Inilah 3 Pelajaran Berharga dari Sejarah Nabi Ibrahim Menurut Dadang Kahmad

Inilah 3 Pelajaran Berharga dari Sejarah Nabi Ibrahim Menurut Dadang Kahmad

Smallest Font
Largest Font

YOGYA - Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan menyelenggarakan shalat Idul adha di lapangan Kampus IV UAD, pada Senin (17/7). Shalat 'Id ini juga disiarkan secara langsung di Youtube Masjid Islamic Center UAD. 

Penyelenggaraan shalat Iduladha UAD bekerjasama dengan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Tamanan dan Takmir Masjid Al-Ikhlas Tamanan serta para relawan dari mahasiswa UAD berbagai program studi.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Suasana idul adha kali ini lebih banyak dibandingkan dengan shalat idul fitri, karena banyak dosen dan mahasiswa UAD yang tidak mudik. Setta juga masyarakat sekitar kampus UAD ikut hadir di lapangan UAD. 

Muhammad Ilham Baihaki selaku alumni FAI UAD, antusias dengan diselenggarakannya shalat idul adha yang kedua kalinya di lapangan kampus UAD ini.

"Alhamdulillah luar biasa seru nyaman, keren dan penyampaian ustadznya juga jelas," serunya.

Pada kesempatan kali ini, bertindak sebagai imam shalat iduladha yaitu Ustad Suwandi, M.Pd. Lalu, khatib dari Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Dadang Kahmad, M.Si.

Dadang Kahmad pada kesempatan ini menyampaikan terkait tauhid aktif nabi Ibrahim, yaitu tauhid yang diiringi dengan amal shalih dan amar ma'ruf nahi munkar. Nabi Ibrahim juga yang memiliki nalar kritis terkait keberadaan alam semesta yang begitu indah tidak mungkin jika tidak ada penciptanya. 

Ada tiga pelajaran yang bisa dipetik dari sejarah Nabi Ibrahim. Pertama, bahwa iman itu harus hidup dan aktif. Bukan iman yang pasif dan statis.

"Iman aktif itu iman yang mengungkapkan dalam tindakan amal sosial atau hablu min an-naas, melakukan amar ma'ruf nahi munkar, serta berakhlak baik dalam pergaulan dengan sesama manusia," jelasnya. 

Kedua, orang beriman harus ikut aktif melakukan kerja-kerja yang bermanfaat termasuk dalam hal ini ikut memakmurkan bumi dan memelihara bumi dari kerusakan.

Ketiga, kurban menjadi salah satu bentuk kesalehan sosial yang berimplikasi pada keberagamaan setiap muslim. Seperti yang dijelaskan dari HR. Ahmad dan Ibnu Majah yang berbunyi: "Barangsiapa yang mampu lalu tidak berkurban maka ancamannya tidak boleh mendekat ke tempat shalat kami."

"Mumpung masih diberi kesempatan hidup oleh Allah yang entah sampai kapan sisa umur ini masih ada. Sungguh alangkah indahnya jika umur yang tersisa ini kita gunakan untuk hal hal yang bermanfaat sehingga menjadi umur yang dipenuhi kasih sayang Allah, umur yang dipenuhi barakah Allah.

Harta yang kita punya, mari kita gunakan untuk kepentingan kebaikan, kita gunakan untuk meraih kesenangan di akhirat yang abadi. Jangan sampai kita menyesal selamanya ketika kita berada di alam keabadian," pesan Dadang kepada para jamaah. (*) 

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow