Sekolah Kader MPK Sleman: Lima Hal Ini Perlu Dipahami Kader Muhammadiyah

Sekolah Kader MPK Sleman: Lima Hal Ini Perlu Dipahami Kader Muhammadiyah

Smallest Font
Largest Font

SLEMAN – Sekolah Kader yang diselenggarakan Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sleman menghadirkan narasumber Achmad Afandi, S.Ag., M.S.I., Sekretaris PDM Sleman, Jum’at (12/2). Acara ini diikuti sekitar 150 orang, dari perwakilan Pimpinan Cabang se-Sleman beserta Organisasi Otonom tingkat Daerah Sleman.

Achmad Affandi menyampaikan, Muhammadiyah selalu terbuka dan terus berkembang, termasuk menyangkut persoalan tarjih. Hal ini dilatarbelakangi dari pengambilan keputusan Tarjih dengan cara yang paling kuat dasarnya. Bahkan, bisa saja tidak selalu sama dengan praktik yang dilakukan K.H. Ahmad Dahlan.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Hal tersebut adalah wujud keterbukaan Muhammadiyah yang tidak fanatik dan taqlid buta. “Sebab, kita adalah Muhammadiyah bukan Dahlaniyah,” kelakarnya.

Majelis Tarjih resmi didirikan tahun 1928 dan menjabat sebagai ketua untuk pertama kali adalah KH Mas Mansur. Saat itu terjadi berbagai revisi setelah melakukan kajian mendalam, termasuk keluarnya putusan tarjih yang menuntunkan tidak dipraktikkannya doa qunut di dalam shalat Shubuh dan jumlah rakaat shalat tarawih 11 rakaat.

“Pendeknya, fikih bukan menjadi concern utama Muhammadiyah sejak awal. Kita lebih sibuk pada feeding (panti asuhan), healing (rumah sakit), dan schooling (sekolah),” ungkapnya.

Terkait permasalahan ideologi, Affandi menjelaskan ada lima hal yang harus dipahami kader muda Muhammadiyah.

  • Persyarikatan ini dalam mendalami Islam, didasarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Muhammadiyah tidak terikat dengan aliran teologis, mazhab fikih, atau tarekat sufiyah apapun, meskipun dalam praktiknya warga Muhammadiyah tidak anti terhadap mazhab dan tasawuf.
  • Muhammadiyah mencirikan dirinya sebagai gerakan tajdid. Dalam Anggaran Dasar disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan dakwah amar makruf nahi mungkar, serta tajdid.

Tajdid dalam pandangan Muhammadiyah terbagi menjadi dua hal, yaitu purifikasi dan dinamisasi. Keduanya harus jalan beriringan dan berimbang. Purifikasi didominasi hal akidah (pemurnian dari syirik), ibadah (pemurnian dari bid’ah), dan akhlak (pemurnian dari hal-hal yang menyimpang).

Sedangkan dinamisasi atau disebut modernisasi terkait hal-hal yang terkait keduniawian. Sehingga ajaran Islam dapat diamalkan secara aktual dan fungsional serta mengikuti perkembangan zaman yang semakin berubah.

  • Muhammadiyah memposisikan diri sebagai gerakan moderat. Memegang teguh prinsip tawasuth (pertengahan), tawazun (seimbang) dan ta’adul (asal keadilan). Dalam perjalanannya, Muhammadiyah menyatakan konsep darul ahdi wa-syahadah.
  • Muhammadiyah menjaga hubungan baik dengan semua partai politik yang ada di Indonesia. Konsep yang diyakini Muhammadiyah adalah high politic atau politik adiluhung. Ini yang mendasari Muhammadiyah tidak berafiliasi kepada salah satu partai politik yang ada.
  • Muhammadiyah berkomitmen untuk mewujudkan tataran masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Tidak ada tujuan mendirikan negara khilafah, negara syariah, atau yang lainnya. Muhammadiyah mengamalkan jargon sedikit bicara dan banyak bekerja. Adapun dalam mencapai tujuan yang mulia itu, Muhammadiyah mengedepankan pendekatan kultural daripada pendekatan struktural.

“Dari sini, Muhammadiyah mencerdaskan masyarakat dengan konsep dakwah yang mencerahkan, berkemajuan, dan membebaskan,” tegasnya.

Ini merupakan pertemuan kedua dari Sekolah Kader MPK PDM Sleman, setelah dibuka pada Jumat, 4 Februari 2022 di Pendapa Rumah Dinas Bupati Sleman. Sekolah Kader diadakan setiap Jumat dan pertemuan ketiga berlangsung pada 18 Februari sampai pertemuan kelima pada 4 Maret 2022. (*)

 Wartawan: Dzikril Firmansyah Atha Ridhai
Editor: Heru Prasetya

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
MediaMu Author

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow