Luar Biasa, Omzet Ranting Ini Mencapai 12,3 M per Tahun

Luar Biasa, Omzet Ranting Ini Mencapai 12,3 M per Tahun

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Cabang dan Ranting berprestasi sudah banyak, tapi Cabang Ranting yang memiliki usaha dengan omzet di atas Rp 1 milyar per tahun sangat langka. Jika menyebut Ranting kaya raya tersebut adalah Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Gading, Klaten, Jateng.

Besaran omzet itu memang menggiurkan. Jika Rp 1 milyar dalam satu tahun saja, maka uang masuk per bulan sudah besar, di angka 85-an juta rupiah. Padahal omzet usaha PRM Gading di atas 1 milyar rupiah.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Dalam JSM Morning Talk #102, Rabu (12/7), Ansori, S.E. (Ketua 4 PRM Gading yang Membidangi Ekonomi dan MPM), menyebut bahwa dimilikinya lahan tanah di depam RSI Klaten. Di atas tanah itu dipakai sebagai arena parkir rumah sakit. Uang terkumpul dari seni kemudian digunakan mendirikan Tokomu yang kini berjumlah 3 (tiga).

Omzet dari parkir berkisar Rp 125 juta – Rp 130 juta per bulan, sedangkan satu Tokomu menghasilkan sekitar Rp 10 juta per bulan. Sekarang coba dikalikan untuk mendapatkan angka per tahun.

Dari parkir Rp 125 juta x 12 bulan = Rp 1,5 milyar per tahun, satu Tokomu Rp 10 juta x 30 hari = Rp 300 juta per bulan. Padahal PRM Gading punya 3 Tokomu sehingga hasil per bulan Rp 300 juta x 3 = Rp 900 juta per bulan atau satu tahun Rp 900 juta x 12 bulan = Rp 10,8 milyar. Jika ditotal gabungan parkir dan Tokomu menghasilkan angka Rp 1,5 milyar + Rp 10,8 milyar = Rp 12,3 milyar per tahun. Subhanallah itu hasil Muhammadiyah tingkat Ranting.

“Tidak sekadar kegembiraan, juga menjadi tanggung jawab moral kami mensupport Cabang Ranting lain untuk berkemajuan agar bisa unggul,” kata Ansori. Itu terbukti, kini di Klaten sudah ada 16 Tokomu yang dikelola Cabang dan Ranting di wilayah masing-masing.

Ansori sangat mengapresiasi kepengurusan periode sebelumnya yang berani dan penuh perhitungan ketika membuka area parkir RSI Klaten. “Itu betul-betul kecerdasan pengurus lama. Lahan di depan rumah sakit memberikan kontribusi luar biasa yang mampu menggerakkan kegiatan Ranting,” tegasnya.

Merasa Muhammadiyah sebagai gerakan harus selalu bergerak, tidak boleh berhenti, maka mulailah dibuka Tokomu. Ini luar biasa, toko modern berbasis jama’ah. Niatnya tidak sekadar bisnis, juga berjihad di bidang ekonomi.

“Kita sadaribahwa  umat Islam itu lemah di bidang ekonomi. Karena itu kita harus bersatu, harus punya bargaining. Jihad ekonmi harus kita bangun,” tandas Ansori.

Dalam rangka pemberdayaan ekonomi jamaah, PRM Gading memberikan pendampingan kepada ibu-ibu untuk memproduk sesuatu, kemudian hasil produk itu bisa dijual di Tokomu.

Dengan adanya lahan parkir dan Tokomu otomatis membuka lapangan kerja bagi kader dan aktivis persyarikatan dengan gaji memadai. Dalam pandangannya, kader yang bekerja di AUM akan lebih muda diarahkan dalam beribadah dan bermuamalah sesuai persyarikatan.

Nilai bisnis luar biasa dalam Tokomu itu mengharuskan para pengelola dan pengurus Ranting bekerja ekstra luar bisa, mempersiapkan segala sesuatu dengan tepat. Misalnya, mereka melakukan share saham ke jamaah, tetapi persyarikatan (PRM) wajib memiliki saham itu di atas 50 persen.

“Meskipun Ranting kuat, saham jangan dimiliki sendiri. Ya agar kita bisa jalan bersama dengan memiliki usaha bersama,” jelas Ansori.

Kepemilikan saham oleh jamaah itu menyebabkan adanya keterikatan jamaah dengan Tokomu sehingga mereka berbelanja juga di toko milik sendiri itu. Ini memang bagian dari langkah dalam menyiapkan pasar. Dari total yang belanja di Tokomu sebesar 20 persen adalah jamaah dan 80 persen lainnya masyarakat umum.

Jika potensi besar ini digarap serius, lanjut Ansori, maka menjadi kekuatan luar biasa. “Yang sekarang kita garap adalah pasar terbawa, yakni Ranting dan Cabang. Ini bisa dinaikkan ke Daerah, kemudian Wilayah, dan Pusat, tentu dengan peran berbeda,” katanya.

Karena itulah, tahun 2022 PRM Gading dinyatakan sebagai Ranting Unggul Tingkat Nasional oleh LPCR (Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting) PP Muhammadiyah.

Ansori memaparkan 3 hal pokok dalam bermuhammadiyah:

Pertama, ikhlas atau hanya memohon ridho Allah. Dengan begitu kita tidak perlu berpikir besok mau jadi apa dan dapat apa. Hal ini penting dan menjadi dasar utama dalam berkhidmat di Muhammadiyah.

Kedua, gembira, artinya bermuhammadiyah harus menggembirakan dan senang. Sesuatu yang dilakukan sepenuh hati akan memberikan hasil luar biasa dan segalanya menjadi ringan. Sekalipun semua mempunyai kesibukan di pekerjaan lain dan keluarga, tetapi karena senang, maka yang dilakukan terasa ringan.

Ketiga, perubahan. Agar ada program kerja maka harus ada perubahan-perubahan. Jangan berpikir karena Ranting kita sudah maju, sudah cukup, dan sebagainya, tetapi harus memiliki program yang sedikit radikal

“Dalam mengelola ranting, harus punya program yang punya lompatan, meskipun terasa tidak masuk akal bagi para pimpinan, tetapi harus mengambil langkah berani dan radikal seperti itu,” tutur Ansori.

Selain parkir dan Tokomu, PRM Gamping juga memiliki AUM bidang Pendidikan, yakni 2 (dua) Madrasah Ibtidaiyah (MI). Masing-masing MI tersebut memiliki sekitar 700 siswa dan 200-an siswa.

Dari perjalanan PRM Gading dalam bidang ekonomi, Ansori mengajak kalangan JSM (Jaringan Saudagar Muhammadiyah) yang punya usaha ritel bisa mendirikan toko di Cabang dan Ranting sekitar. (*)


Wartawan: Dzikril Firmansyah

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow