Perjalanan 30 Tahun BPRS BDW: Penyelamat Warga dari Rentenir hingga Soko Guru Bank Muhammadiyah
YOGYA - Pada tahun 2024 ini, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Bangun Drajat Warga (BPRS BDW) menginjak usia ke-30 tahun. Selama 3 dasawarsa, bank milik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) D.I. Yogyakarta itu hadir untuk memberikan layanan perbankan terbaik bagi warga DIY, terutama Muhammadiyah
Hal itu tercermin dari nama atau singkatan dan logo dari BDW itu sendiri. Sebagaimana dijelaskan oleh AR Iskandar, salah satu pendiri BPRS BDW, bahwa BDW itu bisa diartikan ‘Ben Dadi Wong’, yang dalam bahasa Jawa artinya ‘Supaya Jadi Orang’.
“Dalam logo BDW, ada garis kuning di tengah sebagai bentuk habluminallah dan lingkaran kuning menunjukkan kuatnya hati kita untuk selalu mengharap ridho Allah,” jelasnya dalam Refleksi Milad 30 Tahun BPRS BDW, Jumat (2/2).
AR Iskandar kemudian sedikit menceritakan bagaimana proses berdirinya BPRS BDW. Berawal dari tahun 1992, dimana survei dilakukan olehnya dengan tim di sekitar Pasar Kotagede, lalu Pasar Sentul dan Pasar Bantengan 3. Ternyata, dari survei itu, sekitar pukul 03.00 setiap hari terjadi praktek rentenir di 3 pasar itu, sehingga menggerakkan Muhammadiyah DIY untuk mendirikan sebuah lembaga perbankan.
Lalu, dari sisi internal, Muhammadiyah sudah besar dengan membangun banyak sekolah yang tentunya membutuhkan pendanaan. Ini menjadi potensi ekonomi yang besar bagi Muhammadiyah itu sendiri.
Alhasil, pada 1992, AR Iskandar yang menjabat sebagai Ketua Majelis Ekonomi PWM DIY bersama dengan (alm) Lanang Supriyadi, (alm) Hartoyo, Nurdin Hanim, dan Herry Zudianto mengumpulkan berbagai BMT milik Muhammadiyah untuk membahas pendirian bank. Hingga akhirnya didirikanlah BPRS BDW pada 2 Februari 1994.
Selain bermanfaat dari sisi agama, organisasi dan ekonomi, berdirinya BPRS BDW juga penting dari sisi sosial. BDW diharapkan bisa menjadi model-model bagi bank lainnya untuk pemanfaatan dana CSR. Modalnya bisa dikembangkan, tidak hanya dari internal pimpinan Muhammadiyah tetapi juga pihak lain, seperti Lazismu dan lembaga keuangan lainnya.
“Berkolaborasi sesuatu yang luar biasa. Jadi kegiatan apapun itu begitu disinergikan, maka masalah ekonomi bisa diselesaikan. Karena adanya BDW kemudian pengusaha berkembang maka tentu akan banyak tenaga kerja menjadi terangkut,” kata AR Iskandar.
Memasuki usia BPRS BDW ke-30 tahun, AR Iskandar berharap BDW bisa jadi soko guru perbankan Muhammadiyah dan terus berkembang untuk meraih keuntungan di dunia dan akhirat.
“(Semoga) BDW tidak main-main sekedar mengikuti arus perkembangan perekonomian supaya bisa mendapatkan keuntungan di dunia tetapi juga di akhirat,” harapnya. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow