Jelang Musywil Muhammadiyah DIY: Perlu Majelis atau Lembaga yang Khusus Mengelola Masjid
YOGYA – Masjid merupakan tempat sangat vital bagi umat Islam. Tidak sekadar tempat beribadah, juga sebagai pusat kegiatan umat, baik itu ekonomi, sosial, maupun pendidikan.
Sebagai pusat pendidikan, masjid memiliki fasilitas seperti Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) dan Madrasah Diniyah yang bisa diikuti umat Islam, terutama anak-anak.
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah memandang masjid sangat penting sebagai tempat dakwah. Saat ini, masjid milik Muhammadiyah tersebar di seluruh penjuru Nusantara, terutama di Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai pusatnya Muhammadiyah.
Terkait pengelolaan masjid, Muhammadiyah mempunyai masalah, yakni belum ada panduan baku manajemen pengelolaan masjid serta kurikulum pengajaran TPA dan Madrasah Diniyah di lingkungan persyarikatan. Kalau pun ada masjid yang memiliki, kebanyakan disusun sendiri.
Keresahan ini dirasakan Ketua Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PWM DIY, Ridwan Furqoni, yang juga diamanahi sebagai Direktur TPA La Tahzan Masjid Nurul Huda Gilang, Baturetno, Banguntapan, Bantul.
Ridwan mengaku mencari rujukan untuk kurikulum TPA dan panduan manajemen masjid, tetapi tidak ada.
“Selain itu, belum ada majelis atau lembaga di persyarikatan yang secara khusus mengurusi masjid dan TPA ini,” kata Ridwan kepada mediamu.com, Senin (15/1).
Meskipun memiliki banyak masjid dan TPA atau Madrasah Diniyah, muncul kebingungan aktivis persyarikatan yang ikut mengelola masjid dan TPA ketika mau mencari rujukan panduan manajemen dan kurikulum.
“Sehingga saya berharap sekali pascamuktamar ada yang fokus ke sana. Ini merupakan potensi luar biasa,” kata Ridwan.
Menjelang Musywil ke-13 Muhammadiyah DIY, ia berharap pengelolaan masjid bisa diurus oleh majelis atau lembaga tertentu. “Atau membentuk lembaga khusus pengembangan masjid, musholla, TPA, dan madrasah diniyah,” harapnya.
Salah satu tugas majelis atau lembaga dimaksud adalah membuat regulasi tentang kurikulum serta panduan manajemen yang meliputi siapa yang bisa menjadi direktur, seperti apa strukturnya, dan sebagainya. PWM DIY bisa menjadi pionir terkait pembinaan masjid dan TPA lewat lembaga khusus.
Jika majelis atau lembaga itu terbentuk, tentunya bisa bekerja fokus mengembangkan manajemen masjid yang modern, up to date, dan menjalankan fungsi masjid seperti pada zaman Nabi Muhammad SAW. Selain manajemen masjid, juga bisa membuat panduan tentang manajemen, kurikulum, dan standardisasi sumber daya manusia di TPA dan Madrasah Diniyah.
“Kalau perlu dalam panduan manajemen takmir masjid, terdapat bidang-bidang yang harus dimiliki takmir masjid, periode takmir menjabat, standar keuangan, tanda fisik masjid Muhammadiyah, dan sebagainya. Bila itu semua bisa dibuat, tentu keren sekali pengelolaan masjid Muhammadiyah ini,” tandas Ridwan. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow