Ketum PP Aisyiyah, Salmah Orbayinah Nyanyikan Lagu ini di Pidatonya
SURAKARTA – Dalam penutupan Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke – 48, pada Ahad (20/11) kemarin, terdapat satu momen unik yang mengiringi acara tersebut.
Momen unik itu terjadi saat Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah periode 2022 -2027 Salmah Orbayinah menyanyikan sebuah lagu sebelum mengakhiri sambutannya, di hadapan para tamu yang hadir, seperti Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, beserta muktamirin.
Biasanya, ketika ada tokoh atau tamu undangan memberikan pidato atau sambutan, diakhiri dengan pantun atau semacamnya. Namun Bu Bayin, sapaan akrabnya, memilih untuk melakukan sesuatu yang berbeda, yaitu dengan bernyanyi.
Adapun, lagu yang dinyanyikan berupa tembang Jawa dengan judul “Duh Allah” atau “Dedungo”, dengan liriknya yang berbunyi:
Duh Allah mugi nedahno ing margi kaleresan
(Ya Allah berilah petunjuk di jalan kebenaran)
Kados margine manungso kang manggih kanikmatan
(Sebagaimana jalan orang yang diberi kenikmatan)
Lan malih mugi Paduko nebihno ing sedhaya
(Dan juga semoga Engkau jauhkan semua)
Titah Paduko kang nggoda kang tumurun ing ndonya
(ciptaan-Mu yang menggoda yang diturunkan ke dunia)
Lan sinten to ingkang mbangkang Dateng dawuh Paduko
(Dan barangsiapa yang tidak menjalankan perintah-Mu)
Temtu mboten badhe bejo, nanging temtu ciloko
(Tentu tak beruntung hidupnya, tapi tentu celaka)
Penggalan lirik di atas tentu memiliki makna yang sangat dalam dan mengandung doa. Intinya, memohon kepada Allah SWT agar kita diberikan jalan kebenaran.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Bu Bayin, yang menekankan bahwa berdoa adalah upaya memohon sepenuh hati kepada Allah SWT agar mengharap kebaikan-Nya. Dengan begitu, ia bersama dengan anggota PP ‘Aisyiyah lainnya bisa menjalankan roda kepemimpinan dengan tenang.
“Kenapa saya memilih panembromo dengan judul ‘Dedungo’ tersebut? Karena kita tahu bahwa berdoa adalah upaya memohon sepenuh hati kepada Allah SWT, mengharap kebaikan-Nya, sehingga nanti dalam saya menjalankan roda kepemimpinan ‘Aisyiyah bisa tenang, ikhlas hanya berharap kepada Allah dan ketika mengambil keputusan tidak grusah-grusuh, di saat masalah bisa menyelesaikan dengan bijak,” ungkapnya kepada Mediamu.id, Senin (21/11).
Menurut Bu Bayin, dengan selalu berdoa, Allah juga akan membuat kita lebih bijak dan semua urusan-urusan ‘Aisyiyah akan menjadi lebih mudah.
“Di samping itu, doa juga merupakan tuntunan agama serta alat menjalin komunikasi langsung antara kita dengan Sang Pencipta,” imbuhnya.
Pada gelaran Muktamar ‘Aisyiyah, Bu Bayin, melalui rapat 13 anggota PP ‘Aisyiyah, terpilih untuk melanjutkan estafet kepemimpinan setelah dua periode sebelumnya dipegang oleh Siti Noordjannah Djohantini yang menorehkan banyak prestasi di era kepemimpinannya.
“Agar bisa mempertahankan dan meningkatkan, saya mengajak kader dan pimpinan ‘Aisyiyah seluruh Indonesia untuk bisa beradaptasi secara cepat dengan perubahan zaman yang semakin kompleks,” ujar Bu Bayin.
Lektor Prodi Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini juga mengajak seluruh kader ‘Aisyiyah untuk selalu meningkatkan wawasan yang luas sehingga bisa menjalankan peran ‘Aisyiyah dalam kehidupan keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan universal.
“Mengelola dan menertibkan amal usaha dengan baik sehingga bisa bermanfaat banyak buat umat,” pungkasnya. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow