Pesan Nur Ahmad Ghojali kepada Dai Pelajar Muhammadiyah: Tetap Berbaur dan Dengarkan Masyarakat
YOGYA - Sebanyak 53 pelajar Muhammadiyah DI Yogyakarta diterjunkan untuk menjadi mubaligh hijrah dalam program Dai Pelajar Muhammadiyah. Selama 6 hari nanti, dari tanggal 13 sampai 18 Maret 2024, para pelajar dari 22 SMA/SMK/MA Muhammadiyah se-DIY ini akan akan berkolaborasi dengan masyarakat dalam rangka menggerakkan kegiatan dakwah di masjid Muhammadiyah selama Ramadhan.
Program ini mendapatkan apresiasi dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY. Dr. Nur Ahmad Ghojali, M.A. selaku wakil ketua menyampaikan program Dai Pelajar Muhammadiyah dalam menyemarakkan bulan Ramadhan ini, terlebih tahun ini merupakan angkatan pertama yang diterjunkan.
“Karena ini menjadi program perdana, jadi PWM DIY beri apresiasi walaupun hanya pada tiga PCM, yaitu Pleret, Dekso, dan Minggir. Memang belum bisa mewarnai seluruh PCM, namun demikian saya kira program PWM Majelis Tabligh dan Dikdasmen juga sudah bagus untuk menerjunkan mubaligh hijrah dari dai-dai pelajar,” kata Ghojali, Rabu (13/3).
Pada kesempatan ini, Ghojali berpesan kepada para dai pelajar agar menjaga nama baik persyarikatan, karena memang lingkungan di mana mereka tinggal atau saat bersekolah tentu berbeda dengan lingkungan yang sekarang ditempati. Mungkin saja nantinya akan ada hal-hal yang tidak pas dengan kondisi yang biasanya terjadi.
“Maka, jangan sampai kemudian mencaci, menghina, ataupun mengejek hal-hal yang kemudian tidak pasti tersebut. Jadi, dengan tutur kata yang baik, sopan santun, dan mengedepankan akhlakul karimah,” pesannya.
Meskipun, para dai ini sudah menjadi seorang yang alim dan punya ilmu, tapi juga tetap belajar sebagai muta'alliman serta mendengarkan mustaminan. Mengingat banyak para sesepuh dan para tokoh masyarakat yang mungkin memberikan masukan atau wejangan, maka harus didengarkan.
Tak lupa juga, Ghojali berpesan kepada para dai pelajar untuk menjadi muhibban atau orang yang senang. Artinya, kegiatan-kegiatan selama 6 hari itu harus dilakukan dengan senang hati dan jangan sampai terpaksa.
“Kalau senang hati itu, maka (kegiatan) apapun itu nggak terasa sampai waktu sudah habis. Tapi kalau terpaksa, 6 hari itu rasanya lama,” tuturnya.
Di samping itu juga, yang terpenting dalam program Dai Pelajar ini, mereka harus bisa saling menghargai dan menghormati perbedaan lingkungan atau budaya di tempat bertugas. Maka, para dai pelajar harus bisa berbaur dengan masyarakat dan budaya yang ada, selain juga memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat perihal kehidupan beragama selama Ramadhan di tahun ini. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow