Melalui AUM Bertaraf Internasional, Haedar Harap Dakwah Muhammadiyah Sentuh Kaum Elit
MALANG – Muhammadiyah, yang selama ini telah fokus pada pelayanan kepada kelompok miskin dan terpinggirkan, kini menyoroti perlunya memberikan perhatian pada kelompok elit agar mereka juga dapat merasakan manfaat dari Muhammadiyah.
Hal ini dikemukakan Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, pada Rabu (21/2) di Malang dalam peluncuran Pondok Pesantren Modern Abdul Malik Fadjar.
Menurutnya, meskipun Muhammadiyah telah berhasil merakyatkan sekolah-sekolahnya, tidak boleh dilupakan bahwa masih ada kelompok elit yang belum tersentuh oleh dakwah Muhammadiyah, yang dapat membuat mereka semakin jauh dari Islam.
Haedar menekankan pentingnya pendirian sekolah elitis dan fasilitas kesehatan yang berskala internasional oleh Muhammadiyah. Meskipun kapasitas ini ada, namun belum dimanfaatkan secara maksimal dan memerlukan pola pikir progresif yang otentik.
“Memang harus ada sekolah elitis, dan harus ada rumah sakit bertaraf internasional. Dan Muhammadiyah mampu untuk itu,” kata Haedar dilansir muhammadiyah.or.id.
Dia menjelaskan bahwa pandangan pelayanan untuk kelompok elit ini tidak terlepas dari awal berdirinya sekolah-sekolah Muhammadiyah, yang dipicu oleh kritik terhadap ketertinggalan pendidikan Islam pada masa itu. Kiai Dahlan, pendiri Muhammadiyah, menganggap bahwa pendidikan Islam pada saat itu terlalu tradisional dan tidak memberikan ruang bagi pengetahuan selain ilmu agama.
Meskipun lembaga-lembaga pendidikan pesantren memainkan peran penting, Kiai Dahlan menyadari kekurangan dalam pendidikan Islam tradisional. Oleh karena itu, dia mendirikan institusi pendidikan berbentuk madrasah yang lebih modern.
Haedar menegaskan bahwa pesantren yang didirikan oleh Muhammadiyah bukanlah pesantren dengan pemikiran lama, tetapi lebih mengadopsi konsep pendidikan Islam modern yang mampu menggabungkan iman, akhlak, dan kemajuan pemikiran progresif Islam.
Saat ini, dengan adanya ratusan pondok pesantren Muhammadiyah, Haedar Nashir menekankan perlunya menghindari keberadaan pesantren yang berlebihan seperti jamur di musim hujan. Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa pesantren Muhammadiyah harus tetap bergerak maju sesuai dengan era modern, bukan sekadar melakukan revivalisme karena kekhawatiran terhadap kemajuan zaman.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow