Ketua LPO PP Muhammadiyah: Budaya Olahraga Masih Belum Dikemas Apik
YOGYA - Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada periode 2022-2027 telah memiliki beberapa lembaga baru. Salah satunya Lembaga Pengembangan Olahraga (LPO) yang mana merupakan pecahan dari Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO).
Kehadiran LPO diharapkan mampu mengembangkan olahraga sebagai media dakwah persyarikatan. Sekaligus menggerakkan masyarakat, terutama warga Muhammadiyah, untuk membudayakan hidup sehat dengan berolahraga.
Memang sebelum adanya LPO, budaya olahraga di sudah ada di Muhammadiyah. Hanya saja, masih belum dikemas secara apik. “Dengan hadirnya Lembaga Pengembangan Olahraga, masing-masing wilayah mulai menggeliatkan olahraga,” kata Ketua LPO PP Muhammadiyah, Dr. Gatot Sugiharto, S.H., M.H,
Salah satu cara kegiatan olahraga dikemas secara apik, seperti yang ditunjukkan para pelari dari RunnerMu, ketika mengadakan Fun Run & Walk 20,24 Km pada Ahad (31/12). Menurutnya, kegiatan semacam ini adalah wujud dari implementasi mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga. Artinya, masyarakat bisa berolahraga menyesuaikan dengan hobinya.
Gatot juga merujuk kepada UU Sistem Keolahragaan Indonesia, bahwa olahraga itu dibangun atas dasar tiga fokus. Pertama, olahraga pendidikan, hal itu dilaksanakan di lembaga pendidikan Muhammadiyah, dimana mempunyai 22 program studi olahraga di 72 Perguruan Tinggi Muhammadiyah seluruh Indonesia.
Selain itu Muhammadiyah juga sudah mulai bergeliat di kelas khusus olahraga. “Ini juga kami dorong untuk mengembangkan olahraga termasuk juga prodi-prodi olahraga di Perguruan Tinggi Muhammadiyah," lanjutnya.
Kedua, ada olahraga prestasi dimana dari LPO akan mengembangkan sentra-sentra pembinaan prestasi yang ada seluruh wilayah Indonesia. Apalagi olahraga Muhammadiyah itu juga mulai bergeliat, seperti yang ditunjukan di SEA Games Kamboja tahun 2023, dimana banyak kader Muhammadiyah menyumbangkan emas untuk kontingen Indonesia, khususnya di cabang olahraga pencak silat banyak dari Tapak Suci
Di ajang tersebut, ada satu olahraga lokal yang juga diikuti atlet Tapak Suci, yaitu Kun Bukator yang merupakan beladiri asli Kamboja. Pada cabang olahraga itu, ternyata ia malah berhasil membawa pulang medali emas. Selain itu, cabor lainnya juga seperti sepak bola, atletik, dan lainnya ikut memberikan emas untuk Indonesia
“Artinya, olahraga Muhammadiyah itu sebenarnya bagus. Maka, ke depan pembinaan dalam sentra pembina masing-masing wilayah itu akan kita akan kita tumbuhkan secara terus-menerus,” papar Gatot.
Lalu, terakhir dan yang penting olahraga masyarakat. Artinya masyarakat bisa berolahraga sesuai dengan hobinya. Kegiatan Fun Run RunnerMu ini salah satu sarana supaya dakwah persyarikatan bisa mengarah ke komunitas olahraga.
“Semoga ini akan terus berkembang dan saya berharap dibudayakan dan diwadahi nanti komunitas-komunitas macam RunnerMu dan lainnya,” tutur Wakil Rektor UAD Bidang Kemahasiswaan dan Alumni tersebut. (*)
Wartawan: Dzikril Firmansyah
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow