Haedar Nashir: Masjid Tak Hanya Untuk Ibadah, tapi Juga Pembangun Peradaban
LAMONGAN - Masjid, menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, memiliki peran lebih dari sekadar sebagai tempat ibadah; ia juga merupakan tempat untuk membangun peradaban bangsa. Ini ia sampaikan pada saat peresmian Masjid Asy Syifa RS Muhammadiyah Lamongan pada Rabu (17/1). Dalam kesempatannya itu, Haedar menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara fungsi ibadah dan membangun peradaban dalam masjid.
Haedar menekankan bahwa masjid tidak boleh secara otomatis menolak unsur kebudayaan. Menurutnya, kebudayaan yang dimaksud adalah sistem pengetahuan kolektif yang berdasarkan orientasi nilai Islam. Contohnya, budaya yang terkait dengan pelaksanaan salat mencakup model pakaian, seperti pemakaian peci.
“Peci kita ini kebudayaan, mau pakai atau tidak, tidak urusan. Sebenarnya bapak-ibu sekalian mau salat pakai peci atau tidak, itu tidak masalah. Bahkan mau khutbah juga tidak apa-apa. Akan tetapi, pengetahuan kolektif kita dan perasaan bersama kita, bahwa itu melekat dengan keislaman itulah kebudayaan,” jelasnya sebagaimana dilansir dari muhammadiyah.or.id.
Haedar kemudian menjelaskan bahwa jika kebudayaan tersebut ingin menjadi peradaban yang lebih tinggi, maka harus memiliki etika utama. Sesuai tugas yang diemban oleh Rasulullah Muhammad SAW, yaitu memperbaiki akhlak dan etika umat manusia, Haedar menyatakan bahwa keberagamaan umat Islam harus meluas agar dapat memberikan pencerahan bagi seluruh alam.
Dalam perspektif Muhammadiyah, Islam dianggap sebagai agama yang memberikan pencerahan dalam kehidupan. Iman dan takwa yang dimiliki oleh warga Muhammadiyah dianggap tidak dapat dipisahkan antara kehidupan dunia dan akhirat. Bagi Muhammadiyah, dunia adalah tempat berjuang dan mengumpulkan bekal untuk kehidupan di akhirat.
Wartawan: Fatan Asshidqi
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow