Program Biopori Mahasiswa KKN UAD Bantu Warga Atasi Permasalahan Sampah

Program Biopori Mahasiswa KKN UAD Bantu Warga Atasi Permasalahan Sampah

Smallest Font
Largest Font

YOGYA - Sampah rumah tangga merupakan salah satu masalah lingkungan yang signifikan di Indonesia, terutama sampah organik yang tidak dikelola dengan baik. Menyadari hal ini, Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) menginisiasi program biopori sebagai solusi pengelolaan sampah organik di masyarakat. 

Adalah kelompok KKN Alternatif unit I.A.2 periode 91 yang menjalankan program biopori ini di kampung Tompeyan, Tegalrejo, Yogyakarta. Program yang dilaksanakan pada 15 Mei 2024 ini bertujuan untuk mengurangi masalah lingkungan dan kesehatan yang ditimbulkan oleh penumpukan sampah organik. 

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Program ini diisi dengan sosialisasi, workshop praktis, dan pendampingan berkelanjutan untuk memastikan masyarakat mengerti dan konsisten dalam mengelola biopori. Kerjasama dengan pemerintah lokal juga dilakukan untuk memperluas jangkauan program. Dampak positif dari program ini terlihat dari peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah organik dan perbaikan kondisi lingkungan di wilayah yang menerapkan biopori.

Biopori sendiri adalah lubang yang dibuat di dalam tanah dengan diameter sekitar 10-30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm. Lubang ini berfungsi untuk meningkatkan daya serap air dan mengolah sampah organik menjadi kompos. Teknik biopori sangat efektif dalam mengurangi genangan air serta meningkatkan kualitas tanah, yang pada gilirannya dapat mengurangi risiko banjir dan memperbaiki struktur tanah. 

Manfaat program biopori bagi lingkungan dan masyarakat sangat beragam. Pertama, biopori membantu mengurangi genangan air dengan meningkatkan infiltrasi air ke dalam tanah. Kedua, teknik ini mengelola sampah organik seperti sisa makanan dan daun menjadi kompos yang bermanfaat bagi tanah. Ketiga, biopori dapat meningkatkan kesuburan dan struktur tanah, serta mengurangi emisi gas rumah kaca dari pembusukan sampah di tempat pembuangan akhir. Dengan demikian, program ini tidak hanya memberikan solusi bagi pengelolaan sampah organik tetapi juga mendukung kelestarian lingkungan. 

Sariman selaku penggiat lingkungan di desa tompeyan mengatakan bahwa Yogyakarta saat ini sudah darurat sampah yang karena sampah rumah tangga. Maka, menurutnya, setiap warga harus bertanggung jawab atas sampahnya sendiri. Oleh karena itu, pemerintah membuat program atas pengelolaan sampah rumah tangga sendiri melalui program biopori ini. 

“Harapannya dari program biopori ini dapat mengulangi populasi sampah yang sedang menjadi masalah di Yogya pada saat ini,” kata Sariman.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow