Mengenang Almarhumah Hj. Hayatun: Disiplin dan Amanah

Mengenang Almarhumah Hj. Hayatun: Disiplin dan Amanah

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Keluarga besar Muhammadiyah DIY kembali kehilangan sosok yang patut diteladani. Setelah tokoh-tokoh seperti Drs. Rinto Tri Nugroho (Wakil Ketua PDM Kota Yogyakarta), Hj. Tutik Herwanti (wakif Graha TR), dan Ir. H. Mashud (Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PDM Sleman), Ahad (25/7) Hj. Hayatun, S.H. menyusul dipanggil Allah SWT.

Hj. Hayatun adalah Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) DIY periode 2005-2010. Menurut keterangan keluarga, kepergian almarhumah tidak sedang dalam keadaan sakit, tetapi hanya sedikit sesak. Ibu Hayatun meninggal dunia dalam usia 79 tahun di kediamannya, kampung Deresan, Yogya.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Menurut keterangan Ketua PWA DIY, Hj. Zulaikha, kepada mediamu.com (Rabu, 28/8), sebelum wafat Ibu Hayatun masih sempat berkoordinasi dengan pengurus ‘Aisyiyah untuk menitipkan hewan Qurban di Hari ‘Idul Adha yang lalu.

“Pada masa periode beliau, saya menjadi sekretaris. Selama lima tahun periodenya, beliau memberi kesan sangat mendalam. Di mata kami, para kadernya, Ibu Hayatun adalah sosok pimpinan yang sangat disiplin dan sangat tegas,” ungkap Zulaikha.

Selain berkiprah di Muhammadiyah, almarhumah juga pernah bekerja di Polda DIY dan Dinas Sosial DIY. Setelah paripurna kemudian mengabdikan diri di PWA DIY.

Menurut Zulaikha, Ibu Hayatun sangat disiplin, contohnya ketika melakukan rapat. Misalnya, hari Kamis ada rapat jam dua siang, almarhumah sudah datang sejak sebelum jam 14.00.

“Bahkan beliau orang nomor satu yang datang di kantor, dan sudah siap dengan coret-coretan di kertas tentang materi apa yang dirapatkan. Artinya, beliau rapat dengan persiapan matang dan tidak hanya hadir. Menurut kami beliau sangat disiplin dan amanah terhadap tugas yang diamanahkan,” ujarnya.

Almarhumah juga dikenal sebagai sosok yang tertib dalam hal administrasi. AD/ART ‘Aisyiyah, pedoman amal usaha, majelis dan lembaga Muhammadiyah diikuti dengan taat sungguh-sungguh.

“Beliau tidak segan-segan menegur dan menasihati kami, terutama ketika kami belum menyelesaikan tugas, ada proposal-proposal yang belum jadi dan belum terbahas, dan lain sebagainya. Beliau selalu menanyakan dengan detail dan tegas,” kata Zulaikha. (*)

Wartawan: Afifatur Rasyidah I.N.A.
Editor: Sucipto

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow