Ogah Mengurus Tambang! IMM Pilih Kelola Bank Sampah

Ogah Mengurus Tambang! IMM Pilih Kelola Bank Sampah

Smallest Font
Largest Font

KULON PROGO - Ketika ada organisasi diberi izin untuk mengelola tambang, Muhammadiyah justru menolak dan memilih jalur lain yang dirasa ramah lingkungan. 

Ya, sejumlah mahasiswa yang berada dalam Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PK IMM FEB UMY) menginisasi untuk membuat program membantu pengelolaan Bank Sampah KLL Galur yang berada di Dukuh Patuk, Desa Tirtorahayu, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo. 

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Program ini merupakan bagian dari Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) dari Kemendibukristek Dikti. Proposal dari PK IMM FEB UMY untuk program yang diusung ini berhasil lolos dan berhak mendapatkan pendanaan untuk PPK Ormawa ini. 

Program pengelolaan bank sampah secara resmi diluncurkan pada Ahad (9/6) sore, dihadiri oleh para anggota PPK Ormawa PK IMM FEB UMY, pengelola Bank Sampah KLL Galur, dan dosen pembimbing. 

Ada 3 program unggulan yang digelar pada pengelolaan bank sampah ini. Yaitu, digitalisasi, pembuatan pupuk, dan program pembuatan kerajinan tas.

Untuk kegiatan memilah sampah, jadi setelah semua sampah di Desa Tirtorahayu ini dikumpulkan, lalu dilakukan pemilahan sampah, dimana botol-botol plastik bekas dipisahkan, begitu juga kardus-kardus bekas. 

“Karena Jogja Darurat Sampah, jadi ini salah satu upaya untuk menanggulangi menanggulangi penumpukan sampah di Jogja. Jadi, sampah-sampah dikumpulkan terus di pilah, terus nanti dijual ke pengepul,” kata Ketua PPK Ormawa PK IMM FEB UMY, Muhammad Abel. 

Tak hanya itu, mereka di sini juga akan mencoba untuk mengolah atau berinovasi dengan membuat set up-nya, seperti ada kerajinan tas dan juga kerajinan lainnya. Kemudian, terkait digitalisasi yaitu dengan menggunakan website yang akan dibuat oleh PPK Ormawa PK IMM FEB UMY. Dalam website itu, nanti akan ada data-data jadwal pemungutan, pemilahan sampah, jenis-jenis sampah yang ada di bank sampah, dan lainnya. 

Program ini akan berlangsung selama lima bulan, mulai dari Juni ini dan selesai di bulan Oktober nanti. “Setelah 5 bulan itu, sudah ada rencana selanjutnya untuk terus berkomunikasi ke desa dan juga nanti kami akan menjadikan bank sampah digital sebagai program unggulan,” jelas Abel. 

Masyarakat Desa Tirtorahayu menyambut baik diadakannya program pengelolaan Bank Sampah KLL Galur oleh PPK Ormawa PK IMM FEB UMY ini. 

Bank sampah ini sendiri didirikan ketika sebelumnya pada tahun 2021, para warga sekitar saat itu mengalami wabah demam berdarah dan mengakibatkan 12 orang terserang. Saat melakukan penindakan bersama puskesmas, dijelaskan bahwa cara fogging rupanya hanya mampu membasmi nyamuk demam berdarah sebesar 20 persen dan yang paling efektif adalah dengan cara 3M, yaitu Membersihkan, Menutup, dan Mengubur. 

“Dari situ, timbul rasa simpati warga, sehingga sehingga mengadakan bank sampah. Setelah (sampah-sampah) dijual, hasilnya disalurkan yang berhak menerima, seperti fakir, miskin, dan yatim piatu,” kata Sukardi, Ketua Pengelola Bank Sampah KLL (Kantor Layanan Lazis) Galur Adapun, bank sampah ini lebih dari satu setengah tahun, bisa membantu warga, terutama yang fakir dan miskin. 

Tentunya, dengan bantuan dari PPK Ormawa PK IMM FEB UMY ini, diharapkan bisa membantu pengelolaan bank sampah di sini lebih optimal, terlebih dengan sistem digitalisasi yang akan dipasang nanti. 

“Sehingga bisa terbaca atau termonitor. Kalau terbaca dan termonitor, kami kan lebih hati-hati dan nanti dengan harapan bisa lebih maju dengan adanya perkembangan zaman. Sehingga kita bisa membantu warga melalui jalur yang ada,” harap Sukardi. 

PPK Ormawa ini didampingi oleh Gita Danu Pranata, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing dari FEB UMY yang juga turut bersyukur PK IMM FEB UMY bisa lolos program ini. Dimana, dari jumlah proposal ada 2.600, kemudian yang lolos 400 proposal dari 156 perguruan tinggi. 

Ia mengharapkan program ini akan menyatukan kemitraan dengan masyarakat, khususnya desa. Karena program ini berbasis desa dan kelurahan yang berpotensi menjadi berkelanjutan. 

“Kalau memang berhasil, akan ada dinas instansi yang terkait nanti akan bisa menindaklanjuti dan menjadi program berkelanjutan, terutama soal digitalisasi bank sampah yang paling excellent. Semoga, ini nanti bisa menjadi contoh bagi masyarakat di luar,” kata Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DI Yogyakarta itu. (*) 

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    3
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow