
Yang jelas adalah menata kesekretariatan dan organisasi, terutama tingkat wilayah di tengah kemajuan teknologi, sehingga organisasi ini bisa berjalan efektif dan efisien. Kita harus menata organisasi ini menjadi akomodatif terhadap teknologi dan kemajuan, sehingga bergerak cepat mengimbangi kemajuan dan persoalan di DIY.
Jika tidak ditata, tidak mau mengadopsi kemajuan teknologi, dan tidak dijalankan secara efisien, maka PWM DIY akan selalu tertinggal dan tidak responsif dalam menyelesaikan persoalan, baik di pendidikan, dakwah, kaderisasi, informasi, dan seterusnya. Intinya, PWM DIY akan ditunjang dengan kesekretariatan yang responsif terhadap persoalan-persoalan yang berkembang dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Bagaimana Anda melihat komposisi PWM DIY 2022-2027?
Komposisi PWM DIY periode ini adalah pilihan musyawirin dalam Musywil kemarin dan saya kira ini adalah pilihan yang para musyawirin. Ada harapan besar dari para musyawirin terhadap komposisi PWM DIY yang baru ini. Komposisi ini sangat baik, gabungan antara yang muda dan senior di dalamnya.
Yang terpenting, ini adalah pilihan terbaik dari musyawirin dan amanah ini harus diperjuangkan dan diusahakan sehingga terwujud keinginan bersama.
Bagaimana kaitan dengan keistimewaan Yogyakarta?
Muhammadiyah harus terlibat untuk menyukseskan program-program keistimewaan dengan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip dakwah Islam berkemajuan yang menjadi pikiran dan alam pikiran persyarikatan Muhammadiyah. Oleh karena itu, Muhammadiyah harus bisa merumuskan apa yang menjadi tanggungjawabnya dalam mengisi kesitimewaan.
Keistimewaan itu harus dibuat dalam perspektif lebih luas, tidak hanya persoalan seni dan budaya, juga persoalan pendidikan, ekonomi, kesejahteraan sosial, kemasyarakatan, politik, dan sebagainya. Semua harus istimewa. Maka, Muhammadiyah perlu masuk ke sana untuk merumuskan dan tentunya tidak bisa sendirian.
Oleh karena itu, ke depannya berkaitan dengan keistimewaan ini, Muhammadiyah ingin bekerjasama dengan berbagai pihak, terutama Keraton Yogyakarta dan Pemerintah DIY, untuk bisa mewujudkan bersama program-program keistimewaan. Keistimewaan untuk kesejahteraan masyarakat dan rakyat di DIY.
Hal itu bisa dilakukan dengan bergandeng tangan dengan semua elemen, lintas agama dan organisasi. Menurut saya itu penting untuk dilakukan.
Apa harapan untuk PWM DIY 2022-2027?
Semoga lebih solid, aspiratif, responsif dalam menyelesaikan persoalan-persoalan di DIY. Karena DIY adalah ibukota dan tempat lahirnya Muhammadiyah, maka harus bisa menciptakan center of excellent atau pusat keunggulan dari berbagai macam bidang, terutama pendidikan. Pak Haedar Nashir pada penutupan Musywil menekankan pusat keunggulan itu sudah harus muncul di DIY. Dalam waktu dekat, mungkin targetnya adalah persoalan pendidikan.
Selain itu, poin-poin yang ingin saya sampaikan adalah solid, responsif, dan bekerja untuk menciptakan kemajuan di Daerah Istimewa Yogyakarta. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow