Ikhwan Ahada Silaturahmi dengan Warga Muhammadiyah Bantul, Apa Pesannya?
BANTUL - Peran dan komitmen Muhammadiyah dalam kebangsaan tidak perlu diragukan lagi. Bahkan, sejak berdirinya, Muhammadiyah berkontribusi besar untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Terlebih dalam hal politik, banyak sekali tokoh Muhammadiyah yang terlibat. Seperti Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo, Ir. Djuanda, dan lain-lainnya menjadi bukti sumbangsih besar Muhammadiyah untuk kebangsaan.
Beranjak di masa sekarang, peran-peran kebangsaan dari Muhammadiyah pun tetap berlanjut. Sehingga, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta Dr. M. Ikhwan Ahada, M.A. memberikan pesan penting bagi kader yang ikut menjadi caleg di Pemilu 2024.
“Para kader yang sedang berjuang (di Pemilu 2024) sebagai politisi, diharapkan dapat melakukan peran-peran strategis kebangsaan,” harapnya saat menghadiri Silaturahmi Kader Muhammadiyah untuk Sukses Peran Kebangsaan, Jumat (19/1) di Aula Gedung Dakwah Muhammadiyah Bantul.
Mengutip perkataan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bantul Arba Riksawan Qomaru, Muhammadiyah adalah rumah besar bagi seluruh kader yang saat ini sedang berjuang untuk meraih cita-citanya. Jadi, Ikhwan berpesan kepada para kader untuk bisa menjadi seperti para pendahulu.
“Jadilah Ki bagus Hadikusumo, jadilah Kasman Singodimedjo, jadilah Juanda. Tidak sekadar begitu selesai pilkada seperti dengan pil KB. Kalau pil KB nek lali dadi, kalau Pilkada nek dadi lali dengan janjinya. Itu bukanlah watak kader Muhammadiyah,” tegas Ikhwan.
Hal itu dikatakan, sebab Muhammadiyah punya contoh tokoh yang bisa dijadikan sebagai acuan negarawan. Salah satunya, Soekarno yang terlepas dari segala perspektif orang, orang yang menjadi Presiden Republik Indonesia yang pertama itu adalah pengurus bagian pendidikan Muhammadiyah di Muhammadiyah cabang Bengkulu.
Dari sini, menjadi bukti bahwa Muhammadiyah sejak masa lalu telah melahirkan tokoh-tokoh hebat ini. Maka, para kader yang saat ini berdiaspora di berbagai partai menjadi langkah yang positif.
Karena, di khittah Muhammadiyah 1969 diperkuat dengan khittah 2002 di Denpasar, Muhammadiyah menjaga kedekatan dan silaturahim yang sama dengan semua partai.
“Inilah peluang bapak dan ibu untuk bisa mencontoh dan mendekati. Kami yang ada di organisasi ini berdoa mudah-mudahan bisa melampaui para pahlawan dulu,” imbuh Ikhwan. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow