SLEMAN - Era digital saat ini mengharuskan semua kegiatan dan aktivitas dakwah Muhammadiyah harus bisa lebih kreatif dan menjangkau semua kalangan. Melihat hal ini, Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Gamping menginisiasi Pelatihan Pembuatan Konten, pada Ahad (18/2). Berlangsung di Kantor PCM Gamping, kegiatan ini dilaksanakan oleh Bidang Kaderisasi dan Organisasi bersama Bidang Komunikasi, Informasi, dan Telekomunikasi (KIT) PCPM Gamping.
Pada pelatihan ini, para kader PCPM Gamping diarahkan untuk bisa membuat konten baik yang viral. Maksudnya, membuat konten berupa dakwah dan kemasyarakatan yang perlu dinaikkan lalu diviralkan
Materinya meliputi cara pembuatan konten, dari perencanaan, proses, hingga pasca. Ketiganya penting, utamanya dalam perencanaan harus mencari banyak bahan konten media, kemudian mengolah bahan-bahan itu dengan aplikasi, sampai merilis konten video atau apapun itu di berbagai media, seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, dan sebagainya.
Pelatihan ini menghadirkan dua narasumber. Pertama, Ilyas selaku Anggota Bidang KIT PCPM Gamping yang menerangkan penggunaan aplikasi Canva untuk membuat konten. Di sini, Ilyas mengenalkan apa saja tool basic canva, mulai dari elemen dasar, teks, warna, ruang, dan lainnya.
Ilyas pun memberikan tips-tips menarik dalam mendesain konten. "Yang penting ATM, Amati, Tiru, dan Modifikasi. Maksimal (menggunakan) 3 font, warna senada jangan sampai ramai hingga 5 warna," jelas Ilyas, sembari bilang jika untuk bisa membuat konten viral, harus ada penekanan di konten mana yang ditunjukkan.
"Untuk para desainer, tetap semangat jaga mood, cari teman yang senada dan punya skill sama. Kalau sendiri, gak bakal kuat," pesan Ilyas.
Lanjut ke narasumber kedua, yaitu Arif yang memberikan kesadaran untuk remaja masjid dan kawan-kawan organisasi mempunyai mindset digital. "Kesadaran itu perlu dimunculkan karena kita memasuki era digital, jadi tidak sekadar sebagai konsumen, tetapi harus bisa jadi produsen konten media," ujarnya.
Agar bisa menjadi produsen, selain punya alat dan bakat, yang terpenting adalah menumbuhkan empati. Artinya mengetahui keadaan sekitar kemudian menawarkan solusi dengan konten itu.
Terkait supaya suatu konten bisa viral, Arif membatasi tingkat viralnya sampai mana. Kalau di PCPM berarti batasnya di kecamatan. Dengan masuk ke grup-grup yang di situ yang heterogen lalu sebarkan konten media di sana. Dari situlah produsen bisa realistis kalau mau buat konten dengan menjangkau di area sekitar dulu.
"Jadi, konten yang kita viralkan itu hal-hal baik. Sehingga diniati menjadi kebermanfaatan bagi yang melihat. Ini menjadi pahala buat kita juga, sebagai umat islam. Apalagi, memang viral yang baik itu jarang sekali," tutur Arif.
Menurutnya, viral itu berkaitan dengan apa yang sedang tren, maka pemuda dalam mendesain konten harus bisa sesuai dengan apa yang banyak diperbincangkan, kalau mau lebih luas lagi. "Bentuklah komunitas, dari sana istiqomah. Semangat buat konten baik akan bertahan lebih lama. Dari komunitas itu kita bisa saling berbagi dan belajar," pesan Arif. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
Comment