Libur Akhir Tahun, Ibu-ibu Aisyiyah Kota Yogya Kemah Bareng
SLEMAN - Hari libur Natal dan Tahun Baru Masehi ini dimanfaatkan oleh sejumlah kader ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta dengan mengikuti kegiatan Kemah Kader #3 yang diadakan oleh Majelis Pembinaan Kader (MPK) Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta.
Kegiatan ini rupanya mampu menarik atensi dari kader ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta. Terbukti, 71 peserta mengikuti Kemah Kader #3, dengan sebagian pesertanya adalah ibu-ibu yang ‘rehat sejenak’ dari urusan rumah tangga. Di samping juga ada beberapa kader muda ‘Aisyiyah dari Nasyiatul ‘Aisyiyah, IMM dan IPM yang ikut untuk menambah wawasan serta jaringan.
Kemah Kader ini merupakan inovasi dari bentuk perkaderan yang dikembangkan secara kreatif untuk menarik simpatisan ataupun anggota ‘Aisyiyah muda agar mengikuti proses perkaderan.
Berbagai upaya inovatif seperti ini sangat dibutuhkan untuk kelangsungan perjuangan ‘Aisyiyah di masa kini untuk masa depan yang lebih cerah dan mencerahkan. “Serta meningkatkan kuantitas dan kualitas kader Aisyiyah yang berkemajuan untuk dakwah melintas batasan peserta,” kata Ketua MPK PDA Kota Yogyakarta, Zeni Hernawati, M.Pd.
Sepakat dengan Zeni, Ketua PDA Kota Yogyakarta Rowiyah, S.Ag. berharap kegiatan Kemah Kader ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para peserta. Karena menurutnya ini nikmat langka yang tidak semua orang atau anak muda punya kesempatan untuk hadir di tempat ini.
Tak lupa juga Rowiyah mengapresiasi MPK yang mampu membuat inovasi kegiatan perkaderan seperti ini. Keberadaan MPK sangat penting sebagai manifestasi dari proses penggemblengan di kawah candradimuka untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kader. Tanpa adanya MPK, mustahil terbentuk bibit-bibit kader yang berkualitas dan berkemajuan.
"Kemah kader ini sebetulnya Baitul Arqam. Baitul Arqam itu salah satu program utama dalam perkaderan di Muhammadiyah atupun di Aisyiyah. Tetapi dengan kondisi zaman yang seperti ini, kemudian MPK mempunyai pemikiran kreatif yang biasanya konvensional, dikemas menjadi kegiatan menarik," paparnya.
Tak lupa juga, ia menyampaikan kunci sukses kegiatan perkaderan. Yaitu, inovasi, adaptasi, dan sinergi - kolaborasi.
Inovasi, seperti yang diketahui, acara atau kegiatan harus dikemas dengan sebuah gerakan yang menarik. Adaptasi berarti suatu kegiatan harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Lalu, kegiatan bisa terlaksana dengan baik jika ada sinergi kolaborasi bersama pihak-pihak lain.
Senada dengan Rowiyah, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta Edi Sukoco, S.Kep.Ns. menyambut baik diadakannya kegiatan Kemah Kader ini untuk meningkatkan kualitas kader.
Ia menilai saat ini pimpinan butuh kader-kader ‘Aisyiyah yang militan. Meskipun jumlah kadernya sedikit tapi berkualitas itu luar biasa, tapi kalau bisa kuantitasnya juga harus meningkat.
Edi menjelaskan kader itu harus memiliki pengetahuan ideologi Muhammadiyah yang luas dan tajam. "Kader itu harus punya ideologi Muhammadiyah yang kuat. Dengan punya ideologi yang kuat, maka dia bisa menyatukan teman-teman yang lain menjadi kader yang berkualitas," tegasnya.
Kemah Kader #3 berlangsung selama dua hari, Ahad dan Senin (24-25/12) di Bumi Perkemahan Jaka Garong, Turi, Sleman. Selama dua hari ini, para peserta akan mendapatkan materi Peneguhan Ideologi Muhammadiyah bersama Hendra Darmawan, S.Pd., M.A, Peneguhan Ideologi Aisyiyah oleh Bunda Siti Zulaikhah, Fiqih Wanita dari Dr. Hj. Siti Aisyah, M.Ag, dan Membangun Keluarga Sakinah dari Hj. Mismah Kasim, M.A. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow