Pelayanan Kesehatan Bertahan di Masa Pandemi. Apa Saja Tipsnya?
YOGYA – Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (MKM UAD) menyelenggarakan Webinar Kesehatan, Ahad (21/8). Tema webinar “Strategi Bertahan Pelayanan Kesehatan di Era Pandemi Covid-19”.
Sebagai narasumber adalah dr. Widodo Wirawan, MPH (Ketua Mukisi Cabang Yogya dan Direktur RS UII), dr. Agus Sukaca, M.Kes (Wakil Ketua MPKU PP Muhammadiyah dan Wakil Dekan FK UAD), dan Dr. Tri Ani Marwati, S.E., M.Kes., Akt (Sekprodi MKM UAD). Mukisi adalah Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia
Diawali penjelasan oleh Widodo Wirawan tentang strategi pemasaran RS Mukisi di era pandemi. Ia mengatakan bahwa kondisi pandemic merupakan kondisi ketidakpastian. Di samping optimis, diperlukan persiapan untuk kemungkinan terburuk. Salah satu strateginya dengan pemasaran/marketing.
Faktor penghambat strategi marketing mainstream di era pandemi adalah berubahnya consumer behavior. Realita di masa pandemi seperti keterbatasan tatap muka dan banyak pasien takut untuk berobat ke rumah sakit untuk menghindari kerumuman. Padahal dikatakan salah satu pakar ekonomi bahwa kerumunan merupakan salah satu cara untuk menimbulkan omset.
Tantangan marketing lainnya seperti turunnya daya beli akibat resesi, pembelian langsung berkurang, peningkatan penguatan internet, dan merk menjadi tidak penting.
Oleh karenanya, ada 6 strategi marketing ditawarkan Widodo Wirawan.
Pertama, aktivitas marketing tidak boleh dikurangi dengan alasan efisiensi, bahkan harus lebih gencar. Ini sebagai solusi banyaknya keterbatasan di era pandemi ini.
Kedua, perbanyak aktivitas saluran pemasaran online. Optimalisasi teknologi menjadi keniscayaan disebabkan pertemuan terlalu sering akan riskan terpapar Covid-19.
Ketiga, kampanye mengenai keamanan. Pengembalian kepercayaan masyarakat akibat “false” di awal pandemic karena kepanikan situasi perlu diperbaiki. Kampanye “jangan mudah ke RS” perlu diganti dengan motto baru, seperti tetap aman, tetap nyaman, tetap berkualitas, dan tetap terjangkau.
Keempat, penguatan branding. Dapat dilakukan kerja sama dengan co-branding atau endorsement, serta podcast, live streaming, recorded, youtube, dan instagram tv sebagai bentuk edukasi pasar. Tentunya penguatan ini perlu melibatkan semua staf.
Kelima, empati pasar. Adanya resesi pendapatan menyebabkan daya beli masyarakat berkurang, sehingga untuk pemasaran tidak terlalu dibutuhkan merk. Oleh karenanya perlu diberikan kemudahan layanan kesehatan bagi masyarakat.
Keenam, produk inovatif. Pertimbangan nilai tambahan (value/benefit) bagi konsumen perlu ditekankan serendah mungkin namun tetap bermutu (cost oriented), misalnya OPOR (One Patient One Room) bagi seluruh kelas, layanan drive thru, paket hemat rawat jalan DORI (Dua Dokter atau lebih dalam sehari), promo berlangganan, dan lain-lain.
Berikutnya, Agus Sukaca menyampaikan topik kiat-kiat AUMAKES bertahan di era pandemi Covid-19. Untuk melakukan turunnya pendapatan di bidang layanan kesehatan perlu diadakan recorvery, yaitu membangun brand pelayanan aman covid, mengawal covid (membuka layanan PCR, rapid test, genose), dan inovasi baru.
“Alhamdulillah layanan kebidanan di RS PKU Muhammadiyah Sruweng sekarang sangat ramai karena sudah ada brand Pelayanan Aman Covid. Aktualisasinya adalah dengan memisahkan pasien yang positif dan tidak,” katanya.
Inovasi-inovasi baru dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat, seperti telemedicine, layanan antar obat, dan SIMRS. Hampir seluruh rumah sakit Muhammadiyah dari bulan April 2020 walau SHU turun namun tetap dapat bertahan.
Salah satu contoh best practice dilakukan RS Aisyiyah Siti Fatimah Tulangan dengan ikhtiar manajerial dan ikhtiar spiritual. RS ini membangun Ruang Isolasi Khusus (RIK) untuk pasien covid, fasilitas screening rutin untuk nakes dan masyarakat umum, pasien dilayani di mobil bahkan diberikan snack dan minuman hangat/dingin, serta adanya kelonggaran bagi para dokter dan staf.
Sebagai ikhtiar spiritual, RS dijadikan institusi yang bertakwa dengan menjalankan kewajiban dan menjauhi larangan Allah SWT. RS memberikan fasilitas untuk shalat dhuha dan tahajjud, serta saling mengingatkan baik nakes ataupun pasien.
Tri Ani menambahkan materi dengan topic strategi bertahan dalam aspek keuangan dan proses bisnis. Inovasi layanan dapat dilakukan diversifikasi usaha, yaitu memetakan kembali layanannya apa saja, siapa targetnya, dan keunggulannya apa.
Targeting merupakan tindakan mengevaluasi keaktivan daya tarik setiap segmen pasar. Pada situasi pandemi perlu dilakukan upaya pemasar untuk meningkatkan citra, persepsi, dan imajinasi yang terkait dengan produk yang ditawarkan. (*)
Wartawan: Afifatur Rasyidah I.N.A
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow