Silaturahim ke PWM DIY, Novida dan Rini Mohon Doa Restu serta Sampaikan Visi untuk Kulon Progo
YOGYA – Calon bupati dan calon wakil bupati Kulon Progo, H. Novida Kartika Hadhi, S.T. dan Hj. Rini Indriani, A.Md. melakukan silaturahmi dan kunjungan ke Gedung Dakwah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DI Yogyakarta, Selasa (22/10) sore. Kedatangan pasangan calon (paslon) nomor urut 03 itu beserta keluarga dan timnya disambut oleh jajaran PWM dan PW 'Aisyiyah DIY.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan menggembirakan tersebut, Novida terlebih dahulu memperkenalkan dirinya sebagai calon bupati Kulon Progo yang akan berkontestasi pada pilkada di bulan November 2024 mendatang. Novida juga menyatakan dirinya sebagai kader Muhammadiyah dan pernah mengenyam pendidikan di sekolah Muhammadiyah.
"Saya lulusan SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta angkatan 94, lulus tahun 1997. Saya juga aktif di Ikatan Remaja Muhammadiyah. Istri saya juga lulusan SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta," kata putra kelahiran Kapanewon Panjatan itu.
Tentunya, sebagai kader, dirinya bersyukur bisa memperluas hubungan serta memohon masukan dari PWM DIY dalam menentukan langkah ke depan bagi Kulon Progo. Terlebih, modalnya untuk maju sebagai calon bupati adalah permasalahan di Kulon Progo.
Ia mengakui ada banyak masalah di Kulon Progo, salah satu masalah klasik yang belum selesai adalah kesenjangan antara wilayah Utara dan Selatan. Secara geografis, Utara tidak dapat akses dan jarang tersentuh, dibandingkan selatan yang dapat banyak akses, karena dilalui oleh jalur Pantai Selatan dan terdapat Bandara Internasional Yogyakarta (YIA)
"Maka, komitmen kami menghilangkan dikotomi Utara dan Selatan. Harapannya pembangunan dilakukan dengan seadil-adilnya. Kami agak prihatin, karena Kulon Progo adalah pintu gerbang DIY, tapi seakan hanya kelihatan di punggung, justru tertinggal jauh dari Bantul dan Gunungkidul," ujar Novida.
Maka, ke depannya ia ingin Kulon Progo maju, dengan visi membangun Kulon Progo melibatkan elemen masyarakat, termasuk Muhammadiyah. Ada beberapa hal yang menjadi fokus utamanya, pertama pendidikan terutama di tingkat dasar.
Novida menekankan untuk fokus pada lima aspek pendidikan dasar, yaitu karakter, kebangsaan, keagamaan, budaya, dan kepemimpinan. Terkait hal ini, ia mempercayakannya kepada masyarakat dan berharap Muhammadiyah bersama ormas lainnya bisa ikut terlibat.
"Kita tidak ingin generasi muda jadi asosial, maka terkait pengajaran agama dan budaya, bisa melibatkan tokoh masyarakat dan ormas, salah satunya Muhammadiyah. Apalagi, Muhammadiyah telah memberikan pendidikan terbaik kepada putra - putri Kulon Progo," ungkap Novida.
Kemudian, pertanian juga menjadi fokus utama, terutama membuat industri ketahanan pangan berbasis modern. Apalagi, tahun 2024-2025, Kulon Progo difokuskan menjadi daerah ketahanan pangan.
Meski siap untuk hal itu, tetapi masalahnya adalah apakah generasi muda mau atau tidak untuk jadi petani? Untuk itu, kata Novida, konsep pertanian modern sangat dibutuhkan. "Beberapa daerah di Kulon Progo sudah melakukan sistem tersebut, dan insya Allah gairah anak muda bisa naik di pertanian, karena caranya mudah dan tidak serumit cara tradisional," ujarnya.
Sementara itu, Rini Indriani selaku calon wakil bupati sekaligus mewakili aspirasi perempuan berharap adanya kolaborasi dengan 'Aisyiyah melalui program pemberdayaan perempuan menuju kemandirian untuk membantu ekonomi keluarga. Menurutnya, dengan perempuan menjadi mandiri akan membantu menambah penghasilan keluarga.
"Karena 51 persen warga Kulon Progo adalah perempuan, artinya aspirasi perempuan harus diperjuangkan mulai dari sekarang. Supaya program pemberdayaan perempuan ini berjalan, jadi kami mohon bimbingan dari Aisyiyah untuk turut aktif peran serta dalam (pemberdayaan perempuan) ini," harap Rini.
persyarikatan ini rumah sekaligus tenda bagi kader yang ingin menyumbangkan kemampuan dan aspirasinya. Harapannya kader di setiap daerah bisa memberikan aspirasi dan kontribusi untuk negeri dan daerahnya masing-masing.
Menanggapi apa yang disampaikan paslon Novida dan Rini, Ketua PWM DIY M. Ikhwan Ahada mengapresiasi visi dan langkah untuk memajukan Kulon Progo. Beliau menilai, kesadaran menjadi modal penting. "Karena menjadi titik tolak apa yang harus dikerjakan dan memang masalah ini komplek dan bagian dari disrupsi era modern dan membaur dengan masalah agama dan masyarakat," jelas Ikhwan.
Di sisi lain, sebagai organisasi, Muhammadiyah memiliki sikap menjaga silaturahmi dan kedekatan dengan semua pihak, terutama dengan kekuatan partai politik dan ormas keagamaan. Serta menjadi rumah besar bagi seluruh kader yang ingin berdiaspora di semua lini, termasuk politik dan pemerintahan.
"Kami sangat berbahagia kader kami berdiaspora berusaha dan punya kepekaan yang luas atas persoalan yang dihadapi bersama. Kami PWM DIY berdoa agar Pilkada di DIY berjalan aman dan tertib, agar terpilih kader persyarikatan yang mumpuni sehingga amanah tertunaikan," pungkas Ikhwan. (*)
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow