Pengajian Ramadan PWM DIY Membumikan Islam Berkemajuan di Yogyakarta
BANTUL – Pengajian Ramadan kembali digelar oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 1444 H. Agenda tahunan setiap bulan Ramadan ini dibuka secara resmi oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dr. Agus Taufiqurrahman, M.Kes. pada Jumat (31/3) di Amphitarium Gedung Utama Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan.
Dalam pidato iftitahnya, Ketua PWM DIY, Muhammad Ikhwan Ahada, S.Ag., M.A. menyampaikan jika Pengajian Ramadan kali ini mengambil tema “Membumikan Risalah Islam Berkemajuan Mencerahkan D.I. Yogyakarta.”
Ikhwan menuturkan, selain sebagai sarana silaturrahim antara jamaah Muhammadiyah dengan pimpinan se- DIY, pengajian ini juga bertujuan untuk lebih mensosialisasikan Islam berkemajuan ke warga persyarikatan.
“Sehingga memperoleh pemahaman yang benar dan tepat, seperti pepatah Jawa bener tur pener, tentang isi putusan Muktamar,” tutur Ikhwan.
Adapun, sosialisasi dari putusan Muktamar juga secara masif terus menerus ditindaklanjuti tanpa henti ke tingkat daerah, cabang, hingga ranting dan kelompok – kelompok jamaah Muhammadiyah, termasuk di dalamnya juga ada Amal Usaha. Sosialisasi dilakukan melalui Korps Mubaligh Muhammadiyah yang dimiliki.
“Dengan demikian, pemahaman Islam Berkemajuan ini menjadi pemahaman yang komunal bagi warga Muhammadiyah dan menjelma dalam gerak serempak berwujud amal unggul di seluruh kehidupan persyarikatan yang kita cintai ini,” papar Ikhwan di hadapan tamu undangan dan peserta pengajian.
Senada dengan Ikhwan, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. yang hadir secara daring mengajak seluruh warga dan keluarga besar anggota Muhammadiyah DIY, termasuk di kalangan Angkatan Muda Muhammadiyah dan Amal Usaha untuk hadir berpartisipasi sebagai sebuah panggilan keorganisasian sekaligus thalabul ‘ilmi atau mencari ilmu.
“Dengan tema Membumikan Risalah Islam Berkemajuan, artinya kita seluruh keluarga besar Muhammadiyah DIY ingin mewujudkan keputusan Muktamar, yaitu Risalah Islam Berkemajuan,” ungkap Haedar.
Guru Besar Sosiologi ini menjelaskan, Risalah Islam Berkemajuan mengandung substansi Islam sebagai pandangan keagamaan yang didalamnya ada nilai – nilai mendasar, utama, dan pokok tentang kemajuan dalam persepektif Islam sekaligus juga mengandung aspek kemajuan dalam aspek kehidupan.
Maka, Haedar mengatakan bahwa yang diperlukan dalam pengajian ini, pertama adalah pemahaman yang cermat, mendalam, seksama, dan luas mengenai Risalah Islam Berkemajuan dan pandangannya.
“Bacalah hasil putusan muktamar tentang pernyataan pikiran Muhammadiyah abad kedua dan Risalah Islam Berkemajuan hasil Muktamar 48 di Surakarta secara baik. Semua anggota, terlebih kader dan pimpinan harus memahaminya agar tidak terjadi salah pemahaman dan kita menjadi orang-orang yang punya konsep dan pemikiran tetapi tidak pernah kita baca sehingga gampang sekali terbawa arus pemikiran lain,” jelasnya.
Kedua, setelah dipahami Islam berkemajuan harus menjadi pandangan keagamaan yang di dalamnya menjadi alam pemikiran, jiwa, sikap, dan tindakan seluruh anggota Muhammadiyah, apalagi kader dan pimpinannya. Hal ini agar seluruh elemen Muhammadiyah betul – betul mencerminkan pandangan Islam berkemajuan.
Ketiga, dalam konteks organisasi, Muhammadiyah memang telah berbuat lewat berbagai amal usaha, gerakan dakwah, dan seluruh usaha yang memang hal tersebut menjadi manifestasi dan implementasi Islam berkemajuan.
Maka, dalam konteks kekinian dan 5 tahun ke depan, Muhammadiyah di DIY harus terus menerus digelorakan bagaimana mengimplementasikan dan membumikan pandangan Islam berkemajuan untuk mencerahkan, mencerdaskan, dan memajukan. Baik itu secara pemikiran dan praktek beragama di lingkungan umat Islam di DIY serta menjadi alam pikiran yang mencerahkan masyarakat umum sehingga Muhammadiyah menjadi rujukan bagi masyarakat luas.
Oleh karena itu, Haedar mengingatkan agar jangan sampai justru orang lain tidak tahu pemikiran dan alam pikiran Islam berkemajuan. Muhammadiyah harus menunjukkan itu dan membuktikan di kalangan masyarakat.
Sebab, beliau menilai jika Islam berkemajuan yang bersifat membumi ditunjukkan melalui amaliyah. Maka, Haedar mendorong seluruh elemen untuk tunjukkan jika amal-amal usaha, gerak dakwah, perilaku Muhammadiyah betul-betul mencerminkan Islam berkemajuan yang unggul dan membangun peradaban yang maju sebagaimana cita-cita Muhammadiyah.
“Dari DIY, mari kita hadirkan dengan akselerasi dan dinamisasi yang lebih tinggi untuk mewujudkan Islam berkemajuan bagi masyarakat luas,” tutup Haedar.
Pada pembukaan pengajian ini turut hadi sejumlah tamu penting, seperti Rektor UAD Dr. Muchlas, M.T., Anggota DPD RI Muhammad Afnan Hadikusumo, Bendahara Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata PP Muhammadiyah Ir. Ahmad Syauqi Soeratno, M.M. dan tamu undangan lainnya serta segenap kader, pimpinan, dan perwakilan AUM se-DIY. Pengajian Ramadan 1444 H berlangsung pada tanggal 31 Maret – 2 April 2023 di Amphitarium Gedung Utama Kampus IV Universitas Ahmad Dahlan. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow