MDMC DIY Gandeng SKSG UI, Kaji Integrasi Mitigasi Bencana dengan Sektor Sosial
YOGYA – MDMC PWM DIY berkolaborasi dengan Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia melaksanakan FGD dengan Fokus Pengurangan Risiko Bencana bertema “Integrasi Mitigasi Bencana dengan Sektor Sosial di Provinsi DIY.” Acara ini dilaksanakan di Aula Gedung PWM DIY dengan menghadirkan stakeholder baik OPD maupun NGO lokal yang konsen dalam penanggulangan bencana, Kamis (13/7).
Menurut Esti Suyanti, M.Si., Koordinator SKSG UI, Yogyakarta adalah wilayah di Indonesia yang sudah memiliki banyak pengalaman penanggulangan bencana karena kejadian bencana nasional beberapa kali terjadi di wilayah ini.
Sektor pemerintah maupun organisasi non pemerintah berbasis masyarakat banyak berkembang di Yogyakarta; mulai dalam melakukan pendampingan, advokasi, gerakan humanitarian sampai riset untuk menanggulangi dampak buruk, mengurangi kerentanan hingga memperkecil risiko potensi dampak bencana berikutnya.
“Untuk itu menarik apabila melihat lebih jauh bagaimana cara Yogyakarta bangkit dari kondisi rentan setelah terjadi beberapa kali kejadian bencana di wilayahnya,” katanya.
Kolaborasi antara SKSG UI dengan MDMC PWM DIY ini bertujuan mengetahui sejauh mana perangkat pemerintah dan non pemerintah melakukan integrasi dengan program perlindungan sosial dalam penanggulangan bencana.
- Mengetahui sejauh mana perangkat pemerintah dan non pemerintah melakukan integrasi dengan program kesehatan dalam penanggulangan bencana.
- Mengetahui sejauh mana perangkat pemerintah dan non pemerintah melakukan integrasi dengan program pendidikan dalam penanggulangan bencana.
SKSG UI menyambut baik kerja sama dengan MDMC dalam rangka penelitian yang dilakukan UI. Hal ini akan menambah nilai terkait kolaborasi universitas dengan Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak dalam isu kebencanaan dan ketahanan nasional.
“Universitas Indonesia berkomitmen untuk merealisasikan 17 poin SDGs sebagaimana kontribusi aktif yang juga diberikan MDMC dalam gerakannya di masyarakat. Besar harapan kolaborasi ini semakin intensif dan membuahkan dampak nyata untuk masyarakat,” tuturnya.
Indrayanto, Ketua MDMC PWM DIY, mengatakan bahwa kolaborasi ini sebagai upaya pelibatan Pentahelix yang kali ini dengan perguruan tinggi. Upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) berbasis riset tentu dapat menghasilkan mitigasi dan kesiapsiagaan yang teruji sehingga mampu membangun ketangguhan masyarakat secara optimal.
Dengan hadirnya perwakilan stakeholder baik OPD maupun NGO lokal di DIY dalam kegiatan ini diharapkan muncul gagasan dan ide-ide baru untuk pengembangan guna mewujudkan resiliensi di DIY.
“Hasil dari kegiatan ini menjadi kepentingan bersama baik pemerintah maupun non pemerintah. Kolaborasi MDMC dengan Univeritas Indonesia ini akan terus dilakukan untuk tema-tema kebencanaan lainnya,” harapnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD DIY, Danang Samsurizal, S.T., menyambut baik inisiasi kegiatan yang dilaksanakan MDMC PWM DIY dan UI ini. Pasca gempa 2006 BPBD DIY aktif mendorong adanya regulasi yang kuat, sehingga Yogya menjadi tempat pembelajaran dan rujukan berbagai pihak.
“Gempa 6,4 SR yang terjadi 30 Juni 2023 lalu yang di Bantul ternyata tidak lagi berdampak besar bagi warga di Bantul dan Yogyakarta secara umum. Hal ini karena bangunan di Bantul sudah lebih baik pasca gempa 2006 lalu, sehingga mampu meredam gempa tersebut,” katanya.
Aspek sosial juga menjadi faktor penentu dalam upaya pengurangan risiko bencana. Meski dalam hal social protection banyak dana bantuan yang digelontorkan melalui berbagai program pemerintah, namun sejauh ini masih perlu adaptif untuk pelaksanaan yang efektif.
“Terima kasih Muhammadiyah sudah membantu pemerintah dalam upaya Pengurangan Risiko Bencana (PRB) di semua jenjang,” tandas Danang. (*)
Berita ini diterima mediamu.com dari Sulistyo, Sekretaris LRB/MDMC PWM DIY
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow