Malam Refleksi IMM FAI UMY: Harus Ada Integrasi Dunia Maya dengan Realita

Malam Refleksi IMM FAI UMY: Harus Ada Integrasi Dunia Maya dengan Realita

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PK IMM FAI UMY) periode 2020/2021 menggelar diskusi malam refleksi pra Musykom (Musyawarah Komisariat) di Menara Coffee, Kamis (22/10).

Refleksi pra Musykom merupakan diskusi menyambut Musyawarah Komisariat PK IMM FAI UMY yang ke-28 dengan mengusung tema “Quo Vadis PK IMM FAI?” Tema diskusi ini adalah upaya adaptasi terhadap realita dan upaya mencari simpul permasalahan. Sehingga nantinya dapat dirumuskan gagasan-gagasan atau wacana-wacana untuk menjawab tantangan zaman.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Dalam penyampaian materi pertama, Immawan Hizba Muhammad Abror, Ketua Umum PK IMM FAI UMY 2020-2021 berbicara tentang society 5.0 Hizba. Ia menegaskan bahwa sosial media diciptakan untuk mempersatukan.

“Akan tetapi hari ini kita lihat semakin banyak sirkel-sirkel dalam suatu pertemanan,” katanya.

Hal serupa disampaikan Immawati Destita Mutiara S.Sos, Instruktur Dasar PC AR Fakhruddin. “Quo Vadis IMM FAI harus berintegrasi antara dunia maya dengan realita yang ada, menjadi sebuah irisan society 5.0. Hal ini bisa dijadikan sebuah pendekatan yang diambil nilainya,” paparnya.

Sedangkan Immawan Muhammad Amin Azis S.E, Kabid RPK PK IMM FAI UMY 2019-2020, menegaskan, “Kita harus menguatkan tradisi sadar informasi keilmuan yang ada seperti membuat perpustakaan digital.”

Menanggapi diskusi tersebut, Ramadhanur Putra (Kader IMM FAI UMY 2020) mengatakan bahwa mahasiswa yang aktif dalam gerakan sosial harus tetap adaptif terhadap perkembangan zaman. Dan, perkembangan zaman yang begitu cepat harus dapat dijawab dengan inovasi-inovasi gerakan yang sangat cepat juga.

“Diskusi malam refleksi mencoba membawa kita pada sebuah penyadaran terhadap perkembangan zaman. Ternyata kita dihadapkan dengan society 5.0 yang tidak pernah disangka-sangka. Ini tentunya menjadi PR besar dalam mencari rumusan gerakan yang lebih adaptif sebagai upaya menyelesaikan problematika sosial, meskipun dengan background gerakan yang berbeda,” tambahnya.

Sebagai penutup acara diskusi, PK IMM FAI UMY 2020-2021 melaunching buku Panduan Perkaderan Komisariat dengan penyerahan oleh Abid Abdillah Ketua Bidang Kader PK IMM FAI UMY 2020-2021 kepada Nizar Habibunnizar Ketua Bidang Kader PC IMM AR Fakhruddin 2020-2021.

“Buku ini merupakan sebuah Panduan Perkaderan di PK IMM FAI UMY yang diusahakan sejak tahun 2015,” kata Abid.

Secara histori, tahun 2015 konsep dasar perkaderan di FAI mulai dirangkai bersamaan adanya Kaidah Perkaderan serta Sistem Perkaderan Ikatan yang dimiliki IMM. Tahun 2016 dilanjutkan perumusannya hingga 2019. Menurut Abid, semua usaha tersebut sebagai upaya demi perkaderan yang lebih baik.

Tahun 2020 dilakukan pengumpulan semua kepingan persoalan perkaderan yang sudah dibentuk, disusun, dan disempurnakan hingga tersusun Buku Panduan Perkaderan PK IMM FAI UMY tersebut.

“Buku ini tidak menjadikan perkaderan menjadi kaku. Namun semaksimal mungkin demi perkaderan yang tersistem dan berkelanjutan,” katanya. (*)

 Kontributor: Mila Mutiara Choirunnisa (Kader IMM FAI UMY)
Editor: Heru Prasetya

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow