Alumni SMA Muhammadiyah 2 Jogja Jadi Wakil Menteri, Seperti ini Sosoknya di Mata Para Guru
YOGYA – Kabinet Merah Putih di bawah Presiden RI Prabowo Subianto resmi dilantik pada Senin (21/10) di Istana Negara, Jakarta. Total ada 48 menteri dan 5 kepala badan serta 56 wakil menteri yang mengisi posisi di kabinet ini. Komposisi kabinet beragam, mulai dari politikus, pakar dan ahli, aparat TNI dan Polisi, hingga kalangan ormas.
Muhammadiyah sendiri juga turut menyumbang beberapa kader unggulannya untuk mengisi posisi sebagai menteri, wakil menteri, serta badan lembaga negara. Terutama, figur-figur penting seperti Abdul Mu’ti (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah), Raja Juli Antoni (Menteri Kehutanan), Fajar Riza Ul Haq (Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah), Fauzan (Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi), Dzulfikar Ahmad Tawalla (Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran), dan Dahnil Anzar Simanjuntak (Wakil Kepala Badan Haji dan Umrah).
Dari beberapa kader Muhammadiyah yang mendapatkan amanah di Kabinet Merah Putih, ada satu nama yang luput dari perhatian. Orang itu adalah Sulaiman Umar Siddiq yang terpilih sebagai Wakil Menteri Kehutanan dan setelah dilacak profilnya merupakan kader Muhammadiyah, bahkan pernah menempuh pendidikan di sekolah milik organisasi bentukan KH. Ahmad Dahlan itu.
Salah satu sekolah yang pernah menjadi tempatnya belajar adalah SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta (SMA Muha). Pria yang berasal dari Pagatan, Kalimantan Selatan itu merantau dari tanah kelahirannya menuju Kota Pelajar untuk belajar banyak hal soal akademik dan kepemimpinan. Ia masuk di SMA Muha pada tahun 1997 dan lulus tahun 2000, selama bersekolah menempati kelas A2 untuk belajar biologi.
Kabar mengenai alumninya yang menjadi wakil menteri membuat pihak sekolah jadi bangga dan senang. Kepala SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta, Drs. Slamet Purwo mengungkapkan rasa syukurnya atas terpilihnya Umar sebagai wakil menteri
“Kami bersyukur dan mendoakan agar (Umar-red) amanah melaksanakan tugas. Kami juga mensosialisasikan kepada siswa, guru, dan warga sekolah agar menjadikan contoh/figur alumni Muha,” kata Kepala Sekolah.
Di mata para gurunya, Umar dikenal sebagai pribadi yang kalem, tapi sangat aktif di sekolah. Terlebih, ia pernah menjadi Ketua Pimpinan Ranting Ikatan Remaja Muhammadiyah (PR IRM) SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta pada periode 1998/1999.
“Dia (Umar-red) belajarnya sangat serius dan niat, karena berasal dari Kalimantan dan belum banyak yang berasal dari sana. Dia juga tidak terpengaruh dengan kegiatan anak - anak muda yang negatif,” cerita Berkah Beno Widodo, S.Pd., Guru Biologi SMA Muha yang pernah mengajarkan Umar.
Bahkan dengan niat dan usahanya dalam belajar, saat kelulusan Umat berhasil masuk 10 besar nilai tertinggi di sekolah waktu itu. Selain itu, Umar di mata gurunya juga akrab dan baik dengan semua teman-teman serta gurunya di sekolah.
Setelah lulus dari SMA Muha, Umar pergi dari Jogja menuju Makassar untuk menempuh studi kedokteran di Universitas Muslim Indonesia. Karena jarak yang jauh, ia jarang berinteraksi dengan guru atau teman-temannya dulu. Maka, ketika ada kabar bahwa Umar terpilih sebagai Wakil Menteri Kehutanan, Beno mengaku kaget dan bangga anak didiknya bisa jadi Wakil Menteri
“Tentu, saya sangat bangga. Mungkin suatu ketika dia sedang di Jogja, kami akan hubungi dia untuk mampir dan bertemu anak - anak di sini, bercerita dan memberikan semangat kepada adik-adik kelasnya di SMA Muha,” tutur Beno.
Sebagai guru, Beno menitipkan pesan kepada anak didiknya itu untuk bekerja penuh amanah dan jujur. “Selamat diangkat menjadi wakil menteri, semoga bisa bekerja dengan penuh amanah, kejujuran, dan dedikasi tinggi untuk memajukan perhutanan di Indonesia, Paling tidak mengurangi deforestasi,” harap Beno
Selain Beno, ada satu guru yang juga pernah mengajar Umar, yaitu Dra. Endang Sri Suwarti, Guru Geografi SMA Muha. Di mata Endang, selain kalem dan aktif, Umar dikenal akan pribadinya yang tegas, tetapi juga kadang - kadang lucu, jadi tetap low profile.
“Dia juga disenangi teman - teman sekolahnya. Bahkan, saat masa orientasi siswa, dia sering dikejar oleh adik - adik kelasnya untuk minta tanda tangan, jadi idola bagi adik kelas,” kata Endang.
Ternyata, ada satu kebiasaan yang dilakukan oleh Umar ketika di sekolah, yaitu selalu pakai peci hitam. Saat itu, memakai peci di sekolah bukan hal yang umum, Umar dengan berani dan mantap dengan memakai peci yang membuat ia sering jadi olok-olokan. Namun, Umar tetap pede dan istiqomah memakai peci.
Rasa percaya diri dan istiqomahnya memang modal dasar dari kepribadiannya yang mantap, berpikir luas, dan percaya diri. Apalagi, Umar juga menjadi Ketua PR IPM, dimana untuk bisa menjadi ketua jelas tidak mudah karena ada syarat khusus yang harus dipenuhi, yaitu kedewasaan.
“Jadi, bagaimana anak - anak itu harus bisa 'ngemong' sana - sini, karena memang anak - anak remaja itu tidak semuanya bisa berpikir dewasa. Tetapi, mas Umar ini sudah terlihat dewasa, sehingga bisa 'ngemong' sana - sini,” imbuh Endang.
Tak hanya dewasa, salah satu persyaratan menjadi ketua IPM adalah cerdas. Endang menilai Umar adalah orang yang cerdas, tidak hanya dari segi akademik, tetapi juga dalam pergaulan, berorganisasi, terlebih mengorganisir anak - anak yang lingkungannya masih didominasi geng-geng anak muda.
Sama seperti Beno, ketika mendengar anak didiknya menjadi wakil menteri, Endang merasa bahagia, bersyukur, bangga, dan haru.
“Kalau anak didik kita bisa menjadi orang hebat, sebagai orang tua jelas hanya bisa ‘mbrebes mili’. Awalnya tidak menyangka langkah akhir dari anak - anak sedemikian luar biasa,” ucapnya dengan haru.
Menurutnya, apa yang dicapai oleh mas Umar ini adalah apa yang didoakan oleh para guru yang pernah mengajarnya dari SD sampai SMA, agar menjadi orang hebat dan meraih cita - cita dengan mudah. Apalagi, guru juga sebagai orang tua, sehingga doanya juga maqbul.
Sebagai guru, Endang berpesan seperti ketika menuliskan pesan sebagai wali kelas, lanjutkan langkah kalian, semoga kalian berhasil meraih cita - cita hidup dan menjadi anak panah Muhammadiyah yang handal dan memiliki integritas kepribadian yang bisa dibanggakan.
“Mudah - mudahan, amanah yang sudah diterima dengan modal sebagai ketua IPM dan alumni sekolah Muhammadiyah, Umar bisa istiqomah dalam memegang keagamaannya, dalam situasi apapun termasuk pemerintahan, ia akan istiqomah, jujur, dan amanah. itu yang kita harapkan.
“Jadi jangan sampai membuat sejarah yang kurang baik, sehingga tidak hanya menodai dirinya sendiri, tetapi juga Muhammadiyah. Asalkan terus mendekat kepada Allah, Insya Allah dia akan kuat,” tutup Endang. (*)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow