Obituari Sucahyono Putro, Ndan Kokam Tempel

Obituari Sucahyono Putro, Ndan Kokam Tempel

Smallest Font
Largest Font

YOGYAKARTA — Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Mungkin, itu ungkapan yang tepat untuk mengenang Allahuyarkham Kang Sucahyo Putro, Komandan Kokam Tempel Sleman, Relawan Muslim dan Ketua PAN Tempel yang meninggal dikarenakan sakit di RS Aisyiyah Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, Senin (1/2/2021) pukul 15.00 WIB.

Dalam kenangan Juang Mahron, anggota Kokam Tempel dan Relawan Muslim, yang selama ini banyak berinteraksi dengan almarhum, dalam berkegiatan almarhum biasa dipanggil Pak Cahyo. “Dengan panggilan akrab babe, mbah Cahyo atau ndan Cahyo,” ungkap Juang Mahron.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Bagi Juang, Mbah Cahyo adalah teladan di dunia Kokam dan kerelawanan. “Semangatnya tak pernah padam, meskipun harus berjuang sampai titik penghabisan sekalipun,” paparnya.

Sudah tak terhitung berapa kali Juang Mahron melaksanakan giat bersama almarhum Sucahyo Putro.

Di Kokam Marcab (Markas Cabang) Tempel dan  Marda (Markas Daerah)  Sleman, Ndan Cahyo adalah pemimpin sekaligus pengayom yang patriotik. Terbukti, ketika berkegiatan seragam doreng Kokam-nya selalu melekat dengan penuh kebanggaan diikuti anggota-anggotanya yang setia.

Di Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PDM Sleman, Babe Cahyo adalah “kemanusiaan” itu sendiri. “Hidup hanya sesaat, maka harus selalu bermanfaat,” begitu yang selalu diungkapkan Babe Cahyo.

Itulah salah satu motivasi Babe Cahyo menjadi relawan. “Pokoknya kalau ada kegiatan relawan, saya dikabari ya, Mas,” itu selalu dikatakan Sucahyo Putro, yang sejauh apapun dia selalu berusaha ikut.

Terjauh, Mbah Cahyo pernah ditugaskan sampai Lombok. Pada saat itu sedang terjadi gempa. Pergi ke Lombok bahkan sampai dua kali.

Salah satu idenya yang sangat luar biasa adalah terbentuknya Relawan Tempel. Juga termasuk cita-cita beliau yang akhirmya dapat terwujud: ambulanMu.

Di Ambulan Muhammadiyah, Mbah Cahyo adalah teladan tentang pentingnya bersedekah. “Mas, saya bukan orang mampu secara finansial, tapi saya kepingelin bersedekah,” katanya.

Dengan tenaga yang dimilikinya, Sucahyo Putro selalu meringankan beban orang sakit. Dan masih banyak lagi kebaikan-kebaikan beliau.

Sementara itu, di mata Komandan Kokam Sleman, Marwan Hamid, sosok Sucahyo Putro yang akrab dipanggil Babe,  adalah seorang senior di Kokam Sleman sekaligus Komandan Kokam Cabang Tempel.

“Serasa baru kemarin kita kumpul di kajian Kokam Sleman, kini telah dipanggil Sang Khalik,” papar Marwan Hamid, yang berdoa semoga Allaahuyarkham husnul khotimah, dilapangkan kuburnya dan dijauhkan dari siksa kubur serta mendapatkan ampunan dan rahmat Allah SWT.

“Keluarga yang ditinggal diberikan ketabahan dan keikhlasan,” lanjut Marwan Hamid.

Bagi Marwan, semangat Mbah Cahyo harus diteruskan untuk membesarkan Muhammadiyah. (*\)

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow