News

News

MediaMU.COM

May 1, 2024
Otomatis
Mode Gelap
Mode Terang
Breaking
Demam Timnas, 200 Titik Pimpinan dan Amal Usaha Muhammadiyah Gelar Nobar PCIM Tiongkok Gelar Kajian Syawal Bersama Din Syamsuddin, Kuatkan Dakwah Melalui Diaspora Timnas Indonesia Kalah Atas Uzbekistan, Haedar Nashir Beri Semangat: Kalian Pahlawan Bangsa Tanpa Mahkota! Ramai Gelar Nobar Timnas U-23, Dosen UMY Beri Penjelasan Begini Rektor Berharap PSHW UMY Jadi Kebanggan Pemuda dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Amanatkan Jaga Tradisi Syawalan, Haedar Nashir: Identitas Kita Sebagai Bangsa Haedar Nashir Tegaskan Muhammadiyah Netral dalam Politik, Ingatkan Semua Pihak Berintrospeksi Atasi Perubahan Iklim, MLH PP Muhammadiyah Tanam 1000 Pohon Mangrove Timnas U-23 Indonesia Kalahkan Korsel di Piala Asia, PP Muhammadiyah Beri Apresiasi Menang Lewat Adu Penalti lawan Korsel, Indonesia Satu Kaki Menuju Olimpiade 2024 Babak I Perempat Final Piala Asia U-23: Indonesia Unggul 2-1 atas Korea Selatan Inilah Doa untuk Mengharap Kemenangan Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia PP Muhammadiyah Apresiasi Sikap Kenegarawanan Anies dan Ganjar Haedar Nashir: Indonesia Harus Dibangun dengan Pemikiran Moderasi dan Multi Perspektif Pasca Putusan MK, Abdul Mu'ti Apresiasi Sikap Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud FLC PWM DIY dan SDN Karangsari Kolaborasi Tingkatkan Motivasi Belajar Anwar Abbas Harap Muhammadiyah-NU Bersatu Hadapi Peralihan Peradaban Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Minta Semua Pihak Hormati Putusan MK Inilah Makna Syawalan Bagi Cabang Ranting dan Masjid Berkemajuan Sukses di DPD RI, PWM DIY Siapkan Kader-kader Terbaiknya di Pilkada Serentak

Panti Lansia Muhammadiyah dengan Tetap Birul Walidain

Foto: detik.com

BANTUL – Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi dengan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) tertinggi di Indonesia. Sampai-sampai ada pendapat yang mengatakan “Orang-orang yang cari duwit di Jakarta atau kota-kota lain memilih Yogyakarta jadi tempat tinggal di masa tua.”

Menurut Muhammad Rifa’at Adiakarti Farid, S.Sos., M.A, Ketua Divisi Pelayanan Lansia Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, Yogyakarta juga dinyatakan sebagai kota paling ramah lansia.

Fakta ini ia sampaikan saat menjadi salah satu narasumber dalam acara Pelatihan Pendamping Lansia oleh Pusat Layanan Lansia Terpadu Muhammadiyah, Sabtu (25/11), di Gedung Tabligh Institute Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Kasihan, Bantul.

Kegiatan ini adalah kerja sama Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia (LKSLU) dengan Lazismu PWM DIY dan Pusat Studi Dinamika Sosial Universitas Ahmad Dahlan (UAD.

Mengangkat tema “Lansia Mandiri, Sejahtera, dan Bahagia”, perlatihan dibagi dalam tiga sesi. Rifa’at menjadi narasumber pada sesi awal. Selanjutnya, materi dari Solikhah, SKM, M.Kes. Dr.PH. (Sekretaris Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah DIY) dan Rochana Ruliyandari, S.E., M.Kes. (Ketua Pusat Studi Dinamika Sosial UAD).

Rifa’at menerangkan bahwa saat ini Muhammadiyah memiliki 22 panti di DIY. Namun, seluruhnya cenderung mewadahi anak-anak yatim. Belum ada wadah yang dapat melayani kebutuhan lansia.

Meski begitu, Muhammadiyah telah memiliki program Muhammadiyah Senior Care dimana terdapat kegiatan berbasis komunitas bagi lansia yang dilaksanakan di sejumlah titik seperti Kalibawang, Mlati, Sanden, dan sebagainya. Kegiatannya antara lain pengajian dan senam.

Ia juga menyampaikan bahwa, Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah sepakat membuat panti di Bangunjiwo, Kasihan. Ini diperuntukkan untuk melayani para lansia sekaligus biro konsultasi keluarga. Sejauh ini, rencana ini masih diproses.

Pendirian panti wreda itu, imbuh Rifa’at, bukan dimaksudkan untuk memisahkan lansia dari keluarganya. “Bukan tidak mendorong birul walidain,” jelasnya. Program ini diarahkan bagi para lansia telantar dimana memang tidak ada keluarga yang dapat merawat.

Materi kedua disampaikan Solikha yang merupakan Sekretaris Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA). Ia menjelaskan arti lansia menurut UU No. 13 tahun 1998 yang berarti seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.

Lansia selama ini identik dengan orang yang sudah tidak berdaya. Tapi jika dilihat lagi ternyata banyak dari mereka yang masih aktif dan produktif. Solikha menyebutkan di antaranya Wakil Presiden saat ini, K.H. Ma’ruf Amin, dan Presiden 2004-2014, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Tapi, “Banyak lansia yang masih perlu bantuan,” katanya.

Terdapat tiga masalah utama yang dialami mereka yakni masalah pendidikan, kesehatan, serta ketenagakerjaan.

Salah satu yang disebutkan Solikha adalah penyakit Alzeimer alias pikun yang diderita oleh 1 dari 10 orang Indonesia yang berumur lebih dari 65 tahun. Di antara ciri-cirinya adalah sering bertanya dan bercerita hal yang sama berulang kali dan sulit fokus. Selain itu, ada juga penyakit demensia dimana terdapat perubahan pada otak.

Untuk mengurangi risikonya, terdapat beberapa saran yakni melakukan olahraga rutin, mengupayakan pola hidup sehat, melatih otak untuk tetap aktif, mendorong berpikir positif, serta mengajak beraktivitas. “Beberapa lansia disarankan masuk ke komunitas lansia agar banyak kegiatan,” tuturnya.

Sebagai saran bagi yang merawat lansia, Solikha memberikan tiga masukan, yaitu meningkatkan kesehatan mereka, melakukan upaya pencegahan untuk kontrol berkala, serta mengoptimalkan fungsi mental dengan memberikan bimbingan rohani.

Sedangkan Rochana Ruliyandari cenderung mengupas tips-tips praktikal dalam mendampingi lansia.

Yang utama, dosen yang akrab disapa Ruli itu menyatakan, “Namanya konselor, kita harus sabar dengan segala keluhan.” Sebagaimana menghadapi anak kecil, seorang pendamping lansia perlu menjauhi kata “jangan” karena itu akan mempengaruhi sikap seorang lansia.

Kondisi psikologis lansia sangat perlu dipahami pendampingnya, seperti adanya perasaan kesepian yang muncul. “Ada orang tua yang lebih memilih di panti jompo, karena di panti jompo ada yang diajak ngobrol,” tuturnya.

Sejalan dengan materi sebelumnya, Ruli menyatakan bahwa tujuan keperawatan lansia ini dapat membantu meningkatkan kesehatan, mencegah dari penyakit, serta mengoptimalkan fungsi mental.

Salah satu hal yang ditekankan Ruli adalah hikmah dari pendamping. “Utamanya, saya bisa memetik pahala. Nggak perlu jauh-jauh di panti asuhan atau kemana,” katanya. Mendampingi lansia seperti orangtua atau mertua adalah sumber pahala yang sudah disediakan cuma-cuma. (*)

Wartawan: Ahimsa W. Swadeshi
Editor: Heru Prasetya

Comment

Your email address will not be published

There are no comments here yet
Be the first to comment here