Inilah Alur Pemilihan pada Musywil Muhammadiyah DIY
SLEMAN – Untuk kelancaran pelaksanaan Musywil XIII Muhammadiyah dan XII ‘Aisyiyah DIY, khususnya pelaksanaan pemilihan, Panitia Pemilihan Wilayah (Panlihwil) Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah melakukan survey lokasi di kampus Unisa Yogyakarta, Rabu (26/1).
“Panlih Musywil Muhammadiyah dan Aisyiyah telah bertemu di Unisa bersama Tim IT UAD dan Unisa untuk survei lokasi pemilihan saat Musywil,” jelas Ridwan Furqoni, Panlihwil Musywil XIII Muhammadiyah DIY.
Beberapa ruangan di Unisa telah ditinjau untuk digunakan sebagai tempat pemilihan. Seperti ruang seminar di Gedung Siti Walidah dan aula Fakultas Kedokteran.
Ridwan mengemukakan, survei ini sebagai tahapan yang dikerjakan Panlihwil. Sebelumnya, mereka telah melakukan penghimpunan dan verifikasi calon pimpinan.
Pertemuan antara Panlihwil dengan Tim IT UAD dan Unisa untuk menyukseskan pemilihan menggunakan e-voting di Musywil.
“Secara umum kita menggunakan sistem yang dibuat di Muktamar 48 dengan beberapa perbaikan dan masukan di dalamnya,” jelas Ridwan.
Alur pemilihan yang dirancang adalah: mula-mula anggota dan peserta setelah tiba waktunya pemilihan akan dipanggil satu persatu ke pemungutan suara. Pemilih terlebih dahulu melakukan registrasi dengan menunjukkan ID Card, lalu menukarkan semacam tanda bisa memilih dengan QR code yang sudah disiapkan.
Setelah menerima QR Code, pemilih dipersilakan ke tempat pemungutan suara. Setelah QR code discan, dia bisa melihat daftar calon pimpinan di layar komputer. Layar tersebut cukup disentuh (touchscreen) untuk memudahkan anggota dan peserta memilih calon pimpinan.
Setelah memilih akan ada cetakan (print out) nama-nama calon yang dipilih dari printer sebagai bukti bahwa dia sudah memilih. Lalu, dimasukkan ke dalam kotak pemungutan suara yang disediakan.
Ridwan menambahkan, fungsi print out sebagai konfirmasi jika ada suatu masalah dalam sistem, kotak itu bisa dibuka dan dihitung secara manual.
“Selama sistem tidak ada masalah, maka secara elektronik sistem akan menghitung otomatis hasil perolehan suara dengan cepat sebagaimana pernah kita lihat di Muktamar 48,” tambah Ridwan.
Jadi, meskipun hasilnya secara elektronik langsung bisa diketahui setelah peserta melakukan pemilihan, tetap ada kertas yang dimasukkan ke dalam kotak untuk penghitungan manual bila sewaktu-waktu terjadi masalah di sistem pemilihan.
“Jika sistem tidak ada masalah, kotak tidak perlu dibuka,” kata Ridwan. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow