Pesan Arif Jamali Muis untuk Kader IPM DIY: Bereksplorasilah dan Tunjukan Anda Anak Muda!
SLEMAN - Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) sebagai gerbang awal berorganisasi dalam Muhammadiyah, harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para kadernya untuk berlatih. Begitu pesan Arif Jamali Muis, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, dalam amanatnya pada Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Pimpinan Wilayah (PW) IPM DIY.
“Maka berlatih dan bereksplorasilah anda, jangan takut salah dan tunjukan anda anak muda. Nakal sedikit enggak apa-apa, anda anak muda. Berpikirlah out of the box” pesannya pada Ahad (14/1) di Aula SMK Muhammadiyah 1 Sleman.
Arif mengibaratkan IPM adalah Kawah Candradimuka dalam sistem perkaderan di Muhammadiyah. Karenanya ia meminta setiap kader dan juga pengurus IPM harus mempunyai kerangka kerja dan pemikiran seorang kader. Ia lalu mencontohkan kerangka kerja ini dalam hal teknis pemilihan tempat.
“Misalnya seperti hal teknis memilih tempat. Ini sudah benar. Memilih tempat kegiatan di SMK, lalu nanti panitianya adalah Pimpinan Ranting IPM, lalu peserta datang jadi mengenal sekolah ini. Ini semua adalah bagian dari perkaderan. Ini teknis, tapi state of mind-nya adalah perkaderan,” jelasnya.
Arif lalu berkisah ketika ia menjabat sebagai pengurus Pimpinan Ranting IPM, lalu kedatangan Pimpinan Wilayah IPM di sekolahnya. Baginya kedatangan Pimpinan Wilayah di tingkatan ranting itu penting. Pimpinan Wilayah yang datang akan memberikan motivasi tersendiri bagi Pimpinan Ranting. Di sinilah, menurutnya, alam pikir perkaderan dibentuk.
“Saya pimpinan ranting, melihat kakak kelas memakai dasi dan jas, lalu datang ke sekolah itu keliatanya nggaya banget. Tapi Itu bagian dari perkaderan. Saya kemudian berpikir, bisa enggak ya saya (seperti kakak kelas itu) datang ke sekolah dan nyeramahin orang. Itu alam pikiran perkaderan yang harus dijaga,” tuturnya.
Arif yang juga merupakan Sekretaris Jendral Pimpinan Pusat (PP) IPM periode 2000-2002 berpesan pada pengurus PW IPM DIY untuk memikirkan basis massa pelajar dalam memutuskan program kerja satu periode ke depan. Menurutnya, ihwal basis massa ini selalu menjadi kritik yang terus berlanjut. Masalahnya adalah, program kerja kepengurusan IPM kadang tidak memikirkan sasarannya, dalam hal ini pelajar tingkat SMP-SMA, sehingga banyak program yang tidak tepat sasaran.
“Dalam berpikir di Rakerwil, harus juga memikirkan basis massa teman-teman pelajar. Kritik yang tidak pernah selesai bahkan muncul terus menerus dari saya di tingkat ranting hingga pusat adalah bahasa yang sering digunakan dan kegiatan yang dilakukan itu tidak match dengan basis massa pelajar. Maka ini harus di pikirkan lagi. Jangan berpikir anda yang akan melaksanakan tapi berpikirlah mereka ini yang akan menerima programnya,” ucapnya.
Terakhir, untuk mewujudkan pelajar Muhammadiyah yang berdaulat seperti tema yang diusung, Arif berpesan pada para kader untuk sering-sering membuka diskusi. Diskusi ini adalah langkah awal untuk memperluas wawasan. Selain itu, penguatan ideologi keislaman dan kemuhammadiyahan juga hal yang penting bagi pelajar Muhammadiyah. Dan terakhir, pesannya, adalah memperluas jejaring dan pergaulan ke banyak pihak.
“Maka pelajar Muhammadiyah berdaulat itu kira-kira: Punya pemahaman islam dan kemuhammadiyahan yang kuat, punya wawasan dan pengetahuan yang luas, dan punya pergaulan yang luwes,” tandasnya.
Wartawan: Fatan Asshidqi
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow