Mahasiswa UHAMKA Jakarta Belajar MTB di Cangkringan Sleman
SLEMAN — Sebanyak 295 orang mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta, belajar soal Masyarakat Tangguh Bencana (MTB) di Cangkringan, Sleman.
Masyarakat tangguh bencana di Sleman, khususnya di sekitar Cangkringan yang berada di lereng Merapi, terbukti bisa tangguh dalam menghadapi bencana alam. Dan hal itu mendapat apresiasi sampai tingkat nasional maupun internasional.
Hal itu disampaikan Budi Santoso dari MDMC PP Muhammadiyah dalam kegiatan studi lapang yang diikuti mahasiswa UHAMKA Jakarta yang didampingi 3 dosen dan 3 karyawan Isipol UHAMKA Jakarta pada 4 Januari 2020 di Masjid Nurul Mutaqin, Kompleks PKU Muhammadiyah Cangkringan, Argomulyo, Sleman.
Diterangkan Husnan Nurjuman, S.Ag, M.Si selaku dosen dan ketua rombongan dari Isipol UHAMKA Jakarta, matakuliah Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) saat ini menggunakan pendekatan dakwah secara intervensi, mengorganisasikan serta membersamai masyarakat agar berdaya.
“Kami merasa bangga bisa hadir di tengah masyarakat tangguh bencana di Cangkringan Sleman,” kata Husnan Nurjuman.
Menurut Husnan, pada prinsipnya bencana alam seperti erupsi, banjir dan tsunami bukanlah bencana jika tidak ada korban jiwa. “Di sinilah konsep mayarakat tangguh bencana ini menjadi penting untuk mengurangi risiko bencana,” katanya.
Dan masyarakat Cangkringan, Sleman, dengan berbagai stakeholder — termasuk Muhammadiyah — mengambil peran besar di sini untuk membangun konsep tangguh bencana ini.
Disamping itu, kegiatan itu untuk bernostalgia dan berjumpa dengan teman-teman MDMC PP Muhammadiyah yang dulu ikut bersama-sama merintis konsep penanggulangan bencana di Muhammadiyah seperti Budi Setiawan, ST, Budi Santoso dan lain-lain.
PCM Cangkringan menyambut kedatangan mahasiswa UHAMKA Jakarta di lereng Merapi. Kemudian ditunjukkan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di Cangkringan sejak dari TK, SD, SMP, SMK, PKU Muhammadiyah dan BMT yang sempat terhenti.
Sementara itu, LPB PDM Sleman yang dikomandani M. Fauzah Yaksya menyampaikan pengalamannya selama respon Merapi 2010 lalu dan bencana lainnya yang terjadi di Sleman, dengan melibatkan dan mengkoordinasikan semua potensi AUM beserta ortomnya dengan semangat “Satu Muhammadiyah Satu Respon”.
Selain itu, Sumarah S.Pd yang mendepat predikat bundanya relawan Sleman, menyampaikan, dirinya telah berkiprah sejak 1994 sampai sekarang.
Sampaikan juga keterpanggilan kemanusiaan dan untuk menjaga akidah umat, menjadi penyemangatnya untuk berkhidmat di dunia kebencanaan dan kerelawanan Muhammadiyah.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow