Ustadz Muhammad Faizar Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah

Ustadz Muhammad Faizar Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan (Persada) UAD menyelenggarakan Tabligh Akbar Tahun Baru Islam “Momentum Hijrah Meraih Berkah”, Kamis (12/8). Sebagai narasumber adalah Muhammad Faizar Hidayatullah (Founder Arsyada Yakada Indonesia dan Provost Kokam Kabupaten Banyumas).

Diawali penjelasan tentang hijrah secara bahasa, yakni keluar dari suatu tempat ke tempat lain. Menurut Al Atsqalani dalam Kitab Fathul Bari’, hijrah berarti meninggalkan yang diharamkan Allah, bahkan juga perkara makruh yang sebisa mungkin ditinggalkan.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Ustadz MFH mengatakan bahwa di zaman kini hijrah dapat dilakukan dengan mencari lingkungan yang baik, serta hijrah dalam hati dan pikiran. Hal tersebut sangat berkaitan dengan niat seorang hamba untuk bertaubat kepada Allah SWT.

“Ingat, kalau kita berdosa lakukan perbuatan baik yang bisa menghapus dosa itu dan jangan berputus asa. Adapun orang-orang yang mendapat rahmat Allah ialah orang mukmin yang tidak berputu sasa,” jelasnya.

Ia memberikan kisah seorang pendekar dan ahli perang, yakni Abu Mihjan Ats Tsaqafi. Dikisahkan tentang usahanya bertaubat agar diterima Allah SWT.

Karena kecintaannya terhadap khamr, suatu hari Abu Mihjan berkata pada istrinya bahwa ingin dikuburkan dekat kebun anggur, agar dapat mencium wanginya. Hingga turunlah ayat tentang larangan khamr dan berhentilah ia dari minum khamr.

Penyesalan atas sikapnya membuat Abu Mihjan senantiasa berjihad perang untuk menjemput syahid. Dalam peristiwa pembebasan Persia yang dipimpin Sa’ad bin Abi Waqqash, Abu Mihjan minum khamr kembali, kemudian ia menangis dengan penyesalan luar biasa.

Usaha bertaubat membuatnya ikut berperang. Usai peperangan Allah pun memberikan taufik dan hidayah, sehingga hilanglah kebiasaan Abu Mihjan dalam meminum khamr bertahun-tahun.

Pesan dari kisah tersebut memberikan hikmah akan luasnya rahmat Allah. Sifat Maha Pemurah-Nya yang senantiasa memberikan taubat pada hamba-Nya. Sebagai hamba  Allah hendaknya jangan berputus-asa, jangan pula tertipu dengan dosa-dosa kecil.

Ustadz MFH mengajak para hadirin untuk berdakwah, karena agama Islam adalah nasihat. Dari HR Abu Daud dapat diambil ibrah, bahwa seseorang akan masuk surga karena rahmat Allah. Walaupun sudah ibadah, jangan lupa untuk muhasabah.

Muhasabah akan membuat amal ibadah diridhai Allah, serta meringankan hisab di akhirat kelak. Hijrah membutuhkan proses, oleh karenanya perlu bimbingan, guru, serta lingkungan yang baik.

“Mari kita usahakan ada amalan yang kita sembunyikan. Biarlah hanya kita dan Allah yang tahu. Bisa dengan berdzikir, puasa, shadaqah, mentadabburi Al Qur’an, dan lain sebagainya”, katanya. (*)

Wartawan: Afifatur Rasyidah I.N.A
Editor: Heru Prasetya

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow