Pengajian Ramadan 1445 H PP Muhammadiyah Bawa Narasi Dakwah Kultural

Pengajian Ramadan 1445 H PP Muhammadiyah Bawa Narasi Dakwah Kultural

Smallest Font
Largest Font

YOGYA — Dalam rangka merumuskan strategi yang relevan cakupan dakwah Muhammadiyah, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah bersama Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) menyelenggarakan Pengajian Ramadan 1445 H yang diselenggarakan pada Kamis—Sabtu, (14—16/3) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 

Pengajian Ramadan 1445 H yang mengusung tema “Dakwah Kultural: Perluasan Basis Komunitas dan Akar Rumput Muhammadiyah” ini dihadiri sekitar 300 peserta yang berasal dari anggota PP Muhammadiyah, PP ‘Aisyiyah, perwakilan Majelis/Lembaga/Biro PP Muhammadiyah di Yogyakarta KSB (Ketua, Sekretaris, dan Bendahara) organisasi ortonom tingkat pusat, Ketua PWM dan Ketua Bidang Kader se-Indonesia, Ketua PWA se-Indonesia, Rektor Universitas Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah se-Indonesia, MPKSDI PPM, Ketua dan Sekretaris MPKSDI PWM se-Indonesia, PWM DIY, PDM se-DIY, Klaten, PDM Sukoharjo, PDM Surakarta,PDM Kota Magelang, PDM Kab Magelang, dan PDM Purworejo.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Tema dakwah kultural ini dilatarbelakangi dengan tuntutan Muhamamadiyah perlu melakukan perluasan cakupan dakwah Muhammadiyah dan memperluas pengikutnya sampai di akar rumput. Pengajian Ramadan tahun 2024 ini perlu memikirkan dan menindaklanjuti agenda program Muhammadiyah terkait dakwah, terlebih dakwah kultural untuk perluasan basis dakwah di komunitas akar rumput.  

Pembukaan Pengajian Ramadan 1445 H dilaksankan pada Kamis, (14/3), menghadirkan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si, Ketua MPKSDI PP Muhammadiyah Bachtiar Dwi Kurniawan, S.Fil., MPA., dan Rektor UMY Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto. M.Eng., ASEAN. 

Gunawan Budiyanto dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema yang diangkat pada Pengajian Ramadan 1445 H merupakan tema yang menarik. 

“Tema ini sudah sering disampaikan pada pengajian Muhammadiyah, tetapi perlu menjadi refleksi bersama dan mungkin memang masih belum ditemukan titik ujungnya. Mudah-mudahan adanya pengajian ini menjadi salah satu silaturahmi yang saling mengeratkan kembali satu sama lain” kata Gunawan. 

Masih dengan topik yang sama, Bachtiar Dwi Kurniawan menyampaikan bahwa terkait penanaman dan penguatan ideologi, tahun ini akan dikhususkan membahas tentang dakwah kultural.

“Hal ini sebagai tindak lanjut pada Muktamar ke-47 di Makassar tahun 2015, dioperssialialsi dengan dakwah komunitas, di mana saya ikut berkontribusi bersama pak haedar dan tim lainnya,” jelasnya

Lebih lanjut, Gus Bach, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa Muhammadiyah harus memiliki etos untuk memperkuat akar rumput sehingga pada Pengajian Ramadan ke 1445 H ini akan membahas mengenai dakwah kultural yang tak akan puas dengan pembahasannya.  

“Perlu ada rencana pembahasan mengenai dakwah kultural dan langkah strategis apa yang perlu dilakukan persyarikatan dan AUM dan meningkatkan taraf hidup akar rumput,” katanya

Kemudian, Haedar Nashir dalam pidato iftitahnya menyebutkan bahwa gerak Muhammadiyah secara umum bersifat sentral.

“Tidak ada organisasi Islam lain yang memiliki konsentrasi seperti Muhammadiyah. Kita juga melihat perkembangan aspek pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Perkembangan amal usaha juga sudah sampai mancanegara seperti Malaysia, Australia, dan negara-negara yang lainnya,” ujar Haedar.

Haedar merasa kalau ke depannya, Muhammadiyah perlu lebih memberi perhatian lebih kepada masyarakat setelah reformasi. Muhammadiyah ini gerakan keagamaan bersifat kultural, muhammadiyah itu puritan, luwes, dan kelihatan ada sinkretistik.

“Dalam fase tertentu Muhammadiyah mengambil jarak atau konfrontasi terhadap realitas kebudayaan masyarakat.,” pungkas Guru Besar Ilmu Sosiologi UMY itu. (*) 

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow