Muhammadiyah Punya Peluang Besar dalam Bisnis Reklame
YOGYAKARTA — Pandemi Covid-19 memberikan dampak bagi kehidupan manusia, baik di tingkat nasional maupun global. Selain kesehatan, persoalan ketenagakerjaan dan ekonomi muncul bak gelombang laut yang menderu. Tapi di sisi lain pandemi ini memunculkan kreativitas ekonomi luar biasa bagi manusia untuk mampu bertahan hidup.
Butir-butir di atas muncul pada hari terakhir Pengajian Ramadhan yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY secara daring, Ahad 25 April 2021. Pada sesi pertama menghadirkan narasumber Yulianto Neri Mugiono, S.E., Bendahara PP Pemuda Muhammadiyah, dengan moderator M Qomarudin dari MPK PWM DIY. Pada sesi kedua narasumber Ahmad Najib Wiyadi, M.Ag. dengan moderator Agung Wijayanto.
Menurut Neri, minimal ada dua (2) dampak pada pandemi kali ini.
Pertama, perubahan perilaku pasar. Contohnya adalah work from home (WfH) dari yang semua bekerja ya di kantor, stay at home (tinggal di rumah, kecuali ada hal sangat penting yang mengharuskan keluar rumah), pengajian online, seminar online, workshop online, rapat online, dan belajar di rumah. Ngopi dan nongkrong tak lagi dilakukan seperti dulu.
“Perilaku pasar berubah, semua menjadi serba online. Kemudian muncul channel-channel promosi dan distribusi,” katanya
Kedua, daya beli berubah, lebih kecil dibanding sebelum pandemi. Situasi dan kondisi ini menyebabkan penghasilan segala sektor usaha mengalami penurunan, sehingga beberapa pengusaha mengambil langkah penyelamatan dengan pemotongan gaji sampai 50 persen atau pemecatan. Hal itu menyebabkan masyarakat melakukan penyelamatan diri dengan langkah-langkah kreatif.
Beberapa sektor yang disebut Neri sebagai langkah kreatif adalah penjualan online baik melalui aplikasi atau segala macam sosial media seperti facebook, instagram, dan whatsapp. Barang yang dijual beragam, seperti snack, frozen food, minuman, vitamin, masker, dan disinfektan.
“Karena kita tidak tahu kapan pandemi Covid-19 berakhir, maka peluang bisnis tetap terbuka. Produk-produk untuk menemani kehidupan di rumah juga terbuka lebar peluangnya, misalnya buku, mainan anak seperti ular tangga dan puzzle, dan kelas-kelas online,” jelasnya.
Ia menceritakan bisnis yang sudah ditekuninya selama kurang lebih 10 tahun, yaitu advertising. “Oleh beberapa orang saya disebut petani besi. Kalau petani pada umumnya menanam padi, saya menanam besi sebagai papan reklame. Tanamlah besi, tumbuhlah uang,” ungkap Neri.
Perjalanan bisnis “tanam besi” ini mirip-mirip bisnis properti, yakni diawali dengan mencari lahan. Modal awal tidak terlalu besar, tapi menurut pengalamannya, tahun pertama bisa langsung impas modal dan tahun kedua sudah untung di atas 50 persen.
“Bisnis semacam ini bisa dikelola Muhammadiyah melalui angkatan mudanya. Misalnya dengan punya enam (6) titik pemasangan. Amal usaha kan banyak, kegiatan Muhammadiyah juga banyak. Jika biasanya menyewa papan reklame orang lain, ini bisa kita kelola jika kita punya,” katanya.
Hal senada disampaikan narasumber sesi kedua, Ahmad Najib Wiyadi. “Semoga bisa menjadi Sandiaga Uno baru, Harry Tanu baru. Insya Allah kita nanti masuk dalam barisan para pengusaha besar,” tandasnya. (hr)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow