Muhammadiyah with You #317: Memaafkan untuk Sehatkan Jiwa

Muhammadiyah with You #317: Memaafkan untuk Sehatkan Jiwa

Smallest Font
Largest Font

YOGYA – Di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang tidak menentu dan tidak jelas kapan berakhirnya, penting bagi kita terus meningkatkan emosi positif agar jiwa menjadi sehat dan tenteram. “Salah satunya dengan belajar untuk memaafkan,” kata Diana Setiyowati, S.Psi, dalam Pesantren Covid Muhammadiyah: Muhammadiyah With You #317, Selasa (3/8), dengan tema “Memaafkan sebagai Bentuk Terapi untuk Menyehatkan Jiwa”.

Diana Setiyowati menjelaskan, kalau manusia merupakan makhluk individu dan sosial, yang berarti bisa berdiri sendiri dan juga selalu membutuhkan bantuan orang lain. Ada kalanya ketika menjalin hubungan dengan orang lain pernah mengalami kejadian tak menyenangkan.

Advertisement
Scroll To Continue with Content

“Sehingga muncul suatu respon dalam bentuk emosi negatif, seperti marah, benci, sakit hati dan dendam,” papar Diana. Hal tersebut menimbulkan berbagai pernyataan negatif seperti tiada maaf bagimu, kenapa aku bisa begini, atau aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri.

Padahal, persoalan utamanya bukanlah masalah yang sebenarnya mengganggu individu, tetapi lebih kepada cara pandang terhadap masalah tersebut

Diana menguraikan masalah dimaksud, antara lain terdapat suatu tantangan yang harus dihadapi agar hidup lebih menarik. “Kadang suatu hal dianggap sudah selesai tetapi ternyata belum berakhir, kemudian munculnya sikap melawan keyakinan dengan pertahanan diri, sampai bersikap menyerang orang lain,” katanya.

Karena itulah, manajemen masalah sangat diperlukan dengan melalui sebuah proses. Yaitu, melalui penekanan (represi), mengungkapkan (ekspresi), dan melepaskan atau memaafkan (letting go). “Dari sini, memaafkan sangat diperlukan untuk dapat menghilangkan emosi negatif dalam diri manusia,” ungkap Diana.

Ia juga mengaitkannya dengan Al Qur’an Surat Asy Syura ayat 40, yang intinya adalah untuk memaafkan mereka yang berbuat jahat dan selalu berbuat baik.

Proses memaafkan tersebut antara lain membalut sakit hati, meredakan kebencian, mengupayakan penyembuhan diri sendiri, dan berjalan bersama untuk dapat menyelesaikan masalah yang dialami.

Cara yang dilakukan sangat sederhana. Pertama, fokus pada diri sendiri, amati, dan munculkan apa yang dirasakan. Kedua, berusaha mengakui perasaan dalam diri. Ketiga, bersedia melepaskan semua yang dirasakan. Keempat, bersedia memaafkan orang tersebut. Kelima, tanyakanlah pada diri untuk waktunya. Keenam, kalau bisa ulangi proses ini sesering mungkin.

“Jika hal sederhana ini selalu dilakukan, insya Allah diri kita akan bersih dan akan merasakan ketenangan,” ucap Diana. (*)

Wartawan: Dzikril Firmansyah Atha Ridhai
Editor: Affan Safani Adham

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow