Falsafah Pendidikan dan Sekolah Muhammadiyah Ala Malik Fadjar
Oleh: Abdulah Mukti
Di persyarikatan Muhammadiyah, amat sangat jarang seorang begawan mau turun gunung: niup-niup langsung sekolah dan perguruan tinggi.
Walau usianya sudah tidak tergolong muda, namun semangatnya selalu berkobar-kobar. Apalagi kalau sudah ditemani anak-anak muda Muhammadiyah.
Beliau sosok yang mudah sekali tersentuh, trenyuh, nyah-nyoh berbagi pengalaman dengan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di bidang pendidikan yang tengah sekarat dan mau mati.
Seolah mengingatkan, hal itu ketika menghidupkan kembali semangatnya menghidupkan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang dahulu dikenal dengan nama Universitas Morat Marit dan Universitas Murah Meriah. Namun karena kegigihannya itu, menjadikan Universitas Muhammadiyah Makin Maju, Universitas Maju Mapan, yang punya banyak amal usaha: pom bensin, hotel, tempat wisata, rumah sakit, dan lain sebagainya.
Bahkan, tidak hanya UM Malang saja. Beliau juga yang menghidupkan dan membenahi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) didobel rangkep. Karena ketika itu, UMS sedang colaps dan sekarang bisa terlihat berkembang pesat, bahkan menjadi universitas terbaik di antaranya karena sentuhan tangan dinginnya.
Ndobel rangkep itulah barangkali yang menjadikannya pernah menjadi Menteri Agama, Menteri Pendidikan Nasional, sekaligus pernah pula menjadi Menko Kesra (walau tidak lama).
Pengalaman getirnyalah yang ingin dibagi dengan siapapun ketika ada yang curhat mengenai ngap-ngapannya sekolah dan perguruan tinggi Muhammadiyah.
Kami, di antara salah satu yang beruntung mendapatkan kesempatan untuk dibimbing, nyantrik, dan diajari cara niup-niup sekolahan from nothing to something dan menularkannya ke sekolah-sekolah Muhammadiyah lainnya dan terbukti cespleng.
Hubungannya pun ya begawan, bapak (pakdhe), teman diskusi dan tukang laden bikin kopi dan wedangan jika ada tamu ke Srigunting hingga ndandani rumah di Srigunting dengan mendatangkan tukang. Tak terkecuali pula hingga menemani untuk blusukan ke sekolah dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) hingga berkebun ngopi serta blusukan cari buku langka.
Sebenarnya, Muhammadiyah beruntung memiliki tokoh begawan pendidikan politik yang super tangguh, lentur, luwes dan luas pandangannya. Dan yang terkadang banyak pihak, yang jika tidak mendalaminya secara mendalam akan salah terka dengan pandangannya yang kadang destruktif, konstruktif dan nakal. Tapi yang pasti beliau mrantasi dan memiliki prinsip, menjaga jarak dengan kemewahan, kesederhanaan, bahkan antiprotokoler selama menjadi menteri dan Wantimpres.
Jika berkunjung ke sekolah-sekolah Muhammadiyah — wabil khusus ke Musade Sleman — selalu hidangan wajibnya adalah kimpul, kacang godhog, gembili, singkong rebus, dan kopi hitam tanpa gula kalau pas kepengin. Oleh karena disiplin nyruput kopi hitam di waktu pagi. Kolo-kolo sore atau pas kunjungan.
Sebagian kisah secuil inilah yang sedang kami coba buat falsafah pendidikan dan sekolah Muhammadiyah ala Malik Fadjar dalam salah satu rangkaian isi buku yang sedang disusun agar menjadi inspirasi siapapun untuk tetap semangat never give up from nothing to something. Tidak hanya sekolah dan perguruan tingginya saja, akan tetapi juga Persyarikatan Muhammadiyah sesemangat etos pakdhe Malik Fadjar.
Insya Allah, di buku nanti juga akan terurai bahwasanya satu paket jika menghidupkan sekolah Muhammadiyah tercinta sejatinya menghidupkan pula persyarikatan Muhammadiyah itu sendiri.
Penasaran lebih dalam? Ditunggu dan mohon doanya ya? Sekelumit tulisan ini juga dibuat sebagai doa untuk sang begawan, tokoh Muhammadiyah, tokoh bangsa dan tokoh pendidikan: Plpakdhe Malik Fadjar. Semoga sehat kembali dari sakitnya.
Mohon doa semuanya.
Bangsa, persyarikatan Muhammadiyah, sekolah Muhammadiyah serta Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) masih membutuhkan bimbingan dan keteladanannya.
Akh… sesak dada ini ketika di tengah sakitnya berujar di telfonnya: “Dik Mukti, besok kalau saya sudah sehat lagi kita keliling-keliling sekolah Muhammadiyah tercinta dan niup-niup lagi, ya?”
Semoga Allah SWT kabulkan doa kita semua di bulan mulia Ramadhan ini. Aamiin… Aamiin… Aamiin.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow