BANDUNG - Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. menyampaikan apresiasinya kepada Majelis Dikdasmen-PNF PP Muhammadiyah dan segenap panitia yang sukses menyelenggarakan OlympicAD ke-7 di Bandung.
Meskipun persiapannya dirasa cukup singkat, Mu’ti sangat menikmati acara pembukaan yang berlangsung di SOR Si Jalak Harupat, Rabu (6/3) yang menampilkan berbagai pertunjukkan seni dan musik.
“Saya mengucapkan selamat kepada Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah dan panitia yang sukses menyelenggarakan OlympicAD ke-7 di Bandung. Ini memang dipersiapkan waktunya tidak terlalu lama, tapi saya menikmati pembukaan cukup meriah dan semangat peserta membara hadir untuk mensukseskan Olympicad,” ucap Mu'ti.
Berbicara mengenai ditunjuknya Jawa Barat sebagai tuan rumah, rupanya kata Mu'ti ada keterkaitan dengan tokoh besar yang barangkali orang-orang tidak mengenal dengan baik.
Tokoh yang dimaksud pahlawan nasional Otto Iskandar Dinata, yang memiliki julukan Si Jalak Harupat, tempat yang digunakan sebagai lokasi pembukaan.
Dari riwayat hidupnya, Otto adalah kader dan pimpinan Muhammadiyah, tepatnya pada tahun 1928 ia menjadi guru dan kepala sekolah Muhammadiyah Kramat Raya. Bahkan, Otto juga mengajak seseorang dari Jawa Barat juga untuk mengajar di sekolahnya itu.
Seseorang itu nantinya akan berbakti kepada Muhammadiyah dan kelak menjadi Pahlawan Nasional. Orang itu tak lain adalah Ir Juanda
“Keduanya adalah kader, pahlawan nasional, dan putra dari Jawa Barat,” ujar Mu'ti.
Rupanya, keaktifan Otto di Muhammadiyah membuatnya aktif di politik kebangsaan, saat menjadi salah satu anggota BPUPKI dan PPKI untuk merumuskan dasar negara. Selain itu, ia juga menjadi salah satu pendiri PSSI.
“Karena itu, spirit keteladanan Otto iskandar Dinata menjadi spirit inspirasi bagi semua yang hadir berbondong-bondong jauh dari provinsi se-Indonesia mensukseskan Olympicad dengan spirit Muhammadiyah dari Otto iskandar Dinata,” lanjutnya.
Pada kesempatan ini, Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Olympicad ini ajang dimana insan pendidikan Muhammadiyah berusaha untuk meningkatkan prestasi sekaligus bersilaturahmi.
Baik yang datang jauh dari Aceh hingga Papua ke Bandung ini, menunjukkan semuanya adalah para juara dan orang yang bermental juara. Bagi Mu’ti, para generasi hebat inilah yang akan meneruskan perjuangan KH. Ahmad Dahlan, Otto iskandar Dinata, Djuanda, dan tokoh lainnya
“Kita terus tunjukkan sportifitas, fairness, semangat bahwa kita adalah insan pendidikan Muhammadiyah yang bermental juara,” jelasnya.
Menurut Mu’ti, seorang juara adalah yang menunjukkan semangat untuk maju, unggul dengan kejujuran, maju dengan keunggulan. Itulah ciri yang melekat insan pendidikan dan persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan berkemajuan.
Oleh karena itu, Mu'ti berpesan kepada seluruh peserta, baik yang menang maupun kalah untuk bisa mengambil pelajaran berharga selama berkompetisi.
*Yang tidak jadi pemenang, jangan putus asa. Apapun capaian anda, itulah keadaan dimana harus lebih baik lagi. Tidak berarti anda jadi pecundang, anda sudah hebat dan capaian awal ini untuk lebih berprestasi lagi.
Sedangkan, yang menjadi pemenang, ini bukanlah capaian yang terakhir, namun capaian awal menjadi lebih baik lagi,” pesan Mu'ti kepada semua peserta. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah & Muhammad Fajrul Falaq
Comment