FGD Instruktur IMM DIY, Refleksi Surah Ali Imran: 110
YOGYA – Warga dan kader Muhammadiyah harus menerapkan prinsip-prinsip karakteri khairu ummah. Sebagaimana tertulis dalam Surah Ali Imran ayat 110 yang sering disebut sebagai ayat Muhammadiyah, di samping Ali Imran ayat 104.
Penjelasan tersebut disampaikan Niki Alma Febriana Fauzi, S.Th.I., M.Us. (Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah) dalam webinar FGD Instruktur IMM DIY, Rabu (11/8). Tema webinar “Asbabun Nuzul QS. Ali Imran: 110 dan Tafsiran Pengkaderan”.
“Secara spesifik Surah Ali Imran: 110 ini tidak memiliki asbabun nuzul mikro. Nah, menurut tafsir Ath Thabari, ayat tersebut ada kaitan dengan momen hijrah ke Madinah. Para mufassir awal, seperti Ibnu Abbas, mengatakan bahwa para ahli tafsir berbeda-beda dalam menafsirkan khairu ummah,” katanya.
Sebagian mufassir berpendapat bahwa yang disebut umat terbaik ialah mereka yang hijrah bersama Rasulullah dari Makkah ke Madinah. Sedangkan dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan pendapat terkait tafsir kontekstual khairu ummah di masa kini.
Ibnu Katsir mengatakan bahwa ayat 110 tersebut bersifat umum. Menurutnya, setiap generasi pasti memiliki kadarnya masing-masing untuk menjadi khairu ummah. Indikasi khairu ummah di masa kini dapat dilihat dari karakteristiknya. Dalam Ali Imron ayat 110 dikatakan bahwa narasi keimanan seseorang ialah setelah perbuatan ma’ruf dan larangan untuk berbuat munkar. Keimanan kepada Allah merupakan prasyarat bagi manusia untuk mendapatkan sifat-sifat kemuliaan. Sehingga iman dan amal adalah kesatuan.
Ustadz Niki juga menjelaskan pesan yang terkandung dalam ayat tersebut, yakni tentang integralitas iman dan amal. Beliau mengutip pendapat dari sebuah tafsir kontemporer karya Syaikh Mutawalli al-Sya’rawi.
“Setiap individu harus meyakini bahwa berbuat baik harus dilandasi keimanan kepada Allah. Seseorang yang berbuat baik tanpa dasar keimanan ya ndak dapat pahala dan hanya akan mendapat hal-hal yang sifatnya duniawi,” katanya.
Al-Sya’rawi mengatakan, barang siapa yang berbuat baik hanya karena ingin disebut ksatria, humanis, mendapatkan pangkat, kemuliaan, ia juga akan mendapat balasan dari orang yang mengharapkan dunia (Allah tidak akan ridha).
Berikutnya, bagi seseorang yang menuntut ilmu dan mengaku bahwa dirinya belajar dan mengajarkannya, serta membaca Al Qur’an, namun tidak berinfak di jalan Allah, maka dirinya telah berbohong. Oleh karenanya, perlu ada integralitas iman dan amal, sehingga terwujudnya khairu ummah.
Dalam Tafsir At Tanwir Muhammadiyah terdapat pesan terkait kewajiban komitmen amar ma’ruf nahi munkar sebagai kelanjutan dari komitmen pelaksanaan fungsi Islam rahmatan lil ‘alamin. Hal tersebut termaktub dalam Surah Ali Imran ayat 110-115.
Muhammadiyah dan kadernya perlu memiliki integralitas iman dan amal, kesungguhan (al-Itqan) dan konsistensi (istiqamah), serta komitmen menjalankan fungsi rahmatan lil ‘alamin. (*)
Wartawan: Afifatur Rasyidah I.N.A
Editor: Heru Prasetya
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow