Manusia Butuh Seni sebagai Ruang Ekspresi

Manusia Butuh Seni sebagai Ruang Ekspresi

Smallest Font
Largest Font

BANTUL — Seni dan budaya telah menjadi bagian dari kehidupan manusia, termasuk umat Islam. Manusia juga membutuhkan seni dan budaya untuk bisa mengekspresikan sesuatu yang mereka pikirkan atau rasakan.

Hal tersebut menjadi salah satu inti pembahasan dari Dialog Seni dan Budaya Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantul Semarak Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, Senin (8/8), di Aula Gedung Dakwah PDM Bantul. Dialog menghadirkan Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Syamsul Anwar, dan Anggota Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PP Muhammadiyah, Khusen, dipandu oleh Moderator, KRT. Akhir Lusono yang merupakan Ketua LSBO Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Mengawali sesi dialog, Syamsul Anwar menjelaskan, bahwa PP Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid telah membuat dua keputusan terkait seni dan budaya di Musyawarah Nasional Tarjih. Pertama di Banda Aceh tahun 1995, dan kedua di Malang tahun 2010

Dalam putusan tarjih, baik di Banda Aceh dan Malang, seni pada asasnya mubah dan bagian dari muamalah, bukan ibadah. “Seni juga merupakan sebuah kebutuhan, artinya menyadarkan manusia bahwa hidup bukan sekadar matematis ataupun logika, tetapi juga romantis dan estetis,” ujar Syamsul saat menjelaskan inti dari kedua Putusan Tarjih tersebut.

Ia juga memahami seni dan budaya adalah suatu ekspresi keindahan terhadap realitas dalam berbagai bentuk. Baik itu berupa lukisan, batu, tulisan, dan sebagainya, yang telah menjadi budaya dalam kehidupan masyarakat. Syamsul juga melihat seni sebagai ekspresi terbagi menjadi dua, yakni ekspresi visual berupa tarian dan lukisan, lalu ekspresi tekstual dalam bentuk tulisan, lirik, dan sebagainya.

Terkait bagaimana untuk mengekspresikan seni, Syamsul mengingatkan ada nilai-nilai yang harus diperhatikan. Seni dan budaya dalam bentuk apapun dan tergantung isinya bisa dimaknai berbeda oleh orang-orang.

“Kegiatan seni dan budaya dalam bentuk apapun bisa kita laksanakan, tetapi makna dan isinya kita sesuaikan dengan ajaran Islam. Muhammadiyah tidak melarang seni dan budaya, karena termasuk bagian dari muamalah, artinya diperbolehkan selama tidak menyentuh larangan tertentu,” tuturnya. (*)


Wartawan: Dzikril Firmansyah

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow