Sekolah Pelajar Bergerak PD IPM Kulon Progo Bertema “Amore e Studente”

Sekolah Pelajar Bergerak PD IPM Kulon Progo Bertema “Amore e Studente”

Smallest Font
Largest Font

KULON PROGO – Beberapa waktu lalu Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) DIY melaksanakan Musyawarah Wilayah (Musywil). Kini beberapa Pimpinan Daerah IPM (PD IPM) mulai mempersiapkan Musyawarah Daerah (Musyda), tidak terkecuali PD IPM Kulon Progo. Sebagai salah satu semarak Musyda, sebuah acara bernama Sekolah Pelajar Bergerak bertema “Amore e Studente” diadakan pada tanggal 6-8 Agustus 2021.

Tema yang diambil dari Bahasa Italia itu memiliki arti “Cinta dan Pelajar”. Menurut Yusril Ahmad Alfikri, Ketua Umum PD IPM Kulon Progo, tema ini dipilih untuk mengajak para pelajar kembali memaknai cinta secara lebih luas.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Cinta itu kan fitrah manusia, tapi gimana cara mengelolanya. Semoga acara ini dapat menambah semangat kita untuk berproses dan ber-progress,” tuturnya dalam sebuah sambutan. Kegiatan ini merupakan kolaborasi dari bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP), Advokasi, serta Ipmawati.

Terdapat kurang lebih 58 orang tergabung dalam grup WhatsApp kegiatan ini. Peserta yang hadir pada hari pertama cukup beragam dari berbagai daerah. Selain dari dalam DIY, seperti Kulon Progo dan Kota Yogyakarta, ada juga peserta dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Tititri Ari Kurnia, Ketua Panitia Sekolah Pelajar Bergerak yang oleh para panitia lain disapa ‘Ibu Kepala Sekolah’, menyampaikan, “PD IPM Kulon Progo jadi tambah relasi baru dari temen-temen IPM di luar Kulon Progo, bahkan DIY.”

Pada hari pertama, dihadirkan materi berjudul “Bolehkah Kuungkapkan Lebih Dulu?” yang diisi Khoironi Zamzami Rahmi. Perempuan yang akrab disapa Zami ini adalah Sekretaris Bidang Ipmawati PD IPM Kulon Progo.

Ia mengawali materi dengan berbicara soal wujud ketertarikan yang sering muncul, khususnya di antara laki-laki dan perempuan. Materi pun dilanjutkan dengan pembahasan gender dalam perspektif budaya dan agama. Zami juga menambahkan contoh-contoh kisah cinta yang terdapat dalam Al Qur’an dan hadits, seperti cerita hubungan Nabi Yusuf as dengan Zulaikha, Nabi Muhammad SAW dengan Khadijah ra, serta Nabi Muhammad SAW dengan ‘Aisyah ra.

Sebagai kesimpulan, Sekretaris Bidang Ipmawati itu menyampaikan bahwa mengungkapkan perasaan kita kepada seseorang itu dibolehkan. Namun, perlu mempertimbangkan tiga hal, yakni 1) apakah sudah waktunya?, 2) apakah sudah mampu?, dan yang terakhir 3) apakah sudah ada bekal ilmu?. Jika kesemua itu jawabannya belum, maka yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan diri sebaik mungkin.

Setelah penyampaian materi selesai, terdapat forum group discussion (FGD) dimana para peserta dibagi menjadi dua kelompok diskusi dan setelah itu dilanjutkan dengan penutupan. (*)

Wartawan:  Ahimsa
Editor: Heru Prasetya

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow