Musik dan DNA Muhammadiyah dalam Diri Nevi Budianto
YOGYA - Muhammadiyah Jogja Expo #3 telah berakhir dengan semarak dan penuh pencapaian. Bertempat di Jogja Expo Center perhelatan ini dibuka pada Jumat (24/11) dan ditutup pada Ahad (26/11). Di malam puncak sekaligus penutupannya, MJE #3 menampilkan pementasan gamelan Kiai Kanjeng, sekaligus mengenalkan pada khalayak seorang personel yang merupakan seniman dari kalangan Muhammadiyah: Nevi Budianto.
“Saya merasa kembali ke kampung halaman, kembali ke habitat lama saya” ucap Nevi di sela pementasannya.
Dalam wawancaranya pada mediamu.com Nevi mengakui dirinya lahir dan hidup di lingkungan Muhammadiyah. Bahkan kedua orang tuanya adalah warga Muhammadiyah yang cukup aktif di tingkat ranting.
“Saya lahir di kalangan Muhammadiyah. Bapak ibu saya berkeluarga karena Muhammadiyah. Bapak saya aktif di Muhammadiyah, ibu saya aktif di Aisyiyah, jadi DNA saya Muhammadiyah. Rumah saya di Notoprajan, kampung di belakang kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Itu di zamannya pak A.R. Fachruddin dulu,” jelasnya.
Sejak kecil Nevi sudah menempuh pendidikan di lingkungan Muhammadiyah. Dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Teknik Menengah (STM) ia belajar di lingkungan pendidikan Muhammadiyah di daerah Purwodiningratan. Di masa-masa sekolah inilah Nevi mengenal kesenian yang menjadi jalan hidupnya kini.
Nevi kecil mulai belajar seni dari kedua orang tuanya. Dahulu dia diajari oleh kedua orantuanya dalam melantunkan beberapa lagu Muhammadiyah. Beberapa lagu yang ia hafal sejak kecil adalah Mars Pemuda Muhammadiyah dan Mars Nasyiatul Aisyiyah.
Dua lagu kemudian secara spontan Nevi nyanyikan dalam pementasan Kiai Kanjeng di malam penutupan MJE #3.
“Saya teringat saja lagu itu dulu sering diajarkan orang tua saya. Maka spontan saja saya nyanyikan tadi itu di tengah-tengah acara. Anggota yang lain tidak tahu kalau saya mau menyanyikan itu,” jelasnya.
Selain dua lagu yang telah disebutkan, Nevi juga memperkanalkan Selawat yang cukup populer di kalangan Muhammadiyah pada masa kecilnya. Menurutnya, selawat ini seringkali dilantunkan dalam acara atau peringatan Muhammadiyah dengan iringan gamelan Jawa.
“Iya (Selawat-red.) itu dulu terkenal di kalangan Muhammadiyah, ibu saya yang mengajarkan pada saya. Dan itu diiringi dengan gamelan Jawa,” tandasnya.
Selain dua lagu dan satu selawat yang Nevi sebutkan, ia juga mengaku menyimpan banyak koleksi lagu Muhammadiyah yang lain. Ia mewarisi seni dan lagu Muhammadiyah itu dari ibunya. Lagu-lagu ini, menurut Nevi, adalah lagu penting yang dititipkan kepadanya.
“Kebetulan sebelum seda ibu saya sempat menitipkan beberapa lagu penting untuk saya, sampai saat ini saya masih menyimpannya,” tandasnya.
Wartawan: Fatan Asshidqi
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow