Kutuk Keras Genosida di Rafah, DPP IMM: Israel Mencederai Hak Dasar Manusia
JAKARTA - Aksi kekejaman Israel terus berlanjut. Terbaru, pasukan Israeli Defense Forces atau IDF telah menyerang Rafah dan menyebabkan ribuan pengungsi Palestina tewas.
Parahnya lagi, penyerangan dilakukan di malam hari, di saat pengungsi berada di tenda. Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan Israel menjatuhkan tujuh bom seberat hampir 1 ton atau 2.000 ponm serta rudal di kamp pengungsian.
Sontak, aksi keji mendapatkan banyak kecaman keras dari warga dunia. Tak terkecuali Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Ketua DPP IMM Bidang Tabligh dan Kajian Keislaman, Muhammad Hasnan Nahar, menjelaskan terkait prinsip universal bahwa penjajahan di muka bumi harus dihapuskan yang sepertinya tidak dapat dipahami dengan baik oleh negara Israel dan pihak-pihak pendukungnya.
"Mereka terus melakukan upaya kolonialisasi dan genosida terhadap warga Palestina, mulai dari peristiwa Nakba pada tahun 1948 sampai peristiwa Rafah pada tahun 2024. Berbagai upaya untuk menyelesaikan konflik sudah dilakukan, seperti membuat perjanjian perdamaian antara kedua negara. Mulai dari perjanjian Camp David (1979), perjanjian Oslo (1993) namun itu semua tidak membuat Israel menghentikan serangannya dan terus melanggar perjanjian-perjanjian yang telah dibuat.
Sebagai bentuk sikap kepedulian dan keberpihakan kepada Palestina, ada banyak hal yang bisa dilakukan baik dalam skala negara atau skala individu. Dalam skala negara, Hasnan mengatakan hubungan Indonesia dan Palestina adalah seperti hubungan saudara sedarah yang saling mendukung dan membela satu sama lain.
Jika dulu pada awal kemerdekaan Indonesia, Palestina menjadi salah satu negara yang mengakui Indonesia sebagai sebuah negara. Maka dari itu, yang dilakukan sekarang oleh Indonesia kepada Palestina, yang sampai kapanpun akan berdiri paling depan untuk memberi dukungan kepada Palestina untuk mendapatkan kemerdekaannya secara penuh.
“Indonesia sebagai anggota PBB selalu mengawal di tiap kesempatan untuk mewujudkan terjadinya kesepakatan perdamaian antara Palestina dan Israel," kata Hasnan.
Hasnan menilai Indonesia sebagai negara sudah berada di jalan yang tepat. Selain itu, sebagai individu juga bisa memiliki peran, seperti yang pertama adalah tetap memboikot produk-produk yang terindikasi dan terbukti mendukung zionis.
Kedua, menyebarluaskan informasi mengenai kondisi terkini Palestina di media sosial. Ketiga, mengumpulkan bantuan dan dana serta menyalurkannya melalui organisasi yang terpercaya seperti Lazismu, Baznas, dan lembaga resmi lainnya.
Sebagai sikap organisasi, DPP IMM mendukung kemerdekaan Palestina dan mengutuk keras serangan yang dilakukan oleh Israel. Tindakan itu telah menciderai hak dasar manusia yakni mendapatkan kemerdekaan.
"Kami mengajak kepada seluruh mahasiswa dan masyarakat luas untuk mengambil peran sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, seperti memboikot produk pro Israel, menyebar luaskan informasi terkini Palestina dan membantu secara materiil," tutup Hasnan. (*)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow