KKN Mubaligh Hijrah PWM DIY Usai, Warga Harap Bisa Lanjut di Luar Ramadhan

KKN Mubaligh Hijrah PWM DIY Usai, Warga Harap Bisa Lanjut di Luar Ramadhan

Smallest Font
Largest Font

BANTUL - Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mubaligh Hijrah dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DI Yogyakarta ternyata memiliki dampak bagus dalam dakwah langsung kepada masyarakat.

Selama ini KKN yang sering disamakan dengan kegiatan mahasiswa turun ke desa desa dan membuat aktifitas fisik, seperti membuat pagar, mengecat pos ronda, membuat plangisasi atau membuat gapura dan kegiatan edukasi lain kepada masyarakat--lebih mengena dengan program dakwah dibalut KKN. Masjid menjadi pusat kegiatan mahasiswa dan jama'ah serta remaja masjid lebih dekat dan akrab dan mudah melakukan edukasi serta motivasi dalam dakwah. 

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Sebagaimana disampaikan oleh wakil Ketua PWM DIY Ridwan Furqoni, M.P.I., program mubaligh hijrah dan disentralkan di masjid-masjid lebih memiliki nilai dakwah dan lebih memudahkan menyerap aspirasi dan kondisi umat.

"Alhamdulillah sangat efektif dan sangat mungkin dilanjutkan diluar bulan Ramadhan," katanya. 

Sebagai contoh, mahasiswa dari UNISA Jogja. mereka selama 25 hari menjadikan masjid Al Ikhlas Kuden Siti mulyo Piyungan Bantul sebagai pusat kegiatan. Terlebih di masjid tersebut ada kamar yang bisa dipakai untuk menginap dengan fasilitas lengkap, termasuk adanya Wi-Fi masjid. 

Ada 5 mahasiswa Universitas 'Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta yang ikut KKN Mubaligh Hijrah tahun 1445 H, yaitu: Muhammad Ibnu Hajar Al Haetami berasal dari Pandeglang Banten, Rizqi Ramdhan (Brebes), Faliqul Isbakh Annaba (Banjarnegara), Nala Ratih (Magelang), dan Nurul Hafizah dari (Lubuklinggau).

Mereka bermukim pada 11 Maret s.d. 4 April 2024, dengan banyak membuat aktivitas bersama takmir, remaja masjid, panitia Ramadhan masjid Al Ikhlas dan komunitas muda mudi. Lara laki-laki tidur di komplek masjid, sedangkan perempuan di rumah seorang tokoh yang sangat dekat dengan masjid. Terbukti, akhirnya benar-benar menjadikan masjid lebih hidup dan banyak aktivitas kreatif dan kekinian. 

Program membuat peta dakwah jama'ah sungguh memberikan fungsi bagaimana mengetahui kondisi, karakter dan kenyataan kehidupan sehari-hari para jama'ah. Iwan Setiawan, M.S.I , Dosen Pembimbing UNISA menyempatkan mengunjungi dan diskusi dengan para mahasiswa bagaimana memudahkan program dakwah dapat berjalan lancar dan menyatu dengan jama'ah dan masyarakat umumnya.

Ia mengatakan, mahasiswa harus bisa menyerap aspirasi jama'ah dan warga tentang bagaimana mengamalkan ajaran Islam yang sesuai syari'ah, sebagaimana dipraktikkan di Muhammadiyah. "Dakwah harus bisa dirasakan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan solusi," kata Iwan yang juga Wakil Ketua PWM DIY. 

Ketua Takmir Masjid Al Ikhlas Kuden H.Heri Sutanto, S.Pt., M.M menyampaikan rasa terima kasihnya, karena masjid menjadi sentral kegiatan mahasiswa KKN mubaligh hijrah tahun ini, dengan hrapan tahun depan ada lagi dan semakin banyak.

Bahkan dia berharap kegiatan KKN yang selama ini berjalan bisa menggunakan masjid sebagai Sentral kegiatan mahasiswa sebab lebih mudah menyatu dengan masyarakat dan terbuka.

"Takmir sangat terbantu dengan kehadiran mahasiswa KKN," kata Takmir yang juga alumni MM UMY ini. Begitu juga dengan Dukuh Kuden, Iswahyudi juga mengapresiasi adanya mahasiswa KKN yang menggunakan masjid sebagai basis kegiatan dan markas. 

Sementara itu, Ketua LPMD Kuden H. Taufik Ridwan sangat berharap mahasiswa KKN harus memiliki tradisi dialog dan berkolaborasi dengan jama'ah dalam banyak hal sehingga mahasiswa memiliki modal besar utk terjun ke masyarakat. Pembuatan peta dakwah dan bisa diupdate setiap saat sangat perlu agar memudahkan takmir melakukan pemetaan dalam pelayanan dan dakwah. 

Kedepan, sangat mungkin KKN yang diterjunkan oleh kampus menggunakan masjid sebagai markas, tidak harus ke rumah dukuh atau perorangan. Artinya di setiap masjid harus dilengkapi dengan fasilitas fasilitas pendukungnya, diantaranya kamar tidur, kamar mandi yang bersih dan lain-lain.

"Agar menjadi kebiasaan, bahwa masjid adalah central kegiatan warga dan keinginan untuk mewujudkan tagline dimasjid hatiku terkait lebih mudah," tandasnya. (*) 

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow