Jelang Musywil, MLH Resmikan Kebun Bibit dan Buah Muhammadiyah di Turi

Jelang Musywil, MLH Resmikan Kebun Bibit dan Buah Muhammadiyah di Turi

Smallest Font
Largest Font

SLEMAN –- Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Turi dan Majelis Lingkungan Hidup PWM DIY meresmikan Kebun Bibit dan Buah Muhammadiyah pada Sabtu (11/2) di Ngentak, Bangunkerto, Turi, Sleman. Peresmian ini dilakukan dalam rangka semarak Musywil XIII Muhammadiyah dan Musywil XII Aisyiyah DIY, pada tanggal 17 – 19 Februari 2023 di Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta.

Kebun yang berada di lahan seluas 2.658 m2 ini adalah tanah wakaf milik alm. Muji Mulyadi di Ngentak. Awalnya, lahan ini merupakan kebun salak yang dikelola oleh warga sekitar. Namun, dikarenakan nilai ekonomis salak sudah menurun, membuat PCM Turi merombak lahan tersebut dengan menanam tanaman ekonomis lainnya.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Awalnya, ini adalah lahan perkebunan salak. Namun, karena nilai ekonomis salak sudah menurun, sehingga kami berinisiatif untuk merombak lahan tersebut dan menanam tanaman lainnya macam kelapa kopyor, alpukat, pakel, dan mangga,” jelas Ketua PCM Turi Drs. Bambang Rahmanto.

Penanaman perdana dilakukan pada tanggal 5 Desember 2019 oleh Bupati Sleman waktu itu, Drs. Sri Purnomo, M.Si. dan selama tiga tahun ada beberapa pohon baik kelapa maupun alpukat yang sudah berbuah. Selain buah – buah, terdapat juga kolam ikan untuk terapi dan budidaya lele, mila, bawal, serta masih banyak lagi.

“Semoga tanaman yang lainnya segera tumbuh dan berbuah sehngga punya nilai ekonomis yang tinggi,” harapnya.

Ke depannya, dari PCM Turi juga akan memanfaatkan lahan wakaf lain seluas 1.300 m2 untuk menampilkan bibit – bibit tanaman dan bunga, yang saat ini sedang dibangun.

“Insyaallah dalam waktu 10 hari akan jadi dan akan segera ditindaklanjuti display untuk penjualan baik tanaman bunga dan buah milik persyarikatan,” lanjut Bambang.

Sementara itu, Ketua MLH PWM DIY Drs. Totok Pratopo menilai keberadaan kebun bibit dan buah ini sangat strategis untuk ekologi DIY. Sebab, di Turi sendiri menjadi salah satu wilayah hulu di DIY, yang artinya sumber air bersih warga DIY sangat bergantung pada konservasi di bagian hulu ini.

“Jadi, kita berpikir tidak hanya ini kebun bibit Muhammadiyah yang berfungsi sebagai edukasi, ekonomi, tetapi juga konservasi,” papar Totok.

Menurutnya, apabila hutan di wilayah hulu, seperti Turi, Tempel, dan Pakem ini berkurang, rusak, atau bahkan habis, maka akan sangat mengancam ketersediaan air bersih di DIY ini.

Maka, selain strategis, ini menjadi bagian dari usaha Muhammadiyah untuk mengkonservasi kembali bagian hulu. Maka dari itu, bibit yang ada di kebun ini bisa ditanami di area – area tangkapan air tanah.

“Mudah – mudahan kita berkembang memproduksi bibit ini dan teman – teman di ranting, cabang, dan daerah hingga umum bisa memanfaatkan kebun bibit Muhammadiyah ini setidaknya 3 – 5 tahun mendatang,” harap Totok.

Senada dengan Totok, Ketua PWM DIY H. Gita Danu Pranata, S.E., M.M. juga menganggap Kebun Bibit dan Buah di Turi ini sangat bermakna untuk pengembangan dakwah komunitas. Selain itu, menjadi contoh bahwa pemanfaatan lahan wakaf milik persyarikatan tidak melulu dibangun gedung permanen.

Selain bermanfaat dari segi ekonomi, kebun bibit dan buah milik Muhammadiyah ini bisa menjadi sarana untuk edukasi dan rekreasi yang menyenangkan.

“Ini juga bermakna untuk program pendidikan alam yang sedang dikembangkan Muhammadiyah. Harapannya, nanti pembelajaran di sekolah Muhammadiyah bisa dihadirkan untuk melihat dan belajar menanam di kebun bibit dan buah yang diinisasi oleh Muhammadiyah,” tutur Gita.

Gita juga sangat optimis dengan progres kebun bibit dan buah di masa depan ini sebab dikelola oleh pihak – pihak yang profesional, termasuk di antaranya dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang juga tinggal di Turi,

“Saya optimis kebun bibit buah ini bisa berkembang karena ketika sesuatu sudah ada ahlinya yang menangani itu nanti akan bermanfaat. Artinya, kehadirannya tidak sekadar formalitas pada saat peresmian, tetapi akan terus berkelanjutan dan berkembang,” tutup Gita. (*)


Wartawan: Dzikril Firmansyah

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow